Gunakan Vape Selama 12 Tahun, Pria Ini Alami Serangan Jantung

6 hours ago 2

Pria asal Kentucky, Amerika Serikat, Jacob Temple, terkena serangan jantung dan mengalami kerusakan paru-paru akibat kecanduan vape alias rokok elektrik sejak usia 12 tahun.

Pria berusia 24 tahun itu awalnya mengira vape adalah alternatif yang lebih aman dibanding rokok konvensional. Namun, kenyataannya berbeda.

Karena kebiasaan buruknya itu, Temple merasa memiliki paru-paru seperti pria berusia 70 tahun. Kondisi tersebut diibaratkannya seperti bernapas melalui sedotan.

| Baca Juga : Hasil Tes Urine Jonathan Frizzy, Tersangka Kasus Vape Ilegal

“Saya sekarang memiliki paru-paru seperti pria 70 tahun. Semua saluran udara kecil di paru-paru saya mengalami jaringan parut permanen. Saya tidak akan pernah bisa bernapas secara normal lagi seumur hidup saya,” ujarnya lewat TikTok, dikutip dari Daily Mail pada Selasa (1/7/2025).

Dalam penjelasannya, Temple mengungkapkan gejala awal berupa batuk berkepanjangan dan sakit perut hebat. Ia juga mengalami keringat dingin saat tidur hingga akhirnya harus menggunakan nebulizer untuk bertahan hidup.

“Saya mengalami serangan jantung kecil saat masih terhubung ke mesin EKG. Saya baru 24 tahun hal itu seharusnya tidak terjadi,” katanya.

| Baca Juga : Perokok Vape Meningkat, Amankah dari Risiko Kanker Paru-Paru?

Dokter menemukan tingkat oksigen dalam darah Temple hanya 80 persen, jauh di bawah ambang normal. Dampak dari kebiasaan vape telah membuat paru-parunya tak lagi mampu mengembang dan mengempis secara optimal.

Kondisi tersebut membuat Temple menyesali kebiasaan buruknya. Pria yang berprofesi sebagai pelukis itu pun memperingatkan pengguna vape untuk berhenti agar tidak terkena serangan jantung dan mengalami kerusakan paru-paru, seperti yang ia alami.

“Ini pengumuman layanan publik untuk siapa pun yang masih menggunakan rokok elektrik itu untuk menghirup udara beraroma. Berhentilah. Sebelum kebiasaan itu merenggut nyawa Anda,” tuturnya.

Kisah Temple menambah daftar panjang kasus kesehatan serius akibat penggunaan vape di kalangan anak muda.

| Baca Juga : Profil Bro Jabro, Selebgram Malang yang Meninggal Karena Vape

Data terbaru menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga remaja usia 16–18 tahun di Inggris rutin menggunakan vape, meskipun angka perokok konvensional menurun.

Sebagai upaya untuk mengendalikan penyebaran rokok elektrik di kalangan remaja, pemerintah Inggris melarang penjualan vape sekali pakai per 1 Juni 2025. Hanya vape yang dapat diisi ulang dan memiliki koil pengganti yang masih diizinkan beredar.

Meski vaping diklaim lebih aman daripada merokok karena tidak menghasilkan karbon monoksida, para pakar kesehatan tetap memperingatkan risiko jangka panjang.

Penelitian menunjukkan zat kimia dalam vape dapat menyebabkan peradangan paru-paru bahkan dalam waktu singkat.

“Vaping kronis dari bahan kimia ini dapat menyebabkan dampak kesehatan paru-paru yang serius dalam jangka panjang,” dokter spesialis paru-paru dari AS, Cecile Rose. (*)

Read Entire Article
Kerja Bersama | | | |