Nycta Gina berbagi pengalaman sebagai orangtua yang anaknya mengalami speech delay atau keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa.
Aktris multitalenta itu mengungkapkan bahwa putra sulungnya, Panutan Adhya Semesta Trinycta atau yang kerap disapa Uta, pernah mengalami speech delay.
Saat itu, Gina mengaku speech delay yang dialami anak sampai membuat dirinya stres. Akhirnya, Gina dan suaminya, Rizky Kinos memberikan terapi motorik untuk Uta.
Hal itu diungkapkan Gina dalam sebuah acara di Lippo Mall Puri, Jakarta Barat pada Kamis (13/3) lalu.
| Baca juga: Ramadhan Pevita Pearce, Sahur Makin Simple Setelah Menikah
“Anak pertama saya speech delay, motorik kasar dan halusnya kurang banget. Sempat terapi salah satunya dengan main LEGO,” ujarnya.
Terapi itu digunakan untuk mengasah motorik Uta agar bisa berkonsentrasi. Anak sulung Gina yang kini berusia 8 tahun itu, cenderung aktif sehingga harus ada permainan yang membuatnya duduk dan berkonsentrasi.

“Karena kan tadinya nggak bisa duduk diam, salah satu permainan yang bisa buat Uta duduk diam, lewat pemainan LEGO ini,” ungkapnya.
Ternyata Gina juga turut menemani Uta menyusun LEGO. Meski awalnya terasa sulit, ibu dua anak itu lama-lama merasakan keseruan permainan yang mengasah otak dan imajinasi tersebut.
“Dulu saya cuma lihatin saja, makin gede makin kritis ya. Mulai makin sulit, akhirnya aku merasa wah seru juga ya yang sedikit-sedikit bisa bikin ini itu. Bangun rumah atau istana lumayan sulit ya,” jelas Gina.
| Baca juga: Viral! Video Anak Baim Wong Enggan Bertemu Paula Verhoeven
Dari terapi itu akhirnya Uta kini sudah lancar berbicara dan bersosialisai. Selain mengatasi speech delay, Uta kini menjadi mahir bermain dan menyusun LEGO.

Nycta Gina dan Rizky Kinos menikah pada tahun 2015 dan dikaruniai dua anak, Uta dan adiknya, Lembah Putih Trinycta yang kerap disapa Uti.
Perbedaan perkembangan berbicara dan bahasa terlihat saat Uti lebih lancar berbicara dibanding kakaknya. Uta terkendala dalam penyebutan huruf K menjadi T, sebagai contoh kata kuda menjadi tuda.
Hal itu membuat anak kesulitan menyusun kalimat. Akibatnya, anak bisa menjadi tantrum karena tidak bisa menyampaikan keinginan yang tidak dipahami orangtua. Pada momen itu, Gina mengaku dirinya sampai stres menghadapi tantrum Uta.
Gina bersyukur kini Uta telah lancar berbicara dan tidak ada kendala untuk bersosialisasi di lingkungan sekolahnya. (*)