Pemimpin umat Katolik, Paus Fransiskus telah meninggal dunia di usia 88. Sebelum berpulang, mendiang mengaku telah “hidup dengan sebaik-baiknya”.
Paus terbilang sibuk di hari-hari akhir sebelum kematiannya. Salah satu yang paling berkesan bagi Indonesia adalah tur 12 harinya di Asia Tenggara.
Saat berkunjung ke Tanah Air pada 3-6 September 2024, mendiang melakukan pertemuan kenegaraan dengan eks Presiden Jokowi, bertemu dengan para petinggi agama, hingga mengunjungi Masjid Istiqlal.
Setelah tur tersebut, kesehatannya mulai menurun. Akhirnya Paus Fransiskus dirawat di rumah sakit karena bronkitis dan kemudian didiagnosis pneumonia sekitar Februari 2025.
| Baca Juga: Sempat Tampil di Hari Paskah, Paus Fransiskus Meninggal Dunia
Sempat dirawat selama sekitar 5 minggu, sang Paus kembali beraktifitas untuk merayakan Jumat Agung serta Paskah.
Sehari sebelum kematiannya, dia mengikuti acara Paskah Senin untuk memberkati ribuan orang yang berkumpul di St Peter’s Square. Kehadirannya telah dinantikan banyak orang karena sempat dikabarkan sakit.
Dalam pidatonya di acara tersebut, Paus Fransiskus memberikan beberapa pesan. Salah satunya menyerukan perdamaian, keprihatinan, hingga desakan bantuan kemanusian atas perang di Palestina.
“Saya menyatakan kedekatan saya dengan penderitaan, bagi seluruh rakyat Palestina dan Israel,” ucapnya, sebagaimana dikutip dari Daily Mail, Senin (21/4/2025).
“Serukan gencatan senjata, bebaskan para sandera dan bantulah rakyat yang kelaparan yang menginginkan kedamaian di masa depan,” lanjutnya.
Dia juga sempat berdoa di St Peter’s Basilica dan berinteraksi dengan para pengunjung di sana, termasuk memberi permen pada anak-anak.
| Baca Juga: Sempat Koma, Penyebab Kematian Paus Fransiskus Terungkap
Diketahui ada sekitar 35 ribu lebih orang yang berkumpul di sana, berharap bisa melihat Paus Fransiskus.
Kepada salah satu wartawan, dia mengungkap bagaimana keadaan dan perasaannya usai lama dirawat di rumah sakit.
“I’m living it as best as I can–Hidup sebaik yang aku bisa,” ujarnya.
Itu menjadi salah satu kata-kata terakhir mendiang Paus Fransiskus sebelum meninggal dunia pada Senin (21/4/2025) lalu.
Usai merayakan Paskah, dia mengunjungi penjara di Roma serta mendelegasikan beberapa tugas pada para kardinal di bawahnya. (*)