Kalian mungkin sudah tidak asing dengan padel yang tengah menjadi tren olahraga di Indonesia. Digandrungi banyak orang, khususnya kaum kelas atas dan para artis.
Olahraga raket tersebut merupakan perpaduan antara tenis dan squash. Diciptakan dan dimainkan pertama kali oleh pebisnis asal Meksiko, Enrique Corcuera, pada 1969 di lapangan rumahnya.
Dia menamai olahraga itu paddle corcuera. Kemudian mengajarkan cara bermain kepada teman-temannya yang ikut menyebarkannya ke berbagai negara lain.
Padel sejatinya telah berkembang pesat di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Namun, di Indonesia baru menjamur tahun ini.
| Baca Juga : Mengenal Tren Jalan Kaki ala Jepang yang Lagi Digemari
Banyak artis terkenal Tanah Air yang turut merasakan ‘demam’ padel, seperti Nagita Slavina, Mahalini, Dian Sastrowardoyo, Aurel Hermansyah, Al Ghazali, Alyssa Daguise, Desta, dan Kevin Julio.
Lantas, apa sih keistimewaan padel sehingga bisa menjadi tren?
Lapangan yang Dilapisi Kaca
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, padel adalah gabungan antara tenis dan squash. Lapangannya memiliki panjang 20 meter dan lebar 10 meter. Lebih kecil dari lapangan tenis, tapi lebih besar dari squash.
Sisi-sisinya dikelilingi kaca atau kawat besi, sama seperti lapangan squash. Sementara perhitungan skornya sama seperti tenis, yakni menggunakan sistem angka 15, 30, 40.
| Baca Juga : Tren Latihan 12-3-30 Viral di TikTok, Diklaim Bisa Pangkas Berat Badan
Raket maupun bola yang digunakan berbeda dari dua olahraga tersebut. Padel dimainkan dengan raket tanpa senar. Permukaannya padat dengan lubang-lubang kecil. Dibuat dari material seperti serat karbon atau fiberglass.
Bolanya juga memiliki tekanan udara yang lebih kecil, sehingga pantulannya lebih lambat. Berikut ini adalah beberapa peraturan dasar tentang padel.
- Servis dilakukan dengan cara underhand (dari bawah pinggang)
- Bola boleh memantul ke dinding
- Hanya memiliki format permainan ganda
Mudah Dipelajari Pemula
Bangun Hartato, mantan pemain tenis yang kini menjadi coach padel menjelaskan bahwa olahraga yang diciptakan oleh Enrique Corcuera itu ramah untuk pemula. Terutama orang-orang yang belum pernah memainkan permainan raket sebelumnya.
Aturannya relatif sederhana. Cara mainnya mudah dipahami. Ukuran lapangan yang kecil membuat pemain mudah menguasai area permainan.
| Baca Juga : Awas, Kebiasaan Menggigit Kuku Bisa Timbulkan Dampak Ini
“Padel ini cocok buat orang-orang yang kesulitan main tenis. Selain itu, cocok buat orang yang sibuk. Karena biasanya lapangan buka sampai tengah malam. Jadi bisa disesuaikan sama jadwal kegiatan,” ujarnya saat ditemui Nyata di Homeground Padel Premier Surabaya, Sabtu (16/8).
Ajang Bersosialiasi
Menurut Bangun, alasan lain yang membuat padel banyak disukai karena bisa menjadi ajang bersosialisasi. Mengingat format permainannya yang hanya bisa dimainkan secara ganda, dua lawan dua.
“Karena biasanya mainnya ganda, jadi mau nggak mau kita harus berinteraksi dan bekerjasama sama orang lain,” kata pelatih tenis yang memiliki sertifikasi resmi dari Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PELTI) itu.
“Kadang juga ada yang milih kumpul sama teman-teman atau keluarga sambil main padel. Udahlah seru, bikin sehat lagi, kan,” lanjutnya.
| Baca Juga : Bukan Sekadar Olahraga, Ini Alasan Pilates Disukai Ibu Hamil
Meningkatkan Kesehatan Fisik dan Mental
Padel bisa memperkuat otot-otot tubuh, terlebih tangan dan kaki yang banyak bergerak dalam memukul maupun mengejar bola. Hal itu juga bisa meningkatkan fleksibilitas tubuh, serta membakar kalori.
“Bermain padel itu kita banyak menggunakan otot kaki, lengan, bahu. Melatih otot inti tubuh juga karena harus mempertahankan keseimbangan saat memukul. Sama melatih konsentrasi,” jelas Bangun.
Selain berdampak positif pada kesehatan fisik, padel juga bisa memberikan manfaat dalam hal kesehatan mental. Aktivitas fisik memicu hormon endorfin yang mengurangi stres.
| Baca Juga : Olahraga Lari Makin Digandrungi, Pemula Wajib Perhatikan ini
Olahraga Elite
Terlepas dari semua keistimewaannya, padel dicap sebagai olahraga elite. Olahraga yang hanya bisa dimainkan oleh orang kaya. Bangun Hartato sebagai pelatih pun menyetujui pendapat tersebut.
“Memang dianggapnya olahraga mewah ya. Karena dari biaya sewa lapangan aja bisa ratusan ribu untuk satu jam. Belum lagi harga raketnya yang bisa sampai jutaan,” tuturnya. (*)