
Sebanyak lebih dari 1.000 musisi Inggris bekerja sama dan merilis sebuah album sunyi. Hal tersebut mereka lakukan untuk memprotes rencana revisi UU Hak Cipta setempat yang dianggap pro-AI (kecerdasan buatan).
Dikutip dari Forbes, Selasa (25/2/2025), pemerintah Inggris di bidang sains, inovasi, dan teknologi mengusulkan perubahan UU Hak Cipta pada Desember 2024 lalu. Usulan tersebut dilakukan untuk merangsang investasi, inovasi, dan pertumbuhan di sektor AI.
Dalam salah satu pernyataannya, pemerintah setempat mengatakan perusahaan dan investor di sektor AI mengalami kesulitan. Mereka susah untuk memberi pelatihan pada teknologi yang sedang dikembangkan karena UU Hak Cipta di Inggris sulit dipahami.
Mendengar laporan tersebut, pemerintah setempat pun berencana mengubah UU Hak Cipta mereka. Dalam usulannya, teknologi AI nanti bisa menggunakan karya para musisi Inggris yang tersedia secara online.
| Baca Juga: Melly Goeslaw Soroti Lirik Lagu Band Sukatani ‘Bayar Bayar Bayar’
Pemerintah berjanji akan memberikan kepastian hukum terkait dengan hal tersebut. Jadi nantinya, para musisi memiliki hak untuk menolak karyanya dijadikan model pembelajaran AI.
Namun di mata para musisi, hal tersebut jelas sangat merugikan karena lagu mereka bisa jadi dicuri begitu saja tanpa izin. Usulan revisi UU Hak Cipta tersebut juga berpotensi membuat rugi para musisi kecil.
Menyadari hal tersebut, lebih dari 1.000 musisi Inggris pun mencoba melawan dengan rilis album sunyi.
Dilansir dari Spotify, album bertajuk ‘Is This What We Want?’ itu berisi 12 lagu yang tidak memperdengarkan musik. Pendengarnya justru akan mendengar suara acak, seperti suara pekerja bangunan maupun jalan raya.
| Baca Juga: Kepala Stuntwoman Drama ‘Drifting Away’ Nyaris Terlindas Mobil

Uniknya, jika judul 12 lagu itu digabungkan, maka sebuah kalimat akan terbentuk. Kalimat itu berbunyi “The British government must not legalize music theft to benefit AI companies” atau yang dalam bahasa Indonesia artinya “Pemerintah Inggris tidak boleh melegalkan pencurian musik untuk menguntungkan perusahaan AI”.
Pembuatan album sunyi itu juga didukung oleh sejumlah musisi kenamaan Inggris, seperti Annie Lennox, Damon Albarn, hingga Kate Bush. (*)