Cosplay Jadi Kaisar Terakhir China, Pria Ini Dapat 10 Juta Followers

1 week ago 8

Seorang pria bernama Fu Qiang menjadi terkenal karena berdandan ala kaisar Puyi. Kaisar terakhir China, yang masa kekuasaannya berakhir pada tahun 1912.

Berkat aksi dramatisnya itu, dia berhasil mengumpulkan 10 juta followers di media sosial. Awal mula dia memutuskan untuk cosplay kaisar Puyi karena lelah selalu gagal dalam pekerjaannya.

Fu pernah bekerja sebagai agen properti. Gagal, dia jadi chef. Tak bertahan, dia jadi distributor barang. Juga tak berhasil.

Dia jadi pengedar flyers promosi, juga penghasilannya tak mencukupi. Dia pun jadi pengantar makanan, juga tak berhasil karena minim order.

| Baca Juga : Bocah Laki-laki 6 Tahun di China Hapal 800 Spesies Ikan

Di tengah keputus asaannya, pria dari provinsi Anhui, China Timur itu berdandan ala sang kaisar terakhir. Dan beraksi sebagai Puyi di Istana Terlarang, yang dulu adalah istananya Puyi. Hal itu dia lakukan bersama beberapa teman yang menjadikannya content di berbagai platform medsos.

Puyi adalah kaisar terakhir dari dinasti Qing, dan terakhir pula di China. Kisahnya yang tragis bahkan pernah dilayar lebarkan oleh Hollywood dengan judul yang sama: The Last Emperor.

Dikenal Luas

Puyi diangkat sebagai kaisar menggantikan ayahandanya, saat usianya baru empat tahun. Sementara dia bertumbuh, kekuasaan dijalankan oleh neneknya atau ibu suri. Tapi yang mengenakan jubah kaisar, ya Puyi.

Sehingga bisa dibayangkan bagaimana harus menghormati seorang balita yang masih suka berlarian, mengejar serangga. Hanya lantaran dia mengenakan jubah kaisar. Karena dia memang kaisar yang sesungguhnya.

| Baca Juga : Lembaran Kelam dan Komersialisasi Kuil Shaolin

Kekaisaran Puyi, yang ada di bawah dinasti Qing berakhir pada tahun 1912, karena revolusi Xinhai yang menjadi cikal bakal Republik Rakyat China yang sekarang. Revolusi itu membuat Puyi, neneknya dan semua penghuni istana terusir.

Demi keselamatannya, Puyi disamarkan oleh beberapa pembantu setianya dengan hidup di desa sebagai petani. Sementara istananya, yang kini dikenal dengan sebutan Forbidden City atau Kota Terlarang dikuasai pemerintah baru. Dan dilestarikan sebagai museum yang tertutup.

Turis lokal dan asing hanya bisa menikmati bagian luar istana. Sedang bagian-bagian tertentu, seperti singgasana raja dan koleksi jubah-jubahnya, peralatan makan dan kamar tidurnya, hanya bisa dilihat dari jarak tertentu. Itu pun tak boleh dipotret, demi keutuhan warnanya.

Kaisar Terakhir

Setelah negara berganti jadi Republik, dan kebencian pada feodalisme kerajaan sudah sirna, Puyi baru berani keluar dari persembunyiannya.

| Baca Juga : Ibu ‘Monster’ dari China Jual 2 Bayi Demi Beli Baju dan Bayar Influencer

Dengan mengenakan jas khas rakyat Tiongkok, secara perlahan dia menjalin hubungan sosial sebagai Puyi. Menemui kembali orang-orang yang masih setia kepadanya dan kepada kerajaan.

Hingga saat terakhirnya, Puyi hidup tenang sebagai mantan kaisar. Dia memang tidak lagi memiliki privilege sebagai mantan kaisar. Tetapi negara tak pernah mengusiknya dan para pengikutnya. Sebab mereka tak berusaha membangun kekuatan baru untuk melawan negara.

Ketika Jepang masuk ke China pada tahun 1932, Puyi diangkat kembali sebagai kaisar. Dia berhak mengenakan pakaian dan semua tanda kebesaran militer.

Namanya berganti jadi Kaisar Manchukuo. Jadi bukan lagi Puyi. Tetapi Manchukuo tak punya kekuasaan. Hanya sebagai ‘boneka’nya penguasa.

| Baca Juga : Punya Rumah Megah, Programmer China ini Justru Pilih Tinggal di Mobil

Penjajahan Jepang di China yang terkenal dengan tragedi pembantaian Nanjing yang menewaskan 200.000 penduduk sipil dan militer di bekas ibukota itu, pada tahun 1945. Bersamaan dengan dibomnya Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat.

Sejak itu, Puyi alias Kaisar Manchukuo kembali terlempar, jadi rakyat jelata lagi. Namun konsistensinya berjas ala Ketua Mao, dengan wajah culun dan kacamata bulatnya, tak terlupakan.

Popularitas film The Last Emperor yang dirilis tahun 1987, diikuti oleh banyak film dan serial teve yang bercerita tentang Puyi dan kehidupannya. Semasa kekaisaran dan bahkan setelah Jepang mundur.

Ingatan orang yang masih kuat terhadap Kaisar Puyi itulah yang dimanfaatkan Fu Qiang. Dia membeli jas, celana, sepatu dan kacamata serupa. Lantas mengenakannya di Kota Terlarang.

| Baca Juga : Bocah 6 Tahun di China Operasikan Crane Demi Aksi Akrobat Orangtua

 Dok. SCMPFu Qiang, berdandan ala Kaisar Puyi. Foto: Dok. SCMP

Menyapa banyak orang dan mengenalkan dirinya sebagai Kaisar Terakhir, Puyi. Beberapa orang mem-bully-nya dengan teriakan, “Hei.. semuanya menghormat, berlutut. Kaisar Puyi lewat.” Toh Fu Qiang tidak terusik oleh ejekan itu.

Dia tetap tenang dan membalas semua penghormatan, laiknya kaisar beneran. Termasuk yang iseng-iseng ikutan berlutut.

10 Juta Followers

Ulah Fu Qiang yang seperti Puyi beneran itu menarik banyak content creator. Selama hampir sebulan dia melakukan aksinya itu, tim video Fu berhasil mengunggah 286 video. Followers-nya pun melambung drastis.

Dari yang seminggu pertama naik ke 660.000. Kini setelah tiga bulan, pengikut Fu sudah mencapai 10 juta.

| Baca Juga : Kasing Lung, Pencipta Labubu Karena Menyukai Monster Ceria

Lonjakan drastis itu terjadi saat AI (artificial intelligent) mendeteksi foto Fu Qiang di depan Kuil Sorgawi (Temple of Heaven), yang merupakan tempat sembahyang para kaisar sebelum Puyi sebagai kaisar Puyi. Wajah, penampilan dan ukuran tubuh Fu memang sangat ‘Puyi.’

Selain itu, berkat cosplay sebagai Puyi, Fu juga mendapatkan berbagai keuntungan. Penasaran keuntungan apa saja yang didapatakan oleh Fu Qiang?

Baca kisah selengkapnya di Tabloid Nyata Cetak edisi 2821 Minggu ke V Agustus 2025. (*)

Read Entire Article
Kerja Bersama | | | |