Meski belum diumumkan secara resmi, dugaan-dugaan terkait penyebab kecelakaan pesawat American Airlines dengan helikopter Black Hawk mulai bermunculan.
Dua alat transportasi udara itu bertabrakan di langit atas Sungai Potomac, dekat Bandara Nasional Reagan Washington, Virginia, pada Rabu (29/1) malam waktu setempat.
Akibatnya, 60 penumpang dan 4 awak kabin pesawat, serta 3 tentara Angkatan Darat AS yang menumpang helikopter dinyatakan tewas.
New York Post melaporkan, Jumat (31/1), bahwa Black Hawk terbang dua kali lebih tinggi dibandingkan batas yang seharusnya.
| Baca Juga : Tak Ada Korban Selamat dalam Tabrakan American Airlines vs Black Hawk
Helikopter itu seharusnya hanya boleh terbang di bawah 200 kaki, sesuai dengan pedoman penerbangan untuk rute yang ditempuh. Namun, saat kejadian, pilot menerbangkannya dalam ketinggian lebih dari 300 kaki.
Disebutkan bahwa Black Hawk tidak dilengkapi dengan teknologi terkini yang bisa memberitahu kontrol lalu lintas udara kalau mereka berada pada jalur yang salah atau berbahaya.
Sementara AP News melaporkan bahwa beberapa menit sebelum bertabrakan, pengawas lalu lintas udara telah meminta pilot American Airlines untuk landing di jalur yang lebih pendek dan memberikan izin mendarat.
Situs pelacakan penerbangan menunjukkan bahwa pesawat dengan nomor penerbangan 5342 dari Kansas itu telah menyesuaikan arahnya untuk menuju ke runway baru yang diperintahkan.
| Baca Juga : 14 Atlet Seluncur Indah Tewas dalam Kecelakaan Pesawat American Airlines
Sekitar 30 detik sebelum kecelakaan, pengawas juga telah memastikan kalau Black Hawk melihat ada American Airlines di dekatnya dan meminta pilot untuk menunggu pesawat lewat terlebih dahulu.
Sayangnya, yang terjadi selanjutnya justru keduanya bertabrakan dan jatuh ke Sungai Potomac.
Pihak berwenang telah mengamankan black box dari American Airlines dan Black Hawk untuk mencari tahu penyebab pasti kecelakaan.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Pete Hegseth menyodorkan permintaan proses penyelidikan yang berfokus pada seberapa tinggi helikopter terbang.
| Baca Juga : Pesawat Learjet Jatuh di Kawasan Pemukiman Philadelphia AS
Sedangkan Jontahan Koizol, kepala staf penerbangan Angkatan Darat AS mengatakan bahwa perlu analisis data penerbangan sebelum membuat kesimpulan tentang ketinggian terbang.
Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump juga memberikan tanggapan terhadap insiden tersebut. Lewat media sosial Truth Social, dia membagikan cuitan, “helikopter Black Hawk terbang terlalu tinggi. Jauh di atas batas ketinggian 200 kaki. Itu tidak terlalu rumit untuk dipahami, bukan?”
Sementara itu, hingga Jumat (31/1) malam, sebanyak 42 jenazah korban berhasil dievakuasi dari Sungai Potomac. (*)