Lembaran Kelam dan Komersialisasi Kuil Shaolin

3 weeks ago 14

Siapa sih yang tidak tahu nama Shaolin. Vihara yang jadi pusat pelatihan kungfu terbaik, dan mengilhami banyak cerita kungfu. Baik di film layar lebar, serial maupun buku-buku cerita.

Didirikan pada tahun 495 Masehi, kuil yang berlokasi di pegunungan Henan, China itu memang melatih kungfu. Kemampuan murid-muridnya sama persis dengan yang kita lihat di film-film. Tetapi mereka adalah para biksu yang magang atau memang menetap di situ.

Namun sejak 25 tahun terakhir, vihara itu sudah bertransformasi menjadi institusi bisnis yang mendunia. Karena nama Shaolin sudah ‘didaftarkan’ di lebih dari 700 merek dagang berbagai kategori, mulai makanan, sepatu, penginapan hingga perhiasan.

Shaolin juga telah membuka pusat pelatihan kungfu dan meditasi di lebih dari 50 negara di seluruh dunia. Hebatnya, di tiap negara ada beberapa center-nya.

| Baca Juga : Film ‘Shaolin Soccer’ Didaur Ulang, Semua Pemainnya Cewek

Sehingga bisa dibayangkan, berapa nilai profit sharing (bagi keuntungan) dan royalti yang diterima setiap tahun.

Itu belum semua. Masih ada pemasukan dari ratusan film yang ikut dibintangi para biksu, atau menggunakan nama Shaolin dan ilmu kungfunya. Atau menduplikasi vihara dan tempat latihannya untuk kepentingan syuting.

Belum lagi hasil penjualan tiket pertunjukan kungfu, penjualan merchandise, pemotretan dan keperluan sembahyang di kuil Shaolinnya sendiri. Kabarnya jumlah pengunjungnya, rata-rata per tahun 4-5 juta orang. Kontribusi penghasilannya bisa mencapai sekitar Rp 679 juta per tahun.

Sejak dikomersialkan, kuil Shaolin tentu tak sesakral dulu lagi. Mereka bahkan sudah sering menerima petinggi negara dan pesohor dunia. Di antaranya adalah Presiden Putin pada tahun 2006. Aktor Jacky Chen, Andy Lau dan beberapa lainnya.

| Baca Juga : Biksu Shaolin Tertampan, Qiu Feng Tewas dalam Kecelakaan Tragis

Yang terbaru adalah pebasket profesional dari Prancis, Victor Wembanyana yang belajar kungfu dan meditasi di Shaolin pada bulan Juni lalu.

Komersialisasi Shaolin dimulai saat vihara tersebut dipimpin Shi Yongxin, pada tahun 1999. Tetapi baru kini orang menyoal pengangkatan pria bernama asli Liu Yingcheng itu sebagai orang nomor satu kuil Shaolin.

Sebab sebelum menduduki jabatan puncak itu, Yongxin sebenarnya sudah pernah dua kali dikucilkan, tahun 1987 dan 1988 dengan tuduhan pencurian.

Kabar tersebut beredar di awal tahun 2000, tak lama setelah Yongxin dikukuhkan sebagai orang nomer satu Shaolin. “Dengan adanya dua kasus itu, maka pengangkatan Shi Yongxin tidak sah,” sebut kabar yang diunggah di website anonim.

| Baca Juga : Cek Fakta di Balik Video Viral Paus Orca Bunuh Pelatih Jessica Radcliffe

Faktanya posisi Yongxin tak tergoyahkan. Bahkan semakin kuat setelah keberhasilannya mendatangkan pemasukan tambahan bagi Shaolin.

Di awal kepemimpinannya, Yongxin membuka beberapa toko yang menjual merchandise, dupa dan barang-barang keperluan para biksu yang bisa dibeli pengunjung sebagai donasi. Serta membuat pertunjukan kungfu berbayar bagi para pengunjung kuil.

Yongxin sempat diterpa isu suap pada 2011. Penyelidikan dilakukan dan sekali lagi, pria setengah abad itu selamat. Bahkan bisa semakin menguatkan pijakannya, setelah berhasil membeli dan merobohkan banyak bangunan di sekitar kuil, demi menyempurnakan ‘wajah’ kuil Shaolin sebagai bangunan bersejarah pilihan UNESCO.

Langkah-langkah bisnis yang mendatangkan banyak uang bagi kesejahteraan para biksu di vihara dan perbaikan lingkungan serta kuil, membuat biksu penggemar fotografi yang telah menerbitkan dua buku tentang Shaolin itu makin dapat angin dalam membisniskan kuilnya.

| Baca Juga : Susilo Bambang Yudhoyono Lukis Keindahan Pantai Klayar Bareng Seniman Jerman

Saking agresifnya dalam membisniskan Shaolin, pria kelahiran kota kecil Yingshang, provinsi Anhui, China itu dijuluki ‘Biksu CEO’ dan ‘Biksu MBA.’

Padahal dia tak pernah sekolah bisnis, di mana pun. Dia jadi biksu pun, atas permintaan orangtuanya saat Yongxin masih berumur 16 tahun.

Akhir bulan Juli lalu, tiba-tiba Yongxin dicopot dari jabatannya sebagai kepala Shiaolin. Penggantinya, Shi Yinle yang dari Kuil Kuda Putih, China, langsung dilantik. Pada hari yang sama, di tempat di mana Yongxin dicopot.

Ada yang menyebut, hari itu juga Yongxin ditangkap untuk kepentingan penyidikan atas beberapa kasus penyalahgunaan dana kuil, kepemilikan 18 perusahaan di berbagai negara dan melakukan beberapa tindakan asusila di dalam maupun luar vihara. Serta memiliki beberapa wanita simpanan.

| Baca Juga : Tidak Dikasih Labubu, Bocah Rusak Dekorasi Rumah Rp900 Juta

Yongxin yang lebih sering ke luar negeri untuk urusan bisnis katimbang misi keagamaan, dituduh pernah memperkosa dua orang bikuni (biksu wanita) secara terpisah. Seorang di antara mereka, Shi Yanjie disebut melahirkan seorang anak bernama han Jia’en pada tahun 2009.

Sebelum itu, di pertengahan tahun 90an, kekasih Yongxin yang bernama Guan Lili melahirkan anak bernama Liu Mengya.

Seberapa benar tuduhan-tuduhan itu, tunggu saja hasilnya nanti. Tetapi bahwa kini Yongxin langsung dicopot dan tak terlihat lagi di Shaolin, bisa jadi indikasi keseriusan tudingan-tudingan terhadapnya.(*)

Read Entire Article
Kerja Bersama | | | |