Jakarta, CNN Indonesia --
Pemerintah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mencatat sebanyak 166.721 warga telah menerima manfaat dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Sasaran program ini mencakup pelajar dari berbagai jenjang pendidikan serta anak di bawah usia lima tahun.
Dikutip dari Antara, Bupati Jepara, Witiarso Utomo, menyampaikan layanan MBG disalurkan melalui 54 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di sejumlah kecamatan.
Hal ini disampaikan saat peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-61 di halaman Setda Jepara, Senin (10/11). Acara yang mengusung tema 'Generasi Sehat, Masa Depan Hebat' dihadiri jajaran Forkopimda, direktur rumah sakit, dan rektor Universitas Al Hikmah Jepara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Witiarso melanjutkan, program MBG di Jepara mulai dijalankan sejak 17 Februari 2025. Saat ini sudah ada 73 dapur SPPG, dengan 54 dapur yang sudah beroperasi aktif.
Program ini menargetkan bisa melayani 383.701 penerima manfaat, termasuk pelajar, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
"Hingga akhir tahun 2025, kami targetkan 60 dapur SPPG beroperasi," ujarnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Gizi Nasional (BGN) Perwakilan Jepara, dari total penerima manfaat saat ini, sebanyak 998 orang merupakan ibu menyusui, dan 599 ibu hamil.
Program ini juga menjangkau 2.363 balita, serta 27.258 siswa taman kanak-kanak (TK) dan pendidikan anak usia dini (PAUD). Sementara itu, 135.508 lainnya adalah siswa dari jenjang sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA).
Menurut Witiarso, pelaksanaan program MBG di daerah merupakan bagian dari upaya membangun generasi sehat dan produktif.
"Program ini bukan sekadar memberi makan, tapi membangun generasi sehat, cerdas, dan berdaya," ucap dia.
Pemerintah Kabupaten Jepara juga terus memperkuat pembangunan kesehatan dengan fokus pada penanganan stunting, tuberkulosis (TBC), dan HIV melalui kolaborasi lintas sektor.
Berdasarkan data survei nasional, prevalensi stunting di Jepara menunjukkan penurunan signifikan dari 30,9 persen pada 2019 menjadi 15,6 persen pada 2024.
"Tanpa kesehatan, seluruh potensi manusia tidak akan berkembang optimal," pungkas Witiarso.
(rir)

3 hours ago
2

















































