Usia bukan penghalang untuk bisa berprestasi. Di usia 11 tahun, Wilujeng Arimbi Yuwono, sudah berhasil menjadi jawara dunia. Penari asal Bekasi itu sukses bemboyong dua medali dalam kompetisi balet The World Ballet Trial (TWBT) 2025 yang berlangsung di Jepang.
Perlu diketahui, ajang itu digelar pada 21–22 Agustus 2025. Terhitung ada lebih dari 50 kontestan dari Jepang, Korea, Italia, China, Malaysia, Thailand, hingga Indonesia.
Prestasi dunia yang diperoleh Wilujeng Arimbi Yuwono membuatnya semakin termotivasi untuk belajar dan berlatih lebih giat lagi. Gadis yang akrab disapa Liu itu tidak mau cepat puas.
| Baca Juga : Lima Ayah Rela Botak dan Pakai Baju Balet Demi Pengobatan Kanker Anak
“Dua medali ini jadi motivasi supaya aku bisa terus berkembang dan bikin tarian aku makin keren. Aku pengin tunjukin kalau kalau kita mau berusaha, mimpi kita bisa terwujud,” terangnya pada Minggu, (24/8/2025).
Setelah menang dua medali di kompetisi The World Ballet Trial membuat perasaanya campur aduk. Senang, bangga, dan tidak menyangka, dirasakan Liu.
“Semua latihan berat dan lelah yang aku jalani akhirnya membuahkan hasil,” ujarnya.
| Baca Juga : Kisah Legenda Si Kabayan Dibawa ke Pentas Tari Balet
Sebelum melangkah ke final di Tokyo, Liu terlebih dahulu tampil di The World Ballet Trial Indonesia. Dari panggung nasional itulah gadis kelahiran Bekasi, 7 Maret 2014 itu terpilih mewakili Indonesia ke kancah internasional.
Menjelang keberangkatannya ke Jepang, Liu bersama para siswa terpilih On Point Ballet School mengikuti program latihan intensif dan private coaching.
Materinya mencakup classical ballet hingga contemporary dance, dengan fokus tidak hanya pada teknik, tetapi juga pada penguatan mental dan fisik agar siap tampil di hadapan juri internasional.
| Baca Juga : Vladimir Shklyarov, Pebalet Rusia Tewas Terjatuh dari Lantai Lima
Pertunjukan di Jepang berlangsung dengan disiplin tinggi. Setiap peserta menampilkan kemampuan terbaiknya dalam persaingan yang ketat.
Meski sempat diliputi rasa gugup, Liu tampil percaya diri berkat dukungan keluarga dan guru-gurunya. Prestasi Liu menjadi bukti bahwa penari muda Indonesia mampu bersaing di tingkat global.
“Bagi Liu ini pengalaman yang luar biasa. Dari Bekasi bisa sampai Tokyo, semoga menjadi inspirasi bagi penari-penari muda Indonesia lainnya,” kata Ester, salah satu pembina On Point Ballet School, tempat Liu berlatih. (*)