Sudah 36 tahun Idayani, salah satu penyintas Oriental Circus Indonesia (OCI), menghabiskan hari-harinya di atas kursi roda. Dia kehilangan kemampuan berjalannya saat usia 17 tahun.
Wanita yang akrab dipanggil Ida itu membagikan kisah pilu hidupnya kepada Nyata saat ditemui di sekitar Salemba, Jakarta Pusat, pada 3 April lalu.
Kembali ke tahun 1989, Ida terjatuh dari ketinggian 10 meter ketika bermain trapeze (palang horizontal pendek yang digantung memakai tali, untuk pemain bergelantungan) saat tampil di Lampung.
Mirisnya lagi, dia tidak langsung dilarikan ke rumah sakit. Namun dibiarkan menunggu di belakang panggung.
| Baca Juga : Rogoh Rp60 M, Adik Freddie Mercury Selamatkan Memorabilia Legenda Musik Rock
“Saat itu saya sedang melakukan atraksi trapeze, akrobatik di udara. Usia saya 17 tahun. Setelah jatuh nggak langsung dibawa ke rumah sakit. Saya menunggu di belakang layar dengan kesakitan,” katanya.
Ida menjelaskan rasa sakitnya seperti ‘kesetrum’ dari bagian pinggang hingga ke bawah. Dia baru dibawa ke rumah sakit setelah terlihat semakin kesakitan.
Setibanya di rumah sakit, dia juga tidak langsung ditangani. Bahkan harus menunggu semalaman hingga akhirnya dokter datang keesokan paginya.
Setelah diperiksa, terungkap bahwa dia mengalami patah tulang belakang dan harus di gips.
“Akhirnya saya digips dan rasa sakitnya mulai hilang. Mungkin karena diberikan suntikan penghilang rasa sakit. Kemudian saya dibawa ke Jakarta dan menjalani operasi di rumah sakit Sumber Waras,” kisahnya.
| Baca Juga : Heboh, Foto Paskah Keluarga Joe Biden Disebut ‘Editan Murahan’
Sebulan dirawat, Ida dinyatakan tidak bisa berjalan lagi. Dia lumpuh dan tidak lagi bermain sirkus.
“Saya ya enggak main sirkus lagi dan tinggal di rumah Pondok Indah bersama istrinya pak Hadi Manansang (ayah dari tiga bersaudara pendiri OCI, Yansen, Frans, dan Tony Sumampaw),” tuturnya.

Meski begitu, Idayani masih tergabung dalam OCI. Dia kemudian meminta untuk untuk dipindahkan ke Taman Safari Bogor milik Hadi pada 1990. Ditugaskan untuk bantu-bantu di rumah sakit hewan, merapikan buku di perpustakaan, atau memasukkan data hewan.
Wanita berusia 52 tahun itu akhirnya memutuskan untuk keluar pada 1996. Tidak ada pesangon yang diberikan.
Ida merupa satu di antara puluhan anak lainnya yang dilatih untuk menjadi pemain sirkus oleh OCI, milik tiga bersaudara, Yansen, Frans, dan Tony Sumampaw.
| Baca Juga : Dirahasiakan 10 Tahun, Ini Sosok Anak Putin dari Alina Kabaeva
Dulu, keluarganya hidup susah. Orangtuanya harus menghidupi 7 anak. Hingga pada suatu hari, saat usianya sekitar 5 atau 6 tahun, salah satu tim OCI mendatangi rumahnya di kawasan Mangga Dua, Jakarta Pusat.

Mereka mengatakan kalau Hadi ingin Ida ikut dengannya. Katanya mau disekolahkan. Bukan sekolah pendidikan formal yang diterimanya, melainkan latihan atraksi untuk sirkus.
Satu pemain harus menguasai berbagai jenis atraksi. Seperti Ida, dia mahir melakukan 9 atraksi, mulai dari trapeze, gadis plastik, senam di atas meja, atraksi di atas kuda, balet tali, jalan di atas kawat, balancing, akrobatik lantai, dan sepatu roda. Jika melakukan kesalahan, dia harus siap menerima pukulan.
Cedera hingga lumpuh memang menjadi mimpi buruk yang tidak akan pernah terlupakan bagi Idayani. Namun di sisi lain, kejadian itu bisa membuatnya kembali berkumpul dengan keluarga.
Selain itu, dia juga meraih prestasi membagakan sebagai atlet tenis dan tenis meja disabilitas. Beberapa kejuaraan yang pernah dimenangkannya adalah Para Games Solo 20200. ASEAN Para Games Kamboja 2023.
| Baca Juga : Kumpulan Potret Paus Fransiskus, Dari Remaja Agentina Jadi Uskup Roma

Kini, Ida sedang sibuk berlatih mengikuti program pelatihan daerah untuk PON XXII Nuga Tenggara Barat pada 2028.
Belakangan ini, pengakuan mengejutkan dan menyedikan dari para penyintas Oriental Circus Indonesia terus menjadi perbincangan hangat publik.
Kisah Idayani selengkapnya bisa dibaca di Tabloid Nyata Cetak edisi 2803, Minggu ke-IV, April 2025.