Kenali Gejala dan Penanganan Diabetes Melitus Pada Anak

1 month ago 41
 Dok. Net)Ilustrasi diabetes pada anak. (Foto: Dok. Net)

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang kejadiannya semakin meningkat di seluruh dunia, tidak hanya menyerang orang dewasa tetapi juga anak-anak.

Menurut Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp. A, Subsp. End., FAAP, FRCPI (Hon.), penyakit itu ditandai dengan adanya peningkatan kadar gula dalam darah akibat gangguan produksi insulin, gangguan kerja insulin, atau keduanya.

“Berdasarkan penyebabnya, DM dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain, dan DM pada kehamilan (diabetes gestasional),” ujar Dokter Spesialis Anak Subspesialis Endokrinologi RS Pondok Indah itu.

Aman menjelaskan anak-anak sering ditemukan penyakit diabetes meiluts tipe 1. Tubuhnya mengalami kekurangan insulin absolut, akibat rusaknya sel kelenjar pankreas oleh proses autoimun (suatu keadaan di mana sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan sehingga mengganggap sel tubuh/pankreas sebagai benda asing dan menghancurkannya).

| Baca Juga: 7 Makanan Kaya Serat Ini Baik Dikonsumsi untuk Cegah Diabetes

Kerusakan pankreas yang terjadi umumnya baru menimbulkan gejala setelah mencapai 90 persen atau lebih.

Masalah utama yang terjadi di Indonesia adalah kurangnya kesadaran dari masyarakat bahkan tenaga kesehatan bahwa DM dapat terjadi pada anak. Sehingga kasus DM pada anak sering terabaikan.

“Sebagian besar penyandang DM tipe 1 baru terdiagnosis setelah mengalami ketoasidosis diabetikum (KAD). Sebagian lainnya tidak terdiagnosis, atau salah didiagnosis pada saat pertama kali berobat ke fasilitas kesehatan,” kata Aman.

Data tahun 2022 dari International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan, terdapat 1,2 juta penderita DM tipe 1 pada anak berusia kurang dari 19 tahun di seluruh dunia. Di Indonesia, tercatat 150 kasus angka kejadian DM tipe 1 pada tahun 2009.

Dalam lima tahun terakhir, jumlah penderita ini telah meningkat lebih dari 500 persen, dan angka kejadiannya mencapai sebanyak 1.462 kasus pada tahun 2024.

| Baca Juga: Tanaman Hias Pucuk Merah Menyimpan Manfaat Kesehatan

Aman mengatakan ada dua faktor yang dapat menyebabkan DM tipe 1 pada anak. Pertama, faktor genetik. “Kerentanan seorang anak untuk mengalami DM tipe 1 berhubungan dengan kerusakan gen,” tuturnya.

Kedua, faktor lingkungan. “Faktor ini dapat berupa zat kimia atau infeksi virus, akan tetapi hingga saat ini belum diketahui dengan pasti. Proses ini biasanya terjadi berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sebelum timbulnya gejala,” lanjutnya.

Gejala Diabetes Pada Anak

Gejala umum yang dialami seorang anak dengan DM tipe 1 sama seperti gejala diabetes pada orang dewasa. Di antaranya, sering buang air kecil terutama malam hari, haus, lapar, berat badan berangsur turun, kesemutan, mudah lemas, luka yang sulit sembuh dan pandangan kabur.

Menurut Aman, tidak jarang anak baru diketahui menyandang DM tipe 1 pada kondisi yang sudah berat (KAD).

“Hal ini terjadi akibat tingginya kadar gula darah disertai kurangnya jumlah insulin tubuh, sehingga terbentuklah zat keton (bersifat asam) yang kemudian menjadi racun dalam darah,” ungkapnya.

| Baca Juga: Bisa Picu Jerawat, Simak Cara Efektif Mengurangi Asupan Gula

Gejala yang muncul pada anak mengalami KAD adalah sesak napas, mual, muntah, sakit perut, atau pingsan. Kelalaian penanganan pada kondisi ini dapat menyebabkan kematian.

Penanganan Diabetes Pada Anak

Menurut Aman, Diabetes melitus pada anak tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikontrol. “Dengan pemberian insulin, pemantauan gula darah, pola makan sehat, aktivitas fisik teratur, dan edukasi. Si kecil dapat hidup normal dan mencegah terjadinya komplikasi,” jelasnya.

Aman mengatakan pengaturan makan harus diperhatikan agar anak memperoleh nutrisi yang dibutuhkan untuk proses tumbuh kembang, sekaligus mencegah komplikasi dari penyakit DM tipe 1.

Prinsip asupan nutrisi yang baik terdiri atas 45-50 persen karbohidrat, 15-20 persen protein, dan kurang dari 35 persen lemak. Pasien dan keluarga harus memahami cara menyesuaikan dosis insulin berdasarkan konsumsi karbohidrat, sehingga si kecil lebih fleksibel dalam konsumsi karbohidrat.

Diungkapkan Aman, bahwa aktifitas fisik juga penting dilakukan untuk menjaga kebugaran tubuh anak, di samping juga menurunkan kebutuhan insulin serta meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin.

“Rekomendasi aktivitas fisik pada anak dengan DM tipe 1 sama dengan populasi umum, yaitu aktivitas dengan durasi 60 menit setiap hari yang mencakup aktivitas aerobik dan penguatan otot serta tulang. Aktivitas aerobik sebaiknya dilakukan lebih sering, sementara penguatan otot dan tulang dilakukan paling tidak 3 kali per minggu,” jelasnya. (*)

Read Entire Article
Kerja Bersama | | | |