Tanggapan Umay Shahab Soal Eksploitasi Kesedihan di Filmnya

2 weeks ago 16
 Instagram/umayshahab)Umay Shahab (Foto: Instagram/umayshahab)

Umay Shahab terkenal sebagai sutradara muda berbakat. Ketiga filmnya, ‘Kukira Kau Rumah’ (2022), ‘Ketika Berhenti di Sini’ (2023), serta ‘Perayaan Mati Rasa’ (2025) menuai sukses dengan mencetak box office. Ketiga film tersebut memiliki tema drama kesedihan dan kehilangan.

Sayangnya, dia mengaku ada beberapa orang yang justru menganggapnya terlalu mengeksploitasi kesedihan. Beberapa netizen pun mencibirnya.

Dalam podcast di kanal YouTube Daniel Mananta Network yang diunggah pada Senin (24/2/2025), Umay menjelaskan bahwa sebenarnya dia ingin menekankan pentingnya memanfaatkan waktu sebaik mungkin dalam filmnya.

Menurutnya, tema tersebut sering kali menjadi ketakutan banyak orang. Maka dari itu, dia merasa perlu menyampaikan tema “memanfaatkan waktu” pada karya-karyanya.

| Baca Juga: Jefri Nichol Syok Kena Sikut saat Syuting Serial ‘Pertaruhan 3’

“Padahal niat terbesar aku tuh, aku nggak pengin anak-anak seumuran aku banyak yang menyesal karena tidak memanfaatkan waktu dengan baik,” ungkapnya.

Keinginan tersebut juga datang karena pria 24 tahun itu merupakan sosok yang bisa memanfaatkan waktu bersama keluarga dengan baik. Sementara itu ada banyak orang-orang di luar sana yang tidak memiliki keluarga yang baik.

“Aku ingin kasih awareness ke mereka. Aku tahu bahwa tidak semuanya memiliki kasih dan sayang dari orangtua sebagaimana aku diberi,” akunya.

“Tapi aku merasa setidaknya, aku melakukan apa yang harusnya kulakukan, yaitu mengingatkan semuanya untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin dengan orang-orang yang kalian sayangi. Jangan sampai pas orangnya nggak ada, cuma jadi penyesalan,” lanjutnya.

| Baca Juga: Komikus Horor Dihantui Kengerian di Film ‘Samar: Ilmira Nirmala’

Namun harus diakui Umay Shahab jika setiap orang memiliki pandangannya sendiri terhadap karya-karyanya.

“Tapi kan orang-orang bisa punya impresi sendiri-sendiri yang berbeda lagi, ada dari yang baik sampai yang kasar. Kayak, ‘Wah ini Umay bikinnya kayak gini terus’,” ujarnya.

Meski demikian, dia berusaha untuk tetap kembali pada niat awalnya membuat film, yaitu untuk mengajak orang-orang memanfaatkan waktu dengan baik.

“Aku sekarang berusaha untuk gimana caranya aku kembali pada niatku saja. Aku pengin anak-anak seumuranku memanfaatkan waktu sebaik mungkn,” terangnya. (*)

Read Entire Article
Kerja Bersama | | | |