Rahasia Umur Panjang Penduduk Pulau Ikaria di Yunani, Ternyata Lakukan Kebiasaan Ini

2 weeks ago 21
 Getty ImagesPulau Ikaria Yunani berusia panjang. Foto : Getty Images

Pulau Ikaria, Yunani tidak hanya menyuguhkan pemandangan yang indah dengan panorama pantai, teluk, hingga bangunan bersejarahnya. Pulau yang terletak di selatan Yunani ini juga dihuni penduduk dengan harapan hidup yang tinggi.

Salah satu faktor utama yang mendukung harapan hidup tinggi di Ikaria adalah rendahnya kasus demensia di pulau dengan populasi 8.400 jiwa itu.

Bhakan, sebuah studi tentang Ikaria dari Universitas Athena menunjukkan 80 persen pria Ikarian berusia antara 65 dan 100 tahun masih berhubungan seks.

“Orang-orang dari Ikaria, Yunani, hidup sekitar delapan tahun lebih lama dibandingkan warga AS, secara rata-rata, sebagian besar tanpa demensia, tidak ada demensia yang terlihat,” terang pakar umur panjang, Dan Buettner, di podcast Live Well Be Well dikutip Senin (24/2/2025).

Rupanya, kata Buettner di blog Blue Zones, masyarakat pulau Ikaria, Yunani, menjalani diet Mediterania yang paling ketat di dunia. Pola makan mediterania ini membuat penduduk Ikaria hidup hingga usia 90 ke atas dan terbebas dari berbagai penyakit kronis.

| Baca Juga : Diet Sukses Tanpa Olahraga, Rutin Makan Buah dan Sayur 3 Bulan

Mengonsumsi Buah dan Sayuran

Mereka mengonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, polong-polongan, minyak zaitun, dan anggur merah dalam jumlah sedang.

“Namun, pola makan orang Ikaria bervariasi karena mereka mengonsumsi lebih sedikit ikan dan daging serta lebih banyak sayuran,” tulisnya.

“Mereka secara teratur memakan sekitar seratus sayuran liar dan sayuran kebun seperti sawi, sawi putih, adas, dan sayuran yang kami singkirkan di Amerika Serikat. Sayuran liar ini memiliki antioksidan pembersih arteri 10 kali lebih banyak daripada anggur merah,” lanjutnya.

Minum teh herbal dan kopi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Buettner, masyarakat Ikaria juga gemar mengonsumsi teh herbal yang dapat membantu mengurangi resiko dimensia.

“Orang Ikaria minum teh herbal setiap hari. Mereka membuat teh ini dengan tanaman dari sekitar rumah mereka, dari kebun mereka, dan dari alam liar. Mereka membuatnya dengan herbal seperti oregano, dandelion, sage, dan rosemary,” jelasnya.

| Baca Juga : Dilakukan The Weeknd, Ini Sederet Manfaat Tidur Siang Ala Astronaut

Ia juga menambahkan bahwa banyak tanaman herbal memiliki sifat diuretik ringan serta mengandung antioksidan dan zat antiinflamasi, yang dipercaya berkontribusi terhadap rendahnya angka penyakit jantung dan demensia di Ikaria.

Selain teh herbal, kopi juga menjadi minuman yang berperan besar dalam pola hidup sehat masyarakat Ikaria.

Buettner menekankan bahwa kopi merupakan bagian dari pola makan mereka dan juga dikonsumsi di berbagai wilayah dengan penduduk berusia panjang lainnya.

Ia menjelaskan bahwa masyarakat Ikaria mengonsumsi kopi dalam jumlah yang cukup banyak.

Menariknya, beberapa penelitian mengungkapkan bahwa kopi dikaitkan dengan risiko demensia yang lebih rendah serta dapat membantu mengurangi kemungkinan terkena penyakit Parkinson.

| Baca Juga : Cara Lawan Gerakan Tutup Mulut Anak dengan Metode GLM

Kaitan antara konsumsi kopi dan kesehatan otak ini diperkuat oleh penelitian yang dipublikasikan pada 2021 dalam jurnal PLOS Medicine.

Studi tersebut menyatakan bahwa orang yang mengonsumsi dua hingga tiga cangkir kopi atau teh setiap hari memiliki risiko lebih rendah sekitar 30 persen untuk mengalami demensia dan stroke dibandingkan mereka yang jarang atau tidak mengonsumsinya.

Rutin jalan kaki

Selain makanan dan minuman yang dikonsumsi, penduduk di Ikaria terbiasa melakukan banyak aktivitas fisik. Mereka juga memiliki kesehatan mental yang baik.

“Orang Ikaria lebih kecil kemungkinannya untuk menderita kesepian dan depresi dibandingkan orang Amerika. Orang yang depresi 50 persen lebih mungkin menderita demensia,” ungkapnya.

“Warga melakukan aktivitas fisik rutin dengan intensitas rendah. Mereka tidak melakukan apa yang salah di Amerika, di mana kita berpikir bahwa kita dapat duduk di kantor dan menonton TV sepanjang hari lalu menggantinya dengan berolahraga di pusat kebugaran selama 30 menit,” lanjutnya. (*)

Read Entire Article
Kerja Bersama | | | |