
Sejumlah musisi tanah air ikut bersuara menanggapi kasus royalti lagu yang melibatkan Ari Bias dan Agnez Mo. Di antaranya adalah Ariel Noah, Bunga Citra Lestari (BCL), Armand Maulana dan Kunto Aji.
Empat penyanyi tersebut mendatangi gedung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) RI, di Kuningan, Jakarta Selatan, pada Rabu (19/8).
“Kami di sini menanggapi keresahan yang terjadi di eskosistem musik saat ini. Makanya kompak semua untuk harus ke pemerintah saja. Setidaknya ngasih masukan dari para penyanyi,” kata Armand Maulana.
Agnez Mo dijatuhi hukuman denda Rp1,5 miliar oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada 30 Januari lalu. Dinyatakan bersalah karena membawakan lagu ‘Bilang Saja’ ciptaan Ari Bias di tiga konser tanpa izin dan tanpa membayar royalti.
| Baca Juga : Agnez Mo Curiga Ada ‘Sesuatu’ di Balik Gugatan Royalti Lagu Ari Bias
Gugatan hingga putusan tersebut dipertanyakan oleh kekasih Adam Rosyadi itu. Pasalnya, menurutnya yang harus membayar royalti adalah pihak penyelenggara. Sesuai dengan ketentuan kontrak penampilannya.
Perseteruan itu semakin memanas kala beberapa musisi juga menunjukkan pendapat yang terpecah. Melly Goeslaw dan Armand Maulana membela Agnez. Sementara Ahmad Dhani berada di pihak kontra.
Sekelompok penyanyi Indonesia kemudian membentuk Vibrasi Suara Indonesia (VISI). Beranggotakan Ariel Noah, Armand Maulana, Bernadya, Raisa, Pamungkas, BCL, Fiersa Besari, Rossa, Kunto Aji, dan masih banyak lainnya.
“Ternyata memang dari zaman dulu sampai sekarang belum pernah ada kumpulan atau serikat penyanyi. Makanya kemarin dikumpulkan. Terkumpul sekian puluh penyanyi. Akhirnya terbentuklah VISI,” jelas Armand.
| Baca Juga : Sengketa Royalti Agnez Mo dan Ari Bias, AKSI Dukung Putusan Pengadilan
Kehadiran Armand, BCL, Ariel, dan Kunto Aji, di Kemenkumham juga mewakili VISI. Mereka tegas menyatakan ingin konflik segera berakhir dan ada kejelasan terkait nasib dari para pencipta lagu dan penyanyi terkait masalah hak cipta maupun royalti.
“Kita dari VISI. Para penyanyi ingin menyuarakan kalau ingin segera ada solusi supaya kita bisa menciptakan ekosistem musik yang baik untuk semuanya. Adil dan baik untuk semua pihak yang ada. Kita ingin segala sesuatu ini jelas, damai,” tutur BCL.
Pada kesempatan yang sama, Agnez Mo juga hadir. Kepada media, dia mengatakan ingin kasusnya itu bisa menjadi sebuah wadah pembelajaran, alih-alih konflik yang tak berkesudahan.
“Sebenarnya memang percakapan dan diskusi dengan pak Menteri Kemenkumham tujuannya untuk belajar. Belajar apa sih sebenarnya undang-undang itu. Saya sebagai Warga Negara Indonesia maunya taat dan berdiri bersama undang-udang,” jelasnya.
| Baca Juga : Kasus Agnez Mo-Ari Bias, Ahmad Dhani Segera Revisi UU Hak Cipta
“Tapi sayangnya, karena ada kasus (royalti) akhirnya membuat teman-teman kebingungan. Bukan cuma saya tapi juga penyanyi atau pencipta lagu lain. Oleh karena itu, saya pikir bagus kita pakai kesempatan ini untuk sama-sama belajar, duduk, mendengar, dan sadar hukum,” lanjutnya.
Agnez Mo rencananya akan mengajukan kasasi atas putusan pengadilan yang menghukumnya denda Rp1,5 miliar.
Di sisi lain, ada desas-desus yang menyebut bahwa VISI berusaha untuk melawan AKSI (Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia) yang mendukung penuh putusan pengadilan.
Namun hal itu dibantah oleh Armand Maulana yang mengatakan, “enggak lah. Justru kita kan tadi ke sini untuk kasih masukan kepada pemerintah. Ini ada sudut pandang dari para penyanyi juga.” (*)