Ifan Seventeen baru-baru ini mendapat kepercayaan untuk memangku jabatan sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Produksi Film Negara (PFN). Meski berlatar belakang dari industri permusikan, dia mengaku siap menerima jabatan tersebut.
Sebelumnya diberitakan, banyak netizen meragukan kemampuan Ifan di dunia perfilman. Sejumlah pemeran, mulai dari Fedi Nuril hingga Bio One bahkan sampai ikut mengomentari hal tersebut.
Pria 41 tahun itu pun mengaku memiliki kontribusi di dunia perfilman sebelumnya. Dia memiliki rumah produksi (production house/PH), bahkan pernah memproduksi sebuah film dokumenter di tahun 2020.
“Di tahun 2021 aku tuh pernah memproduksi film, executive producer, salah satu film yang paling laku di OTT yang dimiliki pemerintah Indonesia. Sampai saat ini, ya,” akunya, Jumat (14/3/2025).
| Baca Juga: Pedangdut Ratu Meta Jadi Korban KDRT, Dipukul Pakai Perkakas Mobil
“Untuk di 2020 kita produksi. Saya juga sebagai executive producer memproduseri film. Salah satu film namanya ‘Kemarin’,” lanjutnya.
Menurutnya, PFN bukan tentang siapa pemimpinnya. Pria dengan nama lengkap RIefian Fajarsyah hanya ingin membangun momentum kebangkitan di bidang film dan konten. Untuk itulah dia ditunjuk sebagai Dirut PT PFN.
“Saat ini momentum kebangkitan, melangkah maju penuh keyakinan. Film, konten, dan karya audiovisual menjadi salah satu senjata terkuat membangun karakter identitas bangsa sekaligus menjadi credential asset,” tulisnya dalam unggahan Instagram @ifanseventeen, Jumat (14/3/2025).
Sebagai dirut baru, ada beberapa hal yang ingin dilakukan. Langkah pertama yang akan diambilnya yaitu melakukan pembenahan. Menurutnya, ada banyak cukup masalah yang perlu diselesaikan di PT PFN.
| Baca Juga: Ahmad Dhani Kritik Musisi VISI yang Gugat UU Hak Cipta
“Aku sebagai direktur utama yang baru dilantik tiga hari gitu, ya pasti aku lakukan pembenahan dulu ke dalam karena aku melihat ada banyak masalah yang ada di PFN yang perlu dibenahi,” ujarnya di Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (14/3).
Salah satu masalah yang menjadi perhatiannya adalah terkait dengan penghasilan para sineas Indonesia. Dia pun mengisyaratkan ingin membenahi masalah tersebut agar para sineas bisa terus berkarya.
“Gimana orang bisa berkarya kalau mereka perlunya saja masih lapar? Ini yang dihadapi oleh PFN. setiap harinya, setiap bulannya, ini masalahnya. Gaji dibayarkan proporsional, selama enam bulan teman-teman gajinya banyak yang nggak lengkap,” ujarnya. (*)