
Di usia 14 tahun, ketika sebagian besar remaja masih sibuk dengan sekolah dan media sosial, Siddharth Nandyala justru telah melangkah jauh melampaui zamannya. Yakni menciptakan aplikasi yang mampu deteksi masalah jantung.
Dikutip dari laman The Times of India, remaja jenius asal Dallas, Texas, AS itu menciptakan sebuah aplikasi smartphone berbasis kecerdasan buatan (AI) yang diberi nama Circadian AI, yang mampu deteksi penyakit jantung hanya dalam 7 detik, cukup dengan merekam suara detak jantung melalui ponsel.
Tidak hanya cemerlang secara akademis, Siddharth juga tercatat sebagai profesional AI tersertifikasi termuda di dunia, dengan sertifikasi dari perusahaan teknologi raksasa seperti Oracle dan ARM.
| Baca Juga: Plumes, Musisi Prancis yang Hobi Bernyanyi untuk Hewan
Karyanya dalam dunia medis pun telah menarik perhatian berbagai pihak, termasuk pejabat tinggi di India.
“Saya sangat terkesan dengan bakat luar biasa Siddharth dan dedikasinya dalam memanfaatkan teknologi untuk kebaikan umat manusia,” ujar N. Chandrababu Naidu, Kepala Menteri Andhra Pradesh, usai bertemu langsung dengan sang inovator muda.
“Di usia yang begitu muda, dia menjadi inspirasi bagi kita semua.”
Diketahui, Circadian AI bekerja dengan cara menganalisis suara detak jantung menggunakan algoritma canggih yang dikembangkan oleh Siddharth.
This 14-year-old has made detecting heart-related problems easier! I am absolutely delighted to meet Siddharth Nandyala, a young AI enthusiast from Dallas and the world’s youngest AI-certified professional, holding certifications from both Oracle and ARM. Siddharth’s app,… pic.twitter.com/SuZnHuE73h
— N Chandrababu Naidu (@ncbn) March 17, 2025
Aplikasi tersebut telah diuji pada lebih dari 15.000 pasien di Amerika Serikat dan 700 pasien di India, dan menunjukkan tingkat akurasi hingga 96 persen dalam mendeteksi kondisi jantung.
Uji klinis dilakukan di Rumah Sakit Umum Pemerintah di Guntur, India, yang menunjukkan efektivitas aplikasi tersebut dalam memberikan diagnosis cepat dan akurat.
| Baca Juga: 38 Tahun Jadi Pramugari, Evilia Andryanto Tak Ingin Anak-Cucu Ikuti Jejaknya
Siddharth juga mempresentasikan inovasinya dalam Global Artificial Intelligence Summit di Hyderabad, di mana ia menekankan pentingnya akses teknologi kesehatan yang merata.
“Saya tidak menciptakan Circadian AI untuk menjadi alat deteksi penyakit jantung paling canggih di dunia. Tujuan saya adalah menghadirkan alat yang mudah diakses dan digunakan, terutama bagi komunitas yang memiliki keterbatasan layanan medis,” jelas Siddharth saat sesi presentasi.
Meski baru berusia 14 tahun, Siddharth telah menyelesaikan pendidikan menengahnya di Lawler Middle School, Texas, dan kini tercatat sebagai mahasiswa program Bachelor of Science di bidang Ilmu Komputer di University of Texas at Dallas.
Dengan visi besar dan semangat sosial tinggi, Siddharth Nandyala bukan hanya menjadi lambang kejeniusannya generasi muda, tetapi juga menjadi simbol harapan baru bagi dunia kesehatan global. (*)