Film terbaru sutradara Hanung Bramantyo, ‘Cinta Tak Pernah Tepat Waktu’ sudah bisa dinikmati di bioskop mulai hari ini, Kamis (13/2). Membawa tema cinta yang diambil dari sudut pandang pria, film tersebut bisa menjadi salah satu tontonan yang pas di minggu valentine ini.
Film yang merupakan adaptasi novel karya Puthut EA itu memiliki sejumlah fakta menarik. Berikut beberapa di antaranya, dikutip dari berbagai sumber.
Sinopsis ‘Cinta Tak Pernah Tepat Waktu’
Kisah dari film tersebut berpusat pada seorang pria bernama Daku (Refal Hady) yang mendapat tekanan untuk segera menikah. Kekasih yang sudah lama dipacarinya, Nadya (Nadya Arina) pun sudah menunggu, tapi akhirnya dia justru memiliki pria lain.
Daku kemudian bertemu Anya (Carissa Perusset). Namun hubungannya dengan Anya pun tidak berlangsung lama karena beberapa hal.
Hingga akhirnya Daku bertemu dokter cantik bernama Sarah (Mira Filzah) yang membuatnya memiliki sudut pandang baru terhadap cinta.
Cinta dari Sudut Pandang Pria
Umumnya kisah cinta diambil dari sudut pandang wanita. Kisahnya pun tak jauh dari isu perselingkuhan.
| Baca Juga: Mulai Syuting, Kristo Immanuel Umumkan Cast Film ‘Tinggal Meninggal’
Film ‘Cinta Tak Pernah Waktu’ pun hadir dengan membawa perspektif yang berbeda. Kisahnya menunjukkan bagaimana seorang laki-laki menghadapi cinta dan tuntutan-tuntutannya.
“Banyak film yang sudut pandangnya perempuan diselingkuhi, segala macam. Tapi giliran ada sudut pandang laki-laki, malah dicibir. Saya nggak yakin apakah film ini bisa diterima, tapi ini film yang membedah soal laki-laki,” terang Hanung Bramantyo dalam konferensi pers film, Senin (10/2/2025).
Kisah yang Dekat dengan Masyarakat
Film garapan rumah produksi Dapur Film itu memiliki kisah yang dekat dengan masyarakat. Ceritanya sesuai dengan keadaan banyak orang dewasa yang sering kali mendapat tuntutan untuk segera menikah.
“Menurutku ini sangat dekat kita, apalagi dengan umur-umur aku gitu lah, yang kayak tekanan dari masyarakat. ‘Gimana sih kelanjutannya, sudah punya pacar belum nih?’. Gitu-gitu sebenarnya,” terang Nadya Arina.
“Sebenarnya itu diwakilkan dengan judul film karena sebenarnya untuk masing-masing orang kan sudah punya bagiannya masing-masing, beda-beda, kayak nggak ada waktu yang tepat.”
| Baca Juga: Makin Sepi, ‘A Business Proposal’ Kini Hanya Tayang di 52 Bioskop
Sulit Mencari Pemeran Daku
Hanung Bramantyo sempat mengaku dia kesulitan mencari pemain film yang cocok untuk memerankan sosok Daku. Dia mengatakan mencari pemeran utama pria lebih susah daripada mencari pemeran utama wanita.
“Kalau mungkin pemain cewek bisa kebayang ada si A, B. kalau cowok agak berat ya, susah. Cari Refal, pas kan dia? Sebagai laki-laki yang susah dicari,” ujarnya.
Cara Refal Hady Dalami Karakter
Di film tersebut, Refal Hady menjadi seorang penulis. Dia mengaku sama sekali tidak mengetahui apa pun soal menulis. Maka demi mendalami karakter, dia pun belajar dari sutradara.
“Gue kan nol soal nulis, jadi Mas Hanung banyak ngejelasin soal karakter ini. Gue belajar bukan hanya dari sisi cheezy-nya, tapi apa yang ada di kepala seorang penulis,” terangnya. (*)