Ariyo Wahab ikut membintangi film ‘Pembantaian Dukun Santet’, yang diadaptasi dari thread X karya Jeropoint. Ariyo mengungkapkan alasannya tertarik bermain dalam film bergenre horor tersebut.
“(Alasan mau bermain di film ini), banyak plot twist-nya satu, terus misterius, terus banyak teka tekinya. Jadi, action-nya ada, terus dramanya juga ada, air matanya juga ada. Terus ketawanya, lucunya juga ada,” tutur Ariyo Wahab di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (5/5).
Dalam film horor produksi Pichouse Films bekerja sama dengan MD Pictures ini, Ariyo berperan sebagai Bagas, salah satu ustadz di pesantren. Ia bertugas memberikan pengajaran agama kepada santri-santri yang menimba ilmu di pondok.
Untuk mendalami peran Ustadz Bagas, sebelum syuting dimulai, Ariyo terlebih dahulu menjalani reading, workshop, dan banyak berdiskusi dengan sutradara tentang perannya tersebut.
| Baca Juga: Masih Ditahan, Nikita Mirzani Muncul di First Look Film ‘Syirik’
“Di sini memang ada beberapa ustadz, tentang film pesantren, dan effort-nya ya semuanya kan ada workshop-nya. Jadi, semuanya berdasarkan dari workshop saja dan yang disetujui sama sutradara, akhirnya kami memainkan yang diinginkan oleh sutradara,” ujar Ariyo.
Diakuinya, ada tantangan tersendiri dalam memerankan karakter ustadz, terutama dalam hal membaca ayat-ayat Al-Quran. Ariyo merasa dirinya perlu mempelajarinya secara serius.
“Tantangannya kalau baca ayat-ayat Al-Quran, maksudnya, paling nggak sebagai ustadz bacanya harus benar kan, nah itulah yang kami pelajari. Maksudnya kalau ada part-part yang kami dapatin ayat itu kami bacanya benar-benar pelajar,” ungkap vokalis band The Dance Company itu.
Ariyo mengatakan selama proses syuting, dirinya tidak didampingi langsung oleh ustadz atau pemuka agama. Meski demikian, dia dan para pemain lainnya saling belajar bersama supaya bisa membawakan peran secara maksimal.
“Kemarin (pendampingan dari ustadz beneran) nggak ada sih. Kami hanya belajar sama-sama aja,” kata pria kelahiran Jakarta, 1 Juli 1974 itu.
| Baca Juga: Chicco Jerikho Belajar Main Biola di Film Terbaru ‘Perang Kota’
Pemeran Slamet dalam film ‘Bahwa Cinta Itu Ada’ itu juga menambahkan, ‘Pembantaian Dukun Santet’ sangat berbeda dengan film-film horor lainnya. Ia menyebut film yang disutradarai oleh Azhar Kinoi Lubis tersebut sangat misterius dan menantang penonton untuk menebak akhir cerita.
“Istilahnya banyak teka-teki, jadi memang nggak banyak film horor yang kebaca ceritanya, ini nggak kebaca. Justru itu yang membuat film ini menyeramkan. Jadi bukan sekadar horor biasa, banyak misteri yang harus dipecahkan memang semua mencurigakan. Banyak respons dari penonton ‘ini siapa ya yang menjadi dalang pembunuhan’ dan film itu harus nggak ketebak,” ujar pelantun lagu ‘Cinta’ itu.
Selain Ariyo Wahab, Teuku Rifnu Wikana juga memerankan sosok ustadz di lingkungan pesantren tersebut. Rifnu mengungkapkan bahwa ia tidak mengalami kendala berarti dalam menghidupkan karakter Ustadz Ridwan.
Bekal ilmu agama yang dimilikinya sejak kecil, melalui pendidikan di madrasah serta pembelajaran mengaji dan Bahasa Arab, sangat membantunya dalam mendalami peran tersebut.
| Baca Juga: Pengisi OST, Rossa Juga Debut Akting di ‘Tak Ingin Usai di Sini’
“Saya berperan sebagai Ustadz Ridwan, ustadz yang sangat baik, yang berupaya menjaga pesantren agar terkendali, tidak ada kerusakan baik itu karakter anak-anaknya,” ungkap pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, 3 Agustus 1980 itu.
Namun, Rifnu menyoroti satu aspek menarik sekaligus menantang dari karakter Ustadz Ridwan, yaitu sisi misteriusnya. Baginya, tantangan terletak pada bagaimana memainkan peran yang dapat memunculkan berbagai asumsi di benak penonton sepanjang alur cerita.
“Ustadz Ridwan ini penuh tanda tanya, memainkan itunya yang sulit,” ungkap pemeran Kelana dalam film ‘Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta’ itu.
Rifnu juga menuturkan, film ini tidak hanya menyajikan kengerian pembantaian, tetapi juga merefleksikan kondisi sosial dan politik yang melatarbelakangi tragedi tersebut. Ia berharap film ini dapat menjadi pengingat sejarah agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
| Baca Juga: Reza Arap Debut Sutradara Lewat Film ‘Harusnya Horor’
Sutradara Azhar Kinoi Lubis mengungkapkan bahwa film ‘Pembantaian Dukun Santet’ digarap sejak setahun lalu.
“Tidak hanya memberi hiburan, tapi film tersebut juga ingin mengedukasi masyarakat. Bukan hanya menghibur, tapi juga ada premis yang bisa kita pelajari. Karena peristiwa ini sangat dikenal, bukan hanya di kalangan Indonesia, tapi juga internasional. Film ini tidak akan menjadi sesuatu yang luar biasa tanpa kru dan para aktor yang juga sangat luar biasa,” ujar Kinoi.
Dengan latar cerita tahun 1990-an, film tersebut menyoroti seorang santri bernama Satrio (Kevin Ardilova) yang tinggal dan belajar di sebuah pondok pesantren di Jawa.
Satrio merupakan salah satu santri yang menjadi saksi pembantaian yang dilakukan oleh kelompok orang bertopeng berpakaian serba hitam terhadap empat gurunya.
Sekelompok orang tersebut mengincar orang-orang yang dianggap sebagai dukun santet. Bahkan, orang-orang yang bukan dukun, seperti para guru, ikut dituduh dan dibunuh tanpa adanya pembelaan diri.
Kejadian teror dan fitnah ini menyebar luas ke masyarakat hingga ke penghuni pondok pesantren. Banyak santri, baik putra maupun putri, meninggal menjadi korban, termasuk para ustaz hingga kyai tertinggi di pondok itu.
Rasa saling curiga pun muncul di antara santri hingga ustadz terkait siapa aktor pembunuhan semena-mena itu. (*)