Istri Raja Charles III, Ratu Camilla pernah menjadi korban pelecehan seksual. Hal itu terungkap dalam buku ‘Power and the Palace’ karya Valentine Low yang diterbitkan The Times, Minggu (31/8).
Buku tersebut menceritakan pertemuan antara Camilla dengan mantan Wali Kota London, Boris Johnson, pada 2008 lalu.
Terjadi percakapan serius kala sang ratu berkisah soal pengalamannya mengalami pelecehan seksual semasa remaja. Saat usianya antara 16 atau 17 tahun.
Camilla yang sedang dalam perjalanan menggunakan kereta menuju Paddington, tiba-tiba merasakan tangan seorang pria menyentuh tubuhnya. Tangan itu terus menyentuhnya semakin jauh ke bagian yang tidak pantas.
| Baca Juga : Potret Hangat Raja Charles III-Ratu Camilla Jelang Anniversary ke-20
Ratu kelahiran 1947 itu tidak tinggal diam. Dia melakukan aksi berani dengan ‘memberikan pelajaran’ pada pelakunya.
“Saat itu, Johnson bertanya, apa yang terjadi selanjutnya. Dia menjawab, ‘saya melakukan apa yang diajarkan ibu saya. Saya melepas sepatu dan memukul selangkangannya dengan tumit sepatu,” kisah Valentine Low dalam bukunya.
Bukan cuma itu, Camilla setibanya di Paddington langsung melapor kepada petugas keamanan. “Pria itu baru saja melecehkanku dan dia ditangkap,” jelas sang ratu.
Bukan tanpa alasan Ratu Camilla mengungkap pengalaman buruknya. Dia bercerita sebagai bentuk dukungan terhadap agenda Boris untuk membuka tiga pusat krisis pemerkosaan di London kala itu.
| Baca Juga : Demi Ratu Camilla, Raja Charles III Beli Properti Rp63 Miliar
Camilla telah lama menjadikan dukungan bagi para korban kejahatan seksual, meliputi pecelehan, pemerkosaan, dan kekerasan dalam rumah tangga, sebagai prioritas utama dalam pekerjaan publiknya.
Pada Maret lalu, dia menulis surat untuk Gisele Pelicot dan memberikan pujian atas keberaniannya yang luar biasa dalam menghadapi kasus pemerkosaan.
Gisele Pelicot adalah wanita asal Prancis yang menjadi korban pemerkosaan suaminya sendiri. Dari 2011-2020, dia diam-diam dibius dan diperkosa oleh suaminya yang juga mengundang puluhan pria lain.
Tahun lalu, Ratu Camilla mengadakan acara di Istana Buckingham untuk memberikan pengharagaan kepada pendukung penyintas kekerasan seksual.
| Baca Juga : Sambut Ramadan, Raja Charles dan Ratu Camilla Bagikan Kurma
Dia juga terlibat dalam berbagai proyek yang mengadvokasi para korban. Berusaha meningkatkan kesadaran akan kekerasan seksual melalui dokumenter ‘Her Majesty The Queen: Behind Closed Doors’.
Dalam pidatonya di acara Women of the World pada 2021, Camilla juga mengecam budaya diam. Sebuah fenomena sosial yang mana korban merasa takut untuk melaporkan tindak kekerasan seksual. Dia menilai hal tersebut justru membuat pelaku semakin berani melakukan aksinya.(*)