Sekelompok Ayah Populerkan ASI dengan Gaya ‘Bapak-Bapak’

1 week ago 16
 ISTIMEWA)Komunitas Ayah ASI pendukung air susu ibu. (Foto: ISTIMEWA)

Masih banyak yang berpendapat bahwa air susu ibu (ASI) cuma urusan ibu-ibu. Padahal, keluarga dekat dan lingkungan sangat berkontribusi dalam urusan itu. Apalagi para ayah. Soalnya kan bikin anaknya berdua, jadi ngurusnya juga harus sama-sama dong. Termasuk pemberian ASI.

Untuk itulah delapan ayah membentuk Komunitas Ayah ASI. Mereka adalah Sogi Indra Dhuaja, Ernest Prakasa, Shafiq Pontoh, Dipa Andika, Rahmat Hidayat, Pandu Gunawan, Syarief Hidayatullah dan Aditia Sudarto.

Sebuah wadah bagi para ayah untuk terlibat dalam pemberian ASI. Karena ini memang sengaja untuk para ayah, bahasa yang digunakan dalam komunitas itu ya ala-ala lelaki.

”Yang vulgar. Ya sesuai bahasa tongkrongan kita. Karena kalau bapak-bapak sudah ngomongin ASI, terus ngomonginya serius, pasti jadi malas,” kata Sogi kepada Nyata, Minggu (19/1) lalu.

| Baca Juga: Perginya Tulang Punggung Keluarga dalam Tragedi Glodok Plaza

Sogi dan ketujuh bapak itu punya kegelisahan yang sama. Bagaimana mendukung istri saat menyusui. ”Jadi kegelisahan saya itu berawal tahun 2009 ketika anak pertama saya, Sam, lahir. Waktu itu istri sempat mengalami ASI seret. Namanya juga anak pertama, belum tahu harus ngapain,” cerita Sogi.

Waktu itu Sogi mengaku diajak istri untuk membantu. ”Saya diajakin untuk menjaga dia, mengawal dia. Diajari juga ASI eksklusif itu apa. Ketika istri stres, produksi ASI-nya juga jadi seret,” lanjutnya.

Mengedukasi Ayah

Tidak disangka, tahun 2011, Sogi diajak bergabung dengan tujuh bapak yang saat itu dalam proses membuat buku Catatan Ayah ASI. Sebelumnya ketujuh bapak itu dipertemukan dengan pengurus AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia), karena beberapa istri dari ketujuh bapak itu aktif di AIMI.

 Naomi/Nyata)Komunitas Ayah ASI terbentuk untuk mendukung ibu menyusui. (Foto: Naomi/Nyata)

”Dari obrolan informal beberapa ayah dan pengurus AIMI, kita punya masalah yang sama. Bingung ketika anak pertama lahir. Ada yang kurang dukungan keluarga, lingkungan dan sebagainya. Terus kita mikir, ASI ini terlalu penting. Saking pentingnya kita merasa bahwa bapak-bapak perlu ikutan. Kita merasa perlu untuk mengedukasi para ayah agar paham ASI dan menyusui. Serta memberikan dukungan ke istrinya,” kata Rahmat Hidayat , Founder ID_AyahASI.

| Baca Juga: Keikhlasan Ayah, Oshima Yukari Korban Kebakaran Glodok Plaza

Mereka juga merasa perlu untuk menumbangkan anggapan bahwa mengurus anak hanya tugas perempuan.

”Di Indonesia ini masih seperti itu. Ketika laki-laki mau membantu, dikit-dikit dibilang salah, jangan dan sebagainya. Jadi patah deh semangatnya. Belum lagi omongan mertua, kalau suami jangan dikasih pegang anak. Banyak lah polemik itu di Indonesia,” jelas Sogi lagi.

Meski punya mimpi dan harapan, pada awalnya mereka hanya ingin berkampanye tentang ASI, bukan membuat komunitas. Namun mereka juga bingung, kira-kira kampanye apa yang bisa diberikan agar menarik para ayah.

Akhirnya Shafiq Pontoh, punya ide menuliskan cerita-cerita mereka mendukung sang istri ketika menyusui.

”Cita-citanya mau bikin buku tentang ASI, tapi yang nulis laki-laki. Masing-masing menulis sebuah chapter di dalam buku Catatan Ayah ASI itu. Kisah pribadi bagaimana mereka memberikan support pada istri yang sedang menyusui,” kata Sogi.

”Memberikan info-info khas media laki-laki, style laki-laki. Kebetulan mereka juga punya pengalaman seputar ASI yang harus dibagikan kepada ayah-ayah lainnya. Ada pula pengalaman buruk yang semoga nggak diulangi ayah lainnya dan pengalaman baik yang bisa menginspirasi,” lanjut Sogi.

| Baca Juga: Budidaya Ular, Peternak Sidoarjo Ini Bisa Beli Sepeda hingga Rumah

Tapi ketika buku itu hendak dicetak, penerbit mempertanyakan. ”Kayak, lo siapa? Lo bukan artis, bukan pakar, Cuma ayah biasa tapi nulis soal ASI dan menyusui,” kata Rahmat. Akhirnya rencana itu tertunda. Apalagi tahun 2011, buku parenting, penjualannya juga tidak bagus.

Mereka pun sadar. Kalau pun nekat menerbitkan, siapa juga pembelinya. Akhirnya mereka membuat akun Twitter @ID-AyahASI. Di situ mereka memberikan info tentang ASI dan mengajak followers, jika ada yang mau bertanya. ”Bicara payudara ya payudara saja. Pokoknya khas lelaki,” tutur Sogi.

Kisah selengkapnya baca di Tabloid Nyata Cetak edisi 2791, Minggu ke III, Januari 2025.

Read Entire Article
Kerja Bersama | | | |