Animo penonton Indonesia terhadap film horor yang tinggi direspons oleh Virgo Putra Film dan 786 Productions Rumpi Entertainment dengan menghadirkan ‘Mangku Pocong’, sebuah film yang diangkat dari kisah nyata seorang penjual nasi goreng di Jawa Tengah yang warungnya dikenal selalu ramai.
Film itu mengisahkan tentang dua kakak beradik, Hendri (Jevan Nathanio) dan Nurul (Ajeng Fauzia), yang memiliki kenangan buruk di masa kecil. Mereka baru kembali ke kampung halaman setelah ayah mereka, Mardi (Indra Pacique), meninggal dunia.
Kondisi ekonomi yang sulit membuat mereka berusaha menghidupkan kembali bisnis rumah makan keluarga yang telah lama tutup. Namun, upaya itu mendapat penolakan dari keluarga besar.
Di tengah usaha mereka, Hendri dan Nurul mulai merasakan adanya kejanggalan dalam keluarga, terutama setelah serangkaian teror pocong mulai mengancam nyawa mereka.
| Baca Juga: Dunia Dongeng Jadi Mimpi Buruk, Ini Bocoran ‘Aladdin’ Versi Horor
Sutradara ‘Mangku Pocong’, Chiska Doppert, menjelaskan bahwa film itu tidak hanya mengandalkan efek kejut (jump scare), tetapi juga memuat nilai-nilai spiritual, kekeluargaan, serta pesan tentang kewaspadaan terhadap godaan materi yang bisa membawa petaka.
“Film ini ingin mengajak penonton untuk lebih waspada terhadap hal-hal yang terlihat positif tapi memiliki niat jahat di baliknya,” tutur Chiska Doppert di Citra Xperience XXI, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (17/4).
Chiska mengatakan, “film ‘Mangku Pocong’ diangkat dari kisah yang benar-benar terjadi di sebuah kota di Indonesia, namun karena kita sudah sepakat dengan masyarakat di kota tersebut untuk tidak menyebutkan di mana kisah ini pernah terjadi.”
Selain menghadirkan teror dan ketegangan, Mangku Pocong juga mengangkat isu budaya dan mitos seputar pesugihan, praktik spiritual yang dipercaya sebagian masyarakat sebagai jalan pintas menuju kesuksesan.
“Lewat film saya ingin mengajak penonton untuk lebih bersabar dalam membangun sebuah usaha tanpa harus menggunakan pesugihan,” ujar Chiska.
| Baca Juga: Tiga Ratu Horor Adu Akting di Film ‘Jalan Pulang’
Melalui film ini, Chiska ingin menyampaikan pesan moral tentang pentingnya doa dan kesungguhan dalam membangun usaha.
Chiska menjelaskan bahwa film ini tidak hanya sekadar menyajikan horor, tapi juga konflik dalam sebuah keluarga. “Ini bukan hanya soal hantu atau pesugihan. Ini tentang warisan, keluarga, dan harga yang harus dibayar ketika memilih jalan pesugihan demi ambisi,” tegasnya.
Cerita di Balik Layar Lebih Horor
Film yang mengambil lokasi syuting di bangunan kuno peninggalan Belanda berusia ratusan tahun di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, ternyata juga menyimpan kisah mistis di balik layar, terutama bagi para pemainnya.
Jevan Nathanio, aktor muda berusia 19 tahun, mengaku sempat tidak sadarkan diri saat melakukan adegan dengan mengenakan kain kafan menyerupai pocong.
| Baca Juga: Trauma, Jessica Iskandar Pernah Jadi Korban Pelecehan Dokter Kulit
“Para kru film dan pemeran lainnya bilang saya mengalami kesurupan selama beberapa menit. Kebetulan saat itu scenenya peran yang saya mainkan sedang menjalani ritual Mangku Pocong. Saat itu posisinya Henry dan Pak Mardi lagi dipocongin, dan aku enggak tahu kenapa saat itu tiba-tiba bisa dibilang aku nggak sadar. Tiba-tiba saat sadar, pemain alinnya bilang kalau aku dan Pak Pacique kesurupan selama kurang lebih satu jam. Katanya sih aku tiba-tiba berdiri dan melakukan gerakan seperti pencak silat. Hingga syutingnya dihentikan sementara. Setelah magrib, baru bisa mulai syuting lagi,” ujar Jefan.
Kejadian tersebut diperkuat oleh Indra Pacique yang berperan sebagai Pak Mardi.
“Cerita tentang film ini memang lebih horor di balik layarnya daripada film ini. Karena memang nuansanya horor banget. Memang ada kejadian Jefan dan Saya (kerasukan) waktu itu. Sedikit bocoran saja, waktu itu entah saya bisa bahasa Jawa Kuno. Nuansanya memang agak beda dibandingkan beberapa film yang pernah saya ikuti juga. Di sini benar-benar kejadian nyata. Bahkan karena banyaknya kejadian yang saya alami selama syuting, saya sempat skip juga saat adegan saya mau dikubur. Saya bilang, ‘jangan saya deh yang dikubur. Yang lain aja.’ Hingga waktu itu pakai peran pengganti untuk adegan yang dikubur, karena saya nggak mau.”
Pengalaman serupa juga dialami oleh Samuel Rizal yang juga sempat mengalami kejadian mistis saat syuting.
“Syuting dini hari, kerasukan, sampai mendadak berbicara dengan bahasa Jawa Kuno, itu pengalaman yang nggak akan saya lupakan,” ungkapnya. (*)