Road to Recovery Surabaya, 20 Tahun Dampingi Penyintas Kanker Payudara

1 month ago 25
 Nyata/Nadiah Sekar)dr. Ario Djatmiko dan Ambarwati dari komunitas kanker payudara Road to Recovery Surabaya (RRS) (Foto: Nyata/Nadiah Sekar)

Keberadaan komunitas kanker payudara sangat dibutuhkan, terutama bagi mereka yang baru saja divonis mengidap penyakit tersebut. Untuk itulah Road to Recovery Surabaya (RRS) hadir.

Komunitas ini telah lama hadir di tengah masyarakat. Pada Minggu, 25 Mei 2025, RRS merayakan ulang tahun ke-20 mereka.

Ambarwati, Ketua Komunitas Road to Recovery Surabaya, mengatakan bahwa kehadiran mereka bertujuan untuk memberikan dukungan bagi para penyintas yang membutuhkan

“Kita di sini itu berbagi. Berbagi motivasi, menginspirasi teman-teman, terutama pejuang yang baru saja tahu (soal vonis kanker payudara),” ujarnya kepada Nyata.

Tidak hanya menjadi wadah bagi para pejuang kanker payudara. Salah satu kegiatan utama mereka adalah memberikan edukasi kepada para siswi SMA.

| Baca Juga: Akibat Kanker Serabut Syaraf, Liver Bayi 3 Bulan Rusak Parah

“Kita health education, lebih banyak ke anak-anak SMA untuk ngerti tentang SADARI (Periksa Payudara Sendiri). Dan itu penting karena itu tidak saya ketahui dulu,” ucapnya.

Sebagai informasi, SADARI adalah metode deteksi dini kanker payudara yang bisa dilakukan sendiri oleh wanita di rumah.

Menurutnya, mereka yang baru saja mendapat vonis kerap merasa putus asa dan tidak kuat menghadapi kenyataan.

“Mereka kan biasanya melewati proses yang tidak mudah dan tidak kuat. Kita ada untuk menjelaskan bahwa, ini lho kita semua bisa sembuh,” jelasnya.

“Kadang banyak dari mereka yang putus asa ketika kemo. Karena efek kemo itu kan beda-beda,” lanjutnya.

Ambarwati sendiri merupakan pejuang kanker payudara selama 15 tahun. Kini dia sudah dinyatakan sembuh. Maka dari itu dia ingin menunjukkan bahwa yang lain pun bisa sembuh.

| Baca Juga: Vidi Aldiano Bertekad Puasa Penuh Meski Idap Kanker Ginjal

“Jadi saya kalau memotivasi itu, ini sakitnya itu cuma sebentar tapi sehatnya itu lama. Itu yang harus kita tekankan,” ucapnya.

Namun tak jarang Ambarwati merasa sedih ketika melihat para pengidap lain yang masih berusaha untuk sembuh. Di sisi lain, dia merasa bangga pada mereka yang masih terus berjuang.

“Saya itu kalau di luar kelihatan tegar. Tapi ketika bertemu dengan teman-teman komunitas itu terharu karena bangga karena kita semua sehat,” ucapnya.

 Nyata/Nadiah Sekar)Anggota RRS (Foto: Nyata/Nadiah Sekar)

“Walau awalnya sakit, tapi kan semua proses itu sudah dilewati. Ketika kita bertemu, kita happy. Kita bisa nge-dance, nyanyi, kayak gitu-gitu,” lanjutnya.

Acara ulang tahun Road to Recovery Surabaya itu diisi dengan banyak kegiatan. Di antaranya, penampilan menari dan menyanyi dari para anggota serta sambutan dari dr. Ario Djatmiko Wirokusumo, Sp.B.Subsp.Onk, penggagas RRS.

| Baca Juga: Kesehatan Raja Charles III Menurun Imbas Pengobatan Kanker

“Sebenarnya, dulu itu ibu-ibu spontan saja menganggap teman-teman yang terkena kanker payudara dianggap sebagai teman sendiri. Kemudian saya buat ide, kenapa nggak dijadikan organisasi,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Menurutnya, keberadaan komunitas tersebut penting bagi mereka yang berjuang untuk sembuh.

“Pentingnya grup itu adalah dia datang mendampingi pasien dengan ketulusan, tidak ada keinginan lain. Dia ingin berbagi rasa. Dan terus terang, seorang survivor sangat dibutuhkan oleh pengidap baru. Jadi survivor itu bisa bilang, ‘Ini lho saya sudah sembuh’,” jelasnya.

“Saya itukan dokter, bisa mengobati pasien. Tapi saya tidak pernah mengalami operasi atau kemoterapi. Nah, yang bisa mendampingi itu orang yang pernah mengalami gitu,” lanjutnya. (*)

Read Entire Article
Kerja Bersama | | | |