Nama Naykilla semakin mencuri perhatian di tengah geliat musik Tanah Air. Single ‘Garam dan Madu’ memang menjadi lagu yang cukup populer di platform TikTok.
Kini, penyanyi muda tersebut terlibat dalam proyek bertajuk ‘Honey Sweet Compilation’, sebuah album kolaborasi dari para musisi muda yang tengah naik daun di Indonesia.
Album itu menjadi ajang pembuktian Naykilla sebagai salah satu talenta muda paling menjanjikan saat ini.
Keterlibatan Naykilla dalam album tersebut bukan tanpa alasan. Namanya tengah melambung lewat single ‘Garam dan Madu’, kolaborasi bersama Tenxi dan Jemsii yang viral di media sosial dan sukses menembus lebih dari 110 juta streaming.
| Baca Juga: Alasan Miris Luna Maya-Maxime Bouttier Pilih Akad Nikah Disiarkan Live
Lagu tersebut menjadi representasi bagaimana musik bisa merangkum luka, rindu, dan harapan dalam satu paket harmonis.
“Ini lebih dari sekadar album kompilasi. Buat aku pribadi, Honey Sweet Compilation adalah bentuk nyata bahwa suara kita, anak muda, punya ruang dan didengar,” ungkap Naykilla saat ditemui dalam sesi perilisan album, Selasa (6/5).
Album itu juga menjadi ajang kolaborasi lintas genre dan karakter. Di dalamnya, selain Naykilla, ada sederet nama lain seperti Anangga dan Suisei lewat single ‘Attached’, Batas Senja dengan sentuhan folk mereka dalam lagu ‘Nanti Kita Seperti Ini’, hingga Rizwan Fadilah alias Njan yang membawa warna melancholic khasnya.
Tak kalah menarik, ada Dewanda Pratama, finalis Indonesian Idol yang memperkuat dinamika vokal di album tersebut dengan ciri khas suara emasnya.
| Baca Juga: Taskya Namya Didoakan Segera Menikah di Momen Siraman Luna Maya
Salah satu elemen paling unik dalam Honey Sweet Compilation adalah kehadiran Beboli, karakter penyanyi virtual berbasis AI dari G Studios yang berani menginterpretasikan ulang ‘Garam dan Madu’ dalam versi remix electronic dance.
Sentuhan itu membuat lagu semakin segar dan enerjik, memperluas audiens tanpa kehilangan esensi awal.
Naykilla sendiri mengakui bahwa proses penggarapan proyek itu begitu emosional. “Aku bisa bilang ini kayak diary yang disuarakan. Ada rasa manis, pahit, asin, semua diramu jadi satu dalam 10 track yang masing-masing punya cerita kuat.”
Bukan hal yang mudah membuat kompilasi dari begitu banyak warna musik, tapi Honey Sweet Compilation berhasil menyatukan semuanya dalam sebuah narasi besar, “merayakan suara generasi baru”.
Di tengah banyaknya rilisan musik setiap pekan, album tersebut tampil sebagai penanda bahwa kolaborasi bisa menjadi kekuatan baru dalam industri yang terus berubah.
“Harapanku, orang-orang bisa denger dan ngerasa bahwa mereka nggak sendiri. Lagu-lagu di sini mungkin bisa jadi teman buat yang lagi jatuh, atau yang lagi jatuh cinta,” tutupnya. (*)