Momen bahagia pernikahan tak melulu hanya diabadikan lewat jepretan kamera, tetapi juga bisa melalui lukisan. Apalagi lukisan yang dibuat langsung pada saat acara berlangsung (live painting).
Di Indonesia, wedding painting memang belum begitu populer. Namun ada dua anak muda berbakat dari Surabaya, yakni Gerald Andreas Leiwakabessy dan Thalia Halim yang menekuni pekerjaan sebagai wedding painter.
Gerald Andreas Leiwakabessy

Gerald menuturkan kepada Nyata pada Minggu (9/2) bahwa dia adalah vendor pertama atau pendahulu penyedia jasa live wedding painting di Surabaya.
| Baca Juga : Ahmad Dhani Siapkan Pekerjaan untuk Vokalis Sukatani
Dia memulainya sejak Maret 2024. Terhitung hingga awal Februari 2025, sudah ada 12 lukisan pernikahan yang dikerjakan.
Pelanggannya pun tak hanya dari Surabaya saja. Tetapi juga dari berbagai daerah seperti Gresik, Kediri, Blitar, Malang, hingga Kudus, Jawa Tengah.
Setahun menyediakan jasa live wedding painting, Gerald sudah hafal dengan pose favorit para klien. Yaitu wedding kiss dan wedding dance. Sebelum mulai melukis, dia biasa memotret pengantin terlebih dahulu sesuai dengan pose yang diminta.
“Untuk proses pembuatan wedding painting, biasanya pengantinnya saya potret dulu saat gladi bersih. Satu jam sebelum acara dimulai. Waktu belum ada tamu yang datang,” jelasnya.
Setelah itu barulah dia mulai melukis menggunakan cat akrilik di atas kanvas ukuran 60x40cm.
| Baca Juga : Karyawan Maskapai Hong Kong Diduga Jual Data Penerbangan Idol K-pop
Untuk membuat satu lukisan, diperlukan waktu kurang lebih tiga jam. Namun tidak sepenuhnya selesai. Sebab harus ditunjukkan kepada pengantin dan para tamu di atas panggung sebelum acara berakhir.
“Paling tidak selesai 90 persen supaya bisa berfoto dengan pengantin di tengah panggung dengan membawa lukisan. Dan bisa dilihat oleh semua tamu. Setelah itu saya bawa pulang karena cat biasanya masih basah dan perlu proses detailing,” tutur Gerald.
Thalia Halim

Berawal dari iseng, Thalia kini semakin serius menekuni pekerjaan sebagai wedding painter yang mulai digelutinya sejak September 2024.
Setelah menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi pada 2022 lalu, Thalia, yang sehari-hari membantu mengurus usaha orang tuanya, mulai merasa bosan menjalani kehidupan yang disebutnya ‘gini-gini aja’.
| Baca Juga : 46 Orang Tewas dalam Insiden Kecelakaan Pesawat Militer Sudan
“Waktu itu aku akhirnya coba menggambar secara digital. Pakai iPad. Ada beberapa orang yang menghubungi dan minta dibikinkan logo, ilustrasi, dan sejenisnya,” tuturnya.
Namun pekerjaan itu belum mampu membuatnya merasa puas. “Karena digital, aku merasa kayak kurang ada sentuhan manusianya,” katanya. Belum lagi, berjualan karya seni di Surabaya dirasa masih cukup sulit.
Ada alasan khusus yang membuat wanita berusia 24 tahun itu memilih memfokuskan diri pada live painting, yakni karena kepribadian ekstrovert. Dia mudah merasa bosan jika tidak berinteraksi dengan orang lain.
“Kalau di acara gitu aku kan bisa ketemu orang banyak. Aku rasa itu benang merahnya. Hobiku tetap bisa jalan. Kebutuhanku untuk berinteraksi dengan orang lain juga terpenuhi,” ucapnya.
“Aku malah suka kalau diperhatikan sama orang-orang waktu melukis. Justru kalau enggak ada yang lihat aku malah merasa sedih. Enggak pernah merasa tertekan, malah seneng. Apalagi kalau ada yang tanya atau ngajak ngobrol,” lanjutnya.
Kisah live wedding painting selengkapnya baca di Tabloid Nyata Cetak edisi 2797, minggu ke I, Maret 2025.