Pedagangan manusia banyak bentuknya dan salah satunya adalah pengantin pesanan. Modusnya seorang pria warga negara asing meminang wanita dari Indonesia dengan iming-iming perbaikan ekonomi. Pria itu juga memberikan uang kepada keluarga pengantin.
Setelah menikah, si wanita dibawa ke negara asal pria yang umumnya berada jauh di pedesaan. Alih-alih mendapat kehidupan yang lebih baik, si wanita ’disekap’, tidak ada akses apa pun, tidak dinafkahi dan masih banyak lagi. Dan itu pula yang dialami Sugi Purnamawati.
Wanita berusia 32 tahun asal Indramayu, Jawa Barat itu menikah dengan pria bernama Cai Fang Lei, warga negara Tiongkok. Ia dijanjikan mendapat kesejahteraan dan kebahagiaan. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Sugi diperlakukan tidak baik. Ia hanya diberi uang sekadarnya untuk beli sayuran dan hidup jauh lebih dari layak. Setiap Sugi menagih janji untuk hidup layak, ia dicaci dan dimaki.
| Baca Juga: Tersesat 10 Hari, Pendaki Ini Bertahan Hidup dengan Pasta Gigi dan Lelehan Salju
Akibatnya Sugi mengalami tekanan psikis yang serius. Setiap hari merasa cemas, stres hingga merasakan trauma yang panjang.
Dia tidak menyangka bakal menjadi korban pengantin pesanan. ”Nggak kebayang kok bisa seperti ini. Saya menerima pernikahan itu karena ingin hidup bahagia. Ingin hidup tenang dan kebutuhan tercukupi. Tapi yang terjadi kok seperti ini,” curhat Sugi kepada Nyata di Desa Jambak, Cikedung, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (19/2) lalu.
Dari Media Sosial
Awal musibah ini terjadi ketika suatu hari Sugi berkenalan dengan seseorang bernama Tami di media sosial TikTok. Mereka ngobrol dan saling kenal. Obrolan lewat DM (direct message) itu berlanjut dengan WhatsApp. Keduanya bertukar nomor telepon.
Salah satu obrolan itu, Sugi mengatakan sedang mencari pekerjaan di luar negeri. Sebab sebelumnya ia pernah bekerja di Taiwan di sebuah pabrik makanan. ”Pertama, dia tanya, masih kerja, nggak? Aku bilang, lagi nyari kerjaan,” kata wanita berambut panjang itu.
Obrolan pun berlanjut hingga akhirnya Tami menawari Sugi untuk bersedia menikah dengan warga negara Tiongkok. ”Dia menjanjikan hidup enak katanya. Nggak usah kerja. Dia bilang orang itu sudah punya rumah dan keluarga saya juga dijamin,” kata Sugi.
Meski sempat ragu, namun Sugi akhirnya tergoda rayuan itu. ”Banyak omong manisnya. Orangtuanya punya perusahaan, orangnya juga baik, sudah mapan. Aku pikir itu rayuan doang. Makanya aku nanya lagi, itu beneran atau bohongan dan dia menyakinkan kalau beneran,” lanjut Sugi.
| Baca Juga: Akibat Kanker Serabut Syaraf, Liver Bayi 3 Bulan Rusak Parah
Tami pun kemudian mengenalkan Sugi kepada seorang pria yang tinggal di Singkawang, Kalimantan Barat. Orang itulah yang menghubungkan Sugi dengan Cai. Sugi pun mulai percaya.
Menolak ke Jakarta
Sugi diminta mengirimkan foto untuk diperlihatkan kepada pria yang hendak menikahinya. Pria di Singkawang juga mengirim foto Cai dan Sugi percaya. Beberapa hari kemudian, orang itu mengabarkan jika Cai tertarik dan memilih Sugi untuk calon istrinya.

Setelah ngobrol panjang, mereka melakukan video call bersama. Cai mengaku suka pada Sugi dan semakin senang karena wanita berambut panjang itu bisa berbahasa Mandarin. Di lain kesempatan Tami mengajak Sugi ke Jakarta untuk dipertemukan dengan Cai. Namun Sugi menolak, sebab ia belum mengenal ketiga orang itu.
Namun Tami menurut Sugi, tetap meyakinkan dia untuk menerima tawaran pernikahan itu. Sugi pun memberikan penawaran agar mereka menghadap orangtuanya di Indramayu. ”Aku nggak mau ke Jakarta. Aku bilang, kalau mau ya ke sini. Kalau nggak mau ya udah. Terus akhirnya, mereka bertiga ke sini (Indramayu, red),” beber Sugi.
Kedatangan mereka disambut Wahid dan Sutri, orangtua Sugi. Mereka kembali menyampaikan maksud dan tujuan serta mengenalkan Cai Fang Lei. Orangtua Sugi menyerahkan keputusan ke anaknya. Apalagi orangtua juga aman lantaran Sugi pernah bekerja di Taiwan.
Kisah korban pengantin pesanan selengkapnya baca di Tabloid Nyata Cetak edisi 2796, minggu ke IV, Februari 2025