Mengenang Mbok Yem, Legenda Gunung Lawu yang Sangat Dekat dengan Para Pendaki

2 weeks ago 13
 Instagram/istimewaLegenda Gunung Lawu, Mbok Yem, meninggal dunia. Foto : Instagram/istimewa

Bagi pendaki Gunung Lawu mungkin sudah tidak asing lagi dengan warung yang berlokasi di dekat Puncak Hargo Dumilah. Berjarak 115 meter dari puncak Gunung Lawu, warung ini dimiliki oleh Wakiyem alias Mbok Yem.

Wanita 82 tahun itu menawarkan berbagai macam makanan sederhana. Menu andalannya adalah nasi pecel dan telur ceplok. Meski sederhana, hidangan itu tergolong mewah bagi para pendaki yang sudah lelah berjalan dan butuh energi.

Namun, mereka mungkin tidak bisa lagi merasakan hal itu. Sebab, Mbok Yem meninggal dunia pada Rabu (23/4/2025).

| Baca Juga : Pasutri di Bandung Tinggalkan Karier Mapan demi Anak Bisu Tuli

Legenda Gunung Lawu itu meninggal dunia pada usia 82 di kediamannya, Dusun Dagung, Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Magetan, pukul 13.30 WIB.

Innaillahi wa inna ilaihi roji’un. Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya beliau, Mbok Yem. Semoga keluarga diberi ketabahan,” tulis akun Instagram pendakian Gunung Lawu @lawumountain, Rabu (23/4/2025).

Mbok Yem biasanya turun gunung saat bulan puasa menjelang Hari Raya Idul Fitri. Namun, ia turun lebih awal, tepatnya awal Februari lalu karena kondisi kesehatannya yang menurun.

| Baca Juga : Cinta Mati, Wanita China ini Rela Bayar Utang Mendiang Pacar

Mbok Yem sempat dirawat di RSU Aisyiyah Ponorogo. Berdasarkan hasil pemeriksaan medis tim dokter, Mbok Yem mengalami pneumonia.

Pada awal Maret 2025, legenda Gunung Lawu itu dirawat di RSU Aisyiyah Ponorogo dengan diagnosa pneumonia atau peradangan akut pada jaringan paru-paru.

Setelahnya, dia menjalani rawat jalan di rumah sakit yang sama. Sayang, sepulang dari RS Aisyiyah pada siang itu Mbok Yem meninggal dunia.

| Baca Juga : Hampir Jadi Korban Love Scam, Helinsa Kaban Dirikan Komunitas Safe Dating Space

Nama Mbok Yem menjadi legenda setelah membuka warung makan pertama di puncak Gunung Lawu sejak tahun 1980-an

Warung itu tidak hanya sekadar tempat para pendaki mengisi perut yang kosong, tetapi juga tempat bagi mereka yang ingin menghangatkan badan saat kedinginan.

Sebab, selain makanan, warung sederhana berlokasi di Hargo Dalem itu juga menyediakan teh hangat untuk menjaga suhu tubuh di cuaca dingin. Maklum, Gunung Lawu memiliki ketinggian sekitar 3.265 mdpl. Belum lagi hawa dingin semakin menusuk saat musim kemarau.

| Baca Juga : Retina Rusak, Istri Jadi ‘Mata’ Suami Demi Lulus Doktor Bareng di ITS

Selain itu, warung Mbok Yem juga menjadi jujugan para pendaki karena tersedia shelter-shelter untuk menginap.

Maka tidak heran jika osok Mbok Yem sangat melekat di hati para pendaki Gunung Lawu. Bahkan dianggap seperti nenek sendiri.

Kabar duka meninggalnya Mbok Yem bertebaran di media sosial. Ucapan duka cita dan ungkapan rasa kehilangan banyak dibagikan.

Ojo lali dolan Rene neh’, nnti tanggal 10-11 mei dah persiapan mau kesana mbok, kok sampean malah pergi,” kenang netizen.

Kalau luwe mangano gorengan orapopo, gaweo teh dewe’, obrolan yang kini jadi kenangan, Semoga beliau ditempatkan di sisi ALLAH SWT,” kenang lainnya.

Inalillahi pernah maem nasi pecel dikasih telur 2 digratisin minuman,” tulis netizen lain. (*)

Read Entire Article
Kerja Bersama | | | |