Oki Setiana Dewi membagikan pengalaman saat syuting drama Mesir. Dia mengungkap ada banyak perbedaan antara syuting di Indonesia dan Mesir.
Sebelumnya dikabarkan, influencer yang dikenal sebagai pendakwah itu memutuskan kembali berkuliah S-1. Dia mengambil jurusan pendidikan agama di Universitas Al Azhar.
Keputusan itu membuatnya harus pindah ke Mesir sejak September 2024. Dia memboyong keempat anaknya, Sulaiman, Maryam, Khadijah, serta Ibrahim.
Di tengah-tengah masa ujian, dia mendapat tawaran bermain dalam drama Ramadhan bertema komedi.
| Baca Juga: Ochi Rosdiana eks JKT48 Lepas Masa Lajang dengan Pilot
Dalam wawancara beberapa waktu lalu di salah satu acara TV, wanita 36 tahun itu mengaku drama tersebut memiliki rating tertinggi di Arab dan Mesir.
Dia pun menceritakan bagaimana awal mula dia bisa bermain di drama tersebut dalam podcast YouTube Maia Aleldul TV yang tayang pada Jumat (31/1).
Dia mengatakan saat itu pihak rumah produksi mendatangi Kedutaan Besar Indonesia di Mesir. Mereka mencari seseorang yang bisa bermain untuk drama mereka.
Pihak kedutaan pun ingat jika Oki Setiana Dewi sedang ada di Mesir.
“Intinya mereka hubungin aku. Terus akhirnya berkenalan dan mereka tahu, ‘Oh, kamu sudah biasa bekerja di industri ini. Jadi nggak akan ada masalah’,” ujar Oki.
Meski dia belum lancar berbahasa Arab, tidak ada masalah besar yang terjadi selama proses syuting. Justru ada banyak kru drama yang menganggapnya sebagai seseorang yang menyenangkan.
“Ketika syuting kita oke, ketawa sendiri. Mereka ketawa juga. Terus mereka bilang, ‘Kamu lucu banget sih’, gitu,” ungkapnya.
| Baca Juga: Nyamar Jadi PSK di ‘Scandal 3’, Zsa Zsa Utari Tegang Lakukan Adegan Panas
Saat ditanya tentang perbedaan antara proses syuting di Indonesia dan Mesir, kakak Ria Ricis itu menerangkan di sana tidak ada yang namanya kejar tayang.
“Kalau proses syuting di Indonesia ini kan kebanyakan kejar tayang. Di Mesir itu nggak ada yang namanya stripping,” jelasnya.
Perbedaan besar lain adalah durasi syuting. Menurutnya, proses syuting di sana lebih manusiawi.
“Untuk satu episode itu tiga hari. Satu hari standar mereka 12 jam. Kalau misalnya lagi mepet banget, 16 jam itu udah nggak boleh kerja lagi,” terangnya. “Kalau kita di sini kan, selesai jam 4 pagi nanti jam 9 pagi mulai lagi.” (*)