Adegan Terberat Morgan Oey dan Zulfa Maharani di Film ‘Pernikahan Arwah’

3 weeks ago 19
 Agnes/Nyata)Morgan Oey dan Zulfa Maharani kembali satu proyek, yaitu di film 'Pernikahan Arwah'. (Foto: Agnes/Nyata)

Aktor Morgan Oey dan Zulfa Maharani kembali satu proyek. Di film terbaru ‘Pernikahan Arwah’, keduanya dipasangkan sebagai kekasih yang menjalani hubungan serius dan tengah mempersiapkan pernikahan.

Morgan, yang baru pertama kali diarahkan Paul Agusta, mengatakan, untuk mendalami karakter Salim, dia melakukan banyak diskusi dengan sutradara. Uniknya, meski keturunan Tionghoa, Morgan mengaku awalnya sama sekali tidak tahu soal pernikahan arwah yang ada dalam tradisi Tionghoa.

“Oleh karena itu untuk mendalami karakter Salim ini juga mencari tahu background karakternya seperti apa dengan bertanya pada Kak Paul. Karena di skrip itu kan enggak secara gamblang ditulis,” jelas Morgan Oey saat ditemui di gala premiere film ‘Pernikahan Arwah’ di kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (20/2/2025).

| Baca Juga: Debut Bulan Sutena di Film Romantis ‘Made in Bali’

Mantan personil boyband SM*SH mengatakan, mereka menjalani sesi reading dan ada workshop fisik untuk beberapa adegan action. Meski film ini bergenre drama horor, namun ada selipan adegan action. Seperti saat Salim dan Febri (Jourdy Pranata) beradu fisik karena berbeda pendapat.

“Jadi kami ada berbagai workshop seperti slingwork dan fighting. Semuanya itu benar benar well prepare, well wrap. Jadi keselamatan dan kesejahteraan cast dan crew-nya benar-benar dipikirin,” paparnya.

Sedangkan Zulfa Maharani yang berperan sebagai Tasya, menyebut, salah satu adegan menantang yang dilakoninya sendiri tanpa stuntman. Yaitu adegan berjalan terbalik sambil diikat tali sling di badannya.

“Adegan itu aku lakukan sendiri tanpa stuntman. Ada kamera di badan aku. Sebelum syuting kita ada latihan supaya saat take adegan itu enggak berulang-ulang. Adegan lain yang menantang juga saat Tasya melihat masa lalu Mei Hwa. Secara emosi itu sangat sangat berat,” papar bintang film ‘Glenn Friedly the Movie’ ini.

| Baca Juga: Judul dan Poster Film ‘La Tahzan’ Tuai Pro-Kontra Netizen

Di film ini, mereka melakukan adegan-adegan romansa dewasa yang muncul di awal film. Adegan itu untuk menggambarkan keseriusan hubungan, Salim dan Tasya. Morgan dan Zulfa mengatakan tidak keberatan melakukan adegan tersebut karena punya alasan yang kuat.

“Awalnya pasti kami baca cerita, siapa lawan mainnya itu juga penting. Kami berdua sangat profesional, begitu juga dengan para kru. Jadi menuru aku saat melakukan itu ada ruang yang aman dan nyaman,” jelas Zulfa.

Morgan menambahkan adegan tersebut memang dibutuhkan karena sangat berpengaruh dalam plot cerita di film ini.

“Kalau enggak ngaruh di plot ngapain kita ambil itu. Adegan tersebut untuk menunjukan hubungan Tasya dan Salim sangat serius bahkan mau menikah,” ujarnya.

| Baca Juga: Menguak Masa Lalu Kelam Ibu di Film Horor ‘Anak Kunti’

Zulfa dan Morgan tidak canggung melakukan adegan romansa dewasa karena sebelumnya pernah kerja bareng, seperti di film ‘Srimulat’ dan ‘Romeo Ingkar Janji’.

“Ini proyek ke tiga kami sih jadi udah enak banget komunikasinya. Sekarang produser juga sudah memberikan ruang yang aman dan nyaman bagi para cast saat melakukan adegan seperti itu,” ungkap Zulfa.

Entelekey Media Indonesia bersama Relate Films resmi merilis film horor ‘Pernikahan Arwah’ (The Butterfly House). Mengangkat kisah tentang tradisi kuno Tionghoa, yaitu pernikahan arwah.

Lokasi syuting juga menjadi bagian penting dalam membangun atmosfer film ini. Hampir seluruh proses syuting dilakukan di Lasem, Jawa Tengah, sebuah kota yang dikenal dengan arsitektur dan tradisi Tionghoa yang masih sangat kental.

Film ini bercerita tentang sepasang kekasih, Salim dan Tasya, yang mengalami teror dari arwah leluhur keluarga. Dengan sentuhan budaya Tionghoa yang kental, Pernikahan Arwah (The Butterfly House) tetap menghadirkan kisah yang bisa dinikmati oleh penonton luas.

Pernikahan Arwah (The Butterfly House) akan tayang di bioskop Indonesia mulai 27 Februari 2025. Tak hanya itu, film ini juga akan diputar di tujuh negara Asia lainnya, yaitu Vietnam, Kamboja, Malaysia, Filipina, Myanmar, Laos, dan Brunei Darussalam. (*)

Read Entire Article
Kerja Bersama | | | |