Musim liburan sering kali dianggap sebagai waktu yang penuh kebahagiaan, kehangatan keluarga, dan perayaan. Namun, bagi banyak orang, masa itu justru dapat menjadi sumber stres dan kecemasan.
Tekanan sosial, ekspektasi tinggi, hingga perubahan rutinitas dapat memicu kecemasan yang mengganggu kesehatan mental. Lantas, bagaimana cara menghadapinya?
Menurut berbagai sumber, kecemasan musim liburan adalah bentuk stres yang muncul akibat tekanan dan ekspektasi selama musim perayaan. Berbeda dari stres sehari-hari, kecemasan ini sering kali disebabkan oleh faktor-faktor unik yang berkaitan dengan tradisi dan kewajiban sosial.
| Baca Juga: Terjerat Kasus, 4 Artis ini Rayakan Lebaran 2025 di Balik Jeruji
Penyebab Kecemasan
Beberapa faktor yang dapat memicu kecemasan selama musim liburan antara lain:
- Ekspektasi Sosial dan Budaya
Di Indonesia, Idul Fitri identik dengan tradisi mudik, berkumpul dengan keluarga besar, serta berbagi rezeki. Tekanan untuk menjalani Lebaran “sempurna” sesuai harapan keluarga dan masyarakat bisa menjadi beban tersendiri.
2. Tekanan Finansial
Biaya mudik, membeli oleh-oleh, memberikan THR kepada keluarga, serta biaya perayaan sering kali menjadi sumber kecemasan, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan finansial.
3. Dinamika Keluarga
Berkumpul dengan keluarga besar bisa menjadi momen yang menyenangkan, tetapi juga dapat memunculkan ketegangan, terutama jika ada konflik lama yang belum terselesaikan atau ekspektasi dari anggota keluarga yang sulit dipenuhi.
4. Jadwal yang Padat dan Kelelahan
Selama Ramadan hingga Lebaran, aktivitas menjadi lebih padat—mulai dari menyiapkan makanan, menghadiri undangan buka puasa, hingga silaturahmi ke banyak tempat. Hal ini bisa membuat tubuh kelelahan dan mental menjadi terbebani.
| Baca Juga: 4 Zodiak Dermawan, Paling Royal Berbagi THR Saat Lebaran
5. Pertanyaan Sensitif dari Keluarga
Di Indonesia, pertemuan keluarga besar sering disertai dengan pertanyaan-pertanyaan seperti “Kapan menikah?”, “Sudah punya anak belum?”, atau “Kerjanya sekarang di mana?”. Pertanyaan ini bisa menjadi pemicu kecemasan bagi sebagian orang.
6. Kesepian dan Rasa Kehilangan
Bagi mereka yang kehilangan orang terkasih, tidak bisa mudik, atau harus merayakan Idul Fitri sendirian, perasaan sepi dan nostalgia bisa menjadi lebih kuat selama momen ini.
7. Perbandingan Sosial di Media Sosial
Unggahan tentang Lebaran yang mewah, perjalanan mudik, atau kebersamaan keluarga di media sosial bisa memicu perasaan tidak puas atau merasa kurang dibandingkan orang lain.
8. Kemacetan dan Stres Perjalanan
Mudik adalah tradisi khas Lebaran di Indonesia, tetapi perjalanan panjang, macet berjam-jam, serta keterlambatan transportasi umum bisa menjadi sumber stres yang besar.
| Baca Juga: Lebaran Tetap Sehat: Resep Kue Kering Cokelat Rendah Kalori
Cara Mengatasi Kecemasan
Untuk menjaga kesehatan mental selama liburan, berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan:
1. Prioritaskan Aktivitas yang Bermakna
Fokus pada kegiatan yang benar-benar membawa kebahagiaan, seperti bersilaturahmi dengan orang terdekat, berbagi dengan yang membutuhkan, atau beribadah. Tidak perlu merasa terbebani untuk menghadiri semua undangan atau mengikuti semua tradisi jika justru membuat stres.
2. Sederhanakan Rencana Perayaan
Tidak perlu memaksakan perayaan yang mewah atau mengikuti semua tradisi dengan sempurna. Lebaran tetap bisa bermakna meskipun dilakukan secara sederhana dan sesuai kemampuan.
3. Bijak dalam Mengonsumsi Makanan
Makanan khas Lebaran seperti opor, rendang, dan kue kering memang menggoda, tetapi konsumsi berlebihan bisa berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental. Makanlah dengan seimbang dan penuh kesadaran agar tetap merasa nyaman.
4. Tetapkan Harapan yang Realistis
Tidak semua momen Lebaran akan berjalan sesuai harapan. Ada kemungkinan lelah karena perjalanan mudik, keuangan yang terbatas, atau bahkan konflik kecil dalam keluarga. Terimalah ketidaksempurnaan sebagai bagian dari pengalaman.
| Baca Juga: Inspirasi Outfit Hari Raya dari Para Desainer Sambut Lebaran 2025
5. Kelola Waktu dengan Baik
Jangan terlalu memaksakan diri menghadiri banyak acara dalam waktu singkat. Sisihkan waktu untuk beristirahat agar tubuh dan pikiran tetap segar.
6. Gunakan Teknik Relaksasi
Jika merasa stres atau kewalahan, cobalah tarik napas dalam-dalam, istirahat sejenak, atau lakukan ibadah dengan lebih khusyuk sebagai bentuk refleksi diri dan ketenangan batin.
7. Tetapkan Batasan Keuangan
Lebaran sering kali identik dengan pengeluaran besar, mulai dari mudik, THR, hingga belanja kebutuhan Hari Raya. Buatlah anggaran yang sesuai dengan kondisi finansial agar tidak merasa terbebani setelah liburan berakhir.
8. Terima Ketidaksempurnaan dengan Lapang Dada
Tidak perlu membandingkan perayaan sendiri dengan orang lain. Nikmati Lebaran apa adanya, baik sederhana maupun meriah, karena esensinya tetap sama: kebersamaan dan kebahagiaan.
9. Kurangi Penggunaan Media Sosial
Terlalu banyak melihat unggahan orang lain yang terlihat “sempurna” di media sosial bisa menimbulkan rasa tidak puas atau membandingkan diri sendiri. Fokuslah pada momen nyata dan kebahagiaan bersama orang-orang terdekat.
10. Jangan Ragu Mencari Dukungan
Jika merasa cemas, stres, atau kewalahan, berbicaralah dengan orang terdekat seperti keluarga atau teman. Jika perlu, konsultasikan dengan profesional untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut. (*)
Jangan ketinggalan berita terhangat lainnya di Tabloid Nyata Cetak! Setiap minggu, kami hadir dengan edisi terbaru yang penuh dengan kisah eksklusif, berita selebriti terkini, dan cerita inspiratif.
Dapatkan Tabloid Nyata Cetak dengan mudah! Klik link di sini untuk pemesanan via marketplace.