Bagi kebanyakan orang, sampah, baik organik maupun non organik akan dibuang. Namun bagi Queen Anneysa Kabeer Lukito, sampah itu, terutama yang organik akan dikumpulkan.
Dan dari sampah itu, dia meraih gelar Puteri Lingkungan Hidup 2024 di ajang pemilihan Pangeran dan Puteri Lingkungan (Pangput). Sebuah kompetisi lingkungan yang diprakarsai Tunas Hijau.
Sampah-sampah organik itu dikumpulkan Queen Anneysa untuk diurai oleh maggot, larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF) yang berbentuk seperti belatung. Hasilnya, pelajar SMPN 1 Surabaya itu mengurangi sampah organik, membuat pupuk dan pakan ternak.
Hingga saat ini sejak Februari tahun lalu, Queen berhasil mengolah sampah organis sebanyak 42 ton untuk diurai ratusan kilogram maggot.
| Baca Juga: Sekelompok Ayah Populerkan ASI dengan Gaya ‘Bapak-Bapak’
Tidak hanya meraih gelar Puteri Lingkungan Hidup, bungsu dari dua bersaudara pasangan Lukito Ramadani dan Riris Indah Restu itu meraih penghargaan lainnya. Yaitu Juara 1 Puteri Favorit, Juara 1 Ekspos Media Terbanyak, Juara 1 Public Speaking, Juara 2 Penjawab Terbaik dan Juara 1 Pengolahan Sampah Organik Terbaik.
”Pastinya bangga sekali, karena saya sudah melewati tantangan-tantangan dan perjuangan yang tidak mudah. Tapi sebenarnya juara pertama itu bukan target saya, yang terpenting saya melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar,” kata Queen kepada Nyata, Kamis (23/1) lalu.
Pantang Menyerah
Kemenangan sebagai Puteri Lingkungan Hidup 2024 ini bukanlah yang pertama bagi Queen. Sebelumnya remaja kelahiran 15 November 2010 itu meraih Juara 3 Puteri Lingkungan Hidup 2021 serta Juara Favorit. Juga Juara 2 Puteri Lingkungan Hidup 2022, Juara 1 Pembina Terbaik Kampung Ikon Lingkungan Hidup 2022, Juara 2 Public Speaking Lingkungan Hidup 2022, hingga Juara 1 Eco Student Elementarya of the Year 2022.
Semua itu untuk katagori SD. Queen kala itu masih menjadi siswi SDN Ketabang 1 Surabaya. Upaya yang dilakukan adalah mempelopori budidaya jahe merah dan pengolahan sampah organik menggunakan tong aerob biopori.
| Baca Juga: Perginya Tulang Punggung Keluarga dalam Tragedi Glodok Plaza
Queen menanam 35 ribu tanaman jahe merah dan mengolahnya jadi produk kuliner. Seperti wedang jahe merah hingga cookis jahe merah. Ia pun menggerakkan UMKM dan ibu-ibu PKK sekitar.
”Tahun 2023 saya berhenti sebentar, karena waktu itu mau fokus masuk SMP. Jadi fokus ke ujian-ujian dan akademik. Cuma ikut keluarga sadar iklim dan tanggap bencana. Alhamdulillah dapat juara satu,” terangnya.
1 Ton Per Bulan
Ketika kembali mengikuti ajang Pangput 2024, Queen membawa proyek berbeda. Memproses sampah organik dengan Maggot Black Soldier Fly (BSF).
”Karena kalau pakai Tong Aerob itu membutuhkan waktu lama untuk mengurainya. Setelah saya riset di internet, saya menemukan maggot yang bisa mengurai sampai organik lebih cepat dari media lain,” paparnya.
| Baca Juga: Kenangan Terakhir Aktor ’Mak Lampir’, Pergi dalam Pelukan
”Kenapa memilih inovasi sampah lagi? Ya karena kita tahu, permasalahan sampah di Kota Surabaya itu masih jadi perhatian masyarakat daan tentunya pemerintah Kota. Sehingga saya ingin membantu pemerintah mengurangi permasalahan ini. Sebab Indonesia masih menjadi penghasil sampah makanan terbanyak kedua setelah Arab Saudi,” imbuhnya.
Untuk memulai project tersebut, Queen mendapat baby maggot dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian sebanyak 500 gram. Awal bulan pertama, Queen mengambil sampah organik sebanyak 5kg/ hari atau 150kg/bulan. Namun bulan ke dua sudah lebih 1 ton/bulan.
Kisah selengkapnya baca di Tabloid Nyata Cetak edisi 2792, Minggu IV, Januari 2025