Cara Tepat Optimalkan Tidur Lelap Agar Tumbuh Kembang Anak Tidak Terganggu

1 month ago 16
 Dok. Net)Ilustrasi anak tidur lelap. (Foto: Dok. Net)

Bayi dan anak-anak membutuhkan tidur lelap dengan waktu lebih panjang dari orang dewasa. Hal ini diperlukan guna memenuhi stamina dan mendukung tumbuh kembang mereka.

Bagi bayi dan anak-anak, tidur adalah kegiatan yang sama pentingnya dengan makan, minum, rasa aman, atau bermain. Si Kecil butuh tidur agar tubuhnya beristirahat dan mendapatkan energi baru. Menurut penelitian, ketika tidur, otak akan lebih aktif untuk menyimpan ingatan dan memecahkan masalah.

Menurut dr. Yuni Astria, Sp.A, kekurangan tidur dapat memengaruhi kesehatan dan perilaku anak. Anak yang kurang tidur biasanya mengalami penurunan semangat, kesulitan untuk fokus saat belajar, dan kecenderungan rewelnya lebih tinggi. Selain itu, kurang waktu tidur juga dapat melemahkan daya tahan tubuh anak.

| Baca Juga: Penyakit DBD Merebak di Berbagai Daerah, Ketahui Gejalanya

“Kalau tidur itu terganggu, menjadi berbahaya karena fungsi kognitif juga terganggu, kemudian akhirnya efisiensi kemampuan pembelajaran juga bisa terganggu, termasuk juga pertumbuhannya,” kata Dokter Spesialis Anak itu di acara diskusi media yang dihelat Hit GoodKnight di Jakarta, baru-baru ini.

Ia menambahkan, “kekurangan tidur dapat membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi seperti flu, batuk, dan masalah pencernaan.”

Dokter Yuni mengakui bahwa tidur menjadi keluhan yang kerap diucapkan orang tua saat berkunjung ke dokter, selain nutrisi dan stimulasi. “Jadi tidur itu penting bagi anak, karena bisa berpengaruh pada tumbuh kembang,” jelasnya.

Selain jadi waktu yang tepat untuk mengoptimalkan tinggi badan si kecil, tidur cukup juga berdampak baik untuk kemampuan emosional dan kognitifnya.

| Baca Juga: Sering Makan Cepat Saji, Bocah 8 Tahun Ini Alami Buta Permanen

Karena saat tidur lelap atau nyenyak, tubuh anak memproduksi hormon pertumbuhan yang sangat penting untuk memperbaiki sel tubuh, memperkuat tulang, membangun otot, dan meningkatkan imunitas, otak menyimpan memori, dan membuat emosi menjadi lebih seimbang.

Inilah, kata dr. Yuni, mengapa tidur bukan hanya soal istirahat, tetapi juga proses biologis penting bagi perkembangan anak.

“Anak yang kurang tidur berpotensi mengalami gangguan fungsi kognitif yang bisa berdampak pada efisiensi pembelajaran,” tutur dr. Yuni.

Untuk membiasakan pola tidur yang baik, menurut dr. Yuni, kuncinya adalah konsistensi. Ada sejumlah langkah yang disarankan dr. Yuni, yang dapat dilakukan orangtua, untuk membangun pola tidur yang baik pada anak:

1. Jadwal tidur dan bangun sebisa mungkin tidak melenceng. Pasalnya anak perlu sesuatu yang bisa diprediksi.

| Baca Juga: Manfaat Daun Pepaya untuk DBD, Cara Alami Bantu Pemulihan

2. Sebelum tidur hindari untuk memberikan stimulasi berlebihan karena membuat anak ‘on’ lagi dan sulit membuatnya terlelap.

3. Jauhkan gawai khususnya menjelang tidur. Studi menunjukkan pemakaian gawai sebelum tidur akan menghambat pembentukan hormon melatonin (hormon mengantuk).

“Anak main gawai sebelum tidur jangan harap ia akan mengantuk, karena hormon melatonin akan dihambat produksinya oleh gawai, terutama sinar biru, termasuk lampu. Makanya sinar lampu perlu dimatikan atau diredupkan sebelum redup,” terang dr. Yuni.

4. Mandi air hangat dan sikat gigi sebelum tidur. Jangan sampai saat anak tidur dalam kondisi belum menyikat gigi, karena membangunkannya untuk menyikat gigi akan membuatnya sulit tidur lagi.

5. Ciptakan suasana nyaman tenang menjelang tidur, termasuk tidak menempatkan televisi di kamar yang bisa menjadi distraksi jam tidur.

6. Pastikan asupan nutrisi tercukupi menjelang jam tidur. Pasalnya, tidur dalam kondisi lapar membuat anak rewel.

| Baca Juga: Sepele, Urutan Mandi Ini Terbukti Bikin Tubuh Lebih Segar dan Fit

Dokter Yuni pun menyarankan orangtua untuk memperhatikan kebersihan dan kenyamanan ruang tidur anak, bebas serangga terutama nyamuk, dan tungau.

“Ada anak yang tidak suka pakai selimut saat tidur. Makanya pastikan kamar anak bebas serangga, khususnya nyamuk. Jangan sampai di tengah tidur ia garuk-garuk karena gigitan nyamuk,” katanya.

Anak yang terbangun akibat gigitan nyamuk bisa mengganggu fase deep sleep, yang berpotensi mengganggu produksi hormon pertumbuhan.

“Jam 11 malam hingga 1 dini hari produksi hormon pertumbuhan mencapai puncaknya. Makanya usahakan di jam-jam ini anak bisa deep sleep,” saran dr. Yuni. (*)

Read Entire Article
Kerja Bersama | | | |