Indragiri Hilir , RIAU — Dalam rangka memperkuat peran mahasiswa dan dosen dalam pengabdian kepada masyarakat, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) bersama Fakultas Hukum Universitas Islam Indragiri (UNISI) sukses menggelar kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Desa Teluk Dalam, Kecamatan Kuala Indragiri. Kegiatan ini secara istimewa dipusatkan di maqam Syekh Abdurrahman Siddiq bin Abdul Qadir, seorang ulama besar Nusantara yang telah menorehkan warisan intelektual, spiritual, dan ekonomi di tanah Riau.
Selama satu hari pelaksanaan, mahasiswa dan dosen terlibat aktif dalam penyuluhan hukum, diskusi nilai-nilai sejarah, serta pelestarian budaya lokal. Kegiatan ini menjadi contoh sinergi nyata antara dunia akademik dan peran sosial mahasiswa. kegiatan PKM ini juga tak lepas dari peran aktif M. Nur Tanjung Marola selaku Gubernur BEM Fakultas Hukum UNISI. Beliau memberikan kata sambutan yang menginspirasi, menekankan pentingnya kolaborasi antara BEM, Fakultas Hukum, dan masyarakat dalam melestarikan warisan budaya dan nilai-nilai luhur. M. Nur Tanjung Marola juga menyampaikan harapan agar kegiatan serupa dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat Desa Teluk Dalam dan sekitarnya.
Dr. (C) Bambang Sasmita Adi Putra, S.H., M.H., selaku Ketua Program Studi Hukum UNISI, menegaskan bahwa maqam Syekh Abdurrahman bukan sekadar situs ziarah, namun juga pusat pemikiran dan keteladanan.
> “Kami ingin agar hukum tidak hanya dipelajari secara normatif, tetapi juga dikontekstualisasikan dengan nilai sejarah dan spiritualitas. Sosok Syekh Abdurrahman adalah cermin ulama sekaligus intelektual yang mengakar kuat di masyarakat,” ujarnya.
Turut aktif dalam kegiatan ini, BEM Fakultas Hukum memainkan peran penting dalam mobilisasi mahasiswa, koordinasi teknis lapangan, serta pelibatan masyarakat dalam forum-forum edukatif. Hal ini menegaskan peran mahasiswa tidak hanya sebagai pelajar, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial.
Syekh Abdurrahman Siddiq, seorang ulama kelahiran Mesir yang bermukim di Riau, dikenal luas sebagai penggerak pendidikan, pengelolaan pertanian pasang surut, dan pencetus sistem tata air yang hingga kini masih digunakan di Asia Tenggara. Ia bahkan mendapat pengakuan dari pemerintah kolonial sebagai “professor bidang pertanian” karena kontribusinya yang luar biasa.
Apresiasi datang dari berbagai pihak, termasuk Dr. Ali Azhar, M.H., yang menyebut kegiatan ini sebagai langkah strategis dalam memperkuat identitas keilmuan Islam Indonesia.
> “Kegiatan ini tidak hanya akademik, tapi juga bentuk penghormatan kepada warisan bangsa. Kampus lain perlu meniru langkah UNISI yang menyentuh aspek sejarah dan spiritual,” jelasnya.
Kepala Desa Teluk Dalam, Muhammad Irham, S.E., menyampaikan rasa terima kasih atas inisiatif yang menyentuh langsung masyarakat.
> “Kami sangat terbantu dan terinspirasi. Sinergi antara BEM, dosen, dan masyarakat ini menjadi awal yang baik untuk kerja sama yang lebih luas, termasuk pelatihan hukum dan pengembangan wisata religi berbasis sejarah,” ucapnya.
Materi PKM meliputi penyuluhan hukum agraria, hukum keluarga Islam, dan hak-hak masyarakat desa, disampaikan secara komunikatif dan aplikatif. Peserta yang terdiri dari pemuda, perangkat desa, dan tokoh masyarakat menyambut antusias dan berharap kegiatan ini menjadi program rutin.
Ke depan, PKM ini dirancang sebagai model pengabdian berkelanjutan, dengan target mengangkat situs-situs sejarah dan budaya lokal sebagai laboratorium sosial dan edukasi hukum berbasis masyarakat.