Gara-gara Mafia Tanah, Ujian Proposal S3 Ashanty Tertunda

3 weeks ago 29
 Instagram/ashanty_ash)Ashanty (Foto: Instagram/ashanty_ash)

Penyanyi Ashanty kini sedang menempuh studi S3 di jurusan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) di Universitas Airlangga. Sayang studinya itu harus terhambat karena masalah mafia tanah yang tengah dihadapinya.

Masalah yang melibatkan tanah warisan ayahnya itu membuat konsentrasinya terpecah. Pikiran serta waktu yang seharusnya digunakan untuk berkuliah pun tersita.

“Kalau bahas itu (masalah mafia tanah) aku sakit banget. Waktuku jadi tersita, konsentrasiku juga jadi terpecah,” akunya di The Tribrata, Jakarta, Selasa (18/2/2025).

Masalah tersebut membuatnya tidak bisa segera menyelesaikan materi ujian proposal S3 miliknya. Padahal saat ini beberapa temannya sudah mulai ujian. Dia pun merasa tertinggal.

| Baca Juga: Glenca Chysara Lepaskan Elsa, Jadi Diri Sendiri di Sinetron ‘Terbelenggu Rindu’

“Aku lihat teman-teman kelasku sudah pada ujian proposal dan aku tertunda karena mafia tanah ini. Aduh, sudah lima orang yang ujian proposal. Kami sekelas ada 20-an orang,” jelasnya.

Meski demikian, istri Anang Hermansyah itu mengaku akan mendahulukan penyelesaian masalah masalah mafia tanah. Masalah tersebut saat ini merupakan prioritasnya karena dianggap lebih penting.

Dia pun terpaksa menunda ujian proposal S3-nya selama beberapa waktu. Dengan keadaan sekarang, Ashanty hanya bisa menyelesaikan masalah secara satu per satu.

“Tapi nggak apa-apa, mudah-mudahan ditundanya sebulan doang. Karena jujur aku nggak bisa ngerjain, dan aku jadi nggak bisa fokus. Dan umur sudah mau 42 tahun, sudah nggak seencer dulu otaknya,” ucapnya.

| Baca Juga: Masih Dirahasiakan, Sule Spill Wajah Anak Rizky Febian-Mahalini

Sebelumnya diberitakan, wanita 41 tahun itu sedang menghadapi masalah mafia tanah yang menjual warisan ayahnya. Tanah tersebut kini sudah dibangun jalan untuk untuk sebuah perumahan.

Sempat diam, akhirnya Ashanty memutuskan untuk buka suara mengenai masalah tersebut. Dia mengaku “akan terus berusaha untuk mendapatkan kembali” tanah tersebut.

“Jadi dia berpikir kita akan diam, sedangkan kita bukan diam. Aku bertahun-tahun nggak pernah bicara ini karena bagi aku selama bisa komunikasi buat apa sih diviralkan. Tapi kalau caranya begini sudah nggak tembus komunikasi, sudah musyawarah dan nggak bisa ya, satu-satunya cara kita harus melawan. Aku harus melakukan hal ini, supaya beliau tahu kita nggak diam saja,” ujarnya pada Selasa (11/2/2025). (*)

Read Entire Article
Kerja Bersama | | | |