Arya Saloka Dihantui Rasa Bersalah di Film ‘Dendam Kelam Malam’

12 hours ago 4
 Bayu/Nyata)Rilis poster film horor terbaru 'Dendam Kelam Malam'. (Foto: Bayu/Nyata)

Arya Saloka kembali menunjukkan kualitas aktingnya di layar lebar lewat film thriller terbaru, ‘Dendam Kelam Malam’. Dalam film itu, Arya memerankan Jefri, seorang pria yang terseret dalam pusaran perselingkuhan dan pergulatan batin yang kelam.

Menghidupkan karakter Jefri bukan hal mudah bagi Arya. Ia mengaku peran tersebut memberikan tantangan baru, terutama dalam menggambarkan pergulatan emosional yang penuh rasa bersalah.

“Bukan karakter yang bisa dicerna hanya dengan sekali baca naskah. Ada banyak lapisan yang harus saya pahami,” ungkap Arya saat peluncuran trailer ‘Dendam Kelam Malam’ di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan pada Sabtu (26/4).

| Baca Juga: 7 Tahun Vakum, Harry Dagoe Kembali dengan Film Horor ‘Terikat Jalan Setan’

Salah satu momen yang paling membekas bagi Arya adalah saat pertama kali melihat poster film tersebut yang memperlihatkan karakter Sofia (diperankan Marissa Anita) terbungkus dalam kantong jenazah.

“Perasaan pertama saya, ini berat. Bukan cuma jalan ceritanya, tapi juga atmosfernya,” ujar Arya.

Disutradarai oleh Danial Rifki, ‘Dendam Kelam Malam’ juga menghadirkan akting dari Marissa Anita, Davina Karamoy, hingga aktor Malaysia Bront Palarae. Arya mengenang pentingnya sesi reading sebelum syuting, yang menjadi fondasi membangun chemistry antar pemain.

“Reading itu momen buat bertukar pikiran. Setelah syuting dimulai, tinggal jalani saja. Justru tantangan sesungguhnya adalah mencari pengalaman baru setelah proyek ini selesai,” ucapnya.

| Baca Juga: Andy Lau dan Oho Ou Terjebak Intrik Politik Uang di ‘A Gilded Game’

Film itu adaptasi resmi dari film Spanyol ‘El Cuerpo’ (2012) karya Oriol Paulo. Dengan tema misteri kriminal yang penuh ketegangan, ‘Dendam Kelam Malam’ siap menghantui bioskop Indonesia mulai 28 Mei 2025.

Lebih dari sekadar thriller biasa, film tersebut mengupas bagaimana hubungan manusia bisa berubah menjadi medan konflik berbahaya ketika rahasia, ambisi, dan pengkhianatan saling bertabrakan dalam satu ruang. (*) 

Read Entire Article
Kerja Bersama | | | |