Produser ‘Merah Putih: One For All’ Buka Suara soal Isu Suntikan Dana

5 days ago 11

Produser film animasi ‘Merah Putih: One For All’, Toto Soegriwo buka suara soal isu suntikan dana pemerintah untuk karyanya.

Klarifikasi tersebut disampaikan lewat unggahan akun X @totosoegriwo. Dia menegaskan bahwa itu tuduhan tidak benar dan merupakan fitnah keji.

Kami tidak pernah menerima satu rupiah pun dana dari pemerintah, apalagi melakukan tindakan korupsi atau memanfaatkan uang haram sebagaimana yang dituduhkan,” tulisnya, Senin (11/8/2025).

Tuduhan tersebut membuat anak dan istri Toto mengalami tekanan mental karena dihujat oleh banyak orang. Dia pun meminta masyarakat untuk berhenti menyebarkan informasi palsu dan hujatan mereka.

| Baca Juga: Dikritik Habis-Habisan, Sutradara Film ‘Merah Putih One For All’ Angkat Bicara

Menanggapi pertemuannya dengan pihak Menteri Ekonomi Kreatif pada pertengahan Juni 2025, Toto menjelaskan itu merupakan ajang diskusi.

Pada saat menerima audiensi tim ‘Merah Putih: One For All’ pihak Menteri Ekonomi Kreatif hanya memberi sejumlah masukan terkait cerita, karakter, visual (look and feel), trailer, dan aspek kreatif lainnya. Tidak ada pemberian bantuan finansial maupun fasilitas promosi kepada film ini,” lanjutnya.

Klarifikasi tersebut ditutup dengan harapan Toto Soegriwo agar tuduhan dapat segera diluruskan, sehingga dia bisa kembali berkarya dengan tenang.

pic.twitter.com/wCAMtljeVR

— toto soegriwo (@totosoegriwo) August 11, 2025

Pernyataan tersebut menuai banyak komentar dari netizen. Ada banyak dari mereka yang mengaku tidak percaya dengan klarifikasi tersebut.

| Baca Juga: Sutradara Film ‘Jumbo’ Beri Kejutan di Hari Kemerdekaan RI

Sulit mempercayai klarifikasi ini. Dengan kualitas seburuk itu, bisa-bisanya masuk bioskop dengan tagline menyemarakkan kemerdekaan,” komentar seorang netizen.

Uang Rp6,7 miliar itu banyak, orang gila mana yang berani bakar uang segitu buat film kayak gini?” komentar netizen lain.

Diketahui, film animasi ‘Merah Putih: One For All’ menelan biaya produksi hingga Rp6,7 miliar. Sayangnya beberapa netizen berpendapat biaya produksi tidak sepadan dengan hasilnya.

Mereka semakin curiga karena film yang dianggap kurang bagus itu bisa masuk bioskop. (*)

Read Entire Article
Kerja Bersama | | | |