Jakarta, 20 Juli 2025 – Suasana meriah menyelimuti hari terakhir penyelenggaraan ASEAN Fashion Festival 2025 di Mantra PIK 2, Jakarta. Panggung megah yang dipenuhi cahaya dan sorotan itu menjadi saksi bisu bersinarnya para talenta muda dari berbagai negara di Asia Tenggara dan Asia. Di tengah deretan busana yang futuristik, penuh warna, dan memikat mata, hadir satu penampilan yang berhasil mencuri perhatian para tamu dan juri: Shaqilla Azzahra, siswi kelas 2.A dari SDN 001 Tembilahan Kota, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.
Gadis kecil yang akrab disapa Iwa ini tampil penuh percaya diri, memamerkan busana khas berbahan tenun tradisional dari Dekranasda Indragiri Hilir, karya tangan dingin desainer lokal berbakat, Mardianto Beunang Atela. Ia berjalan anggun di atas catwalk, sambil membawa keranjang anyaman khas daerah yang juga merupakan produk unggulan dari Dekranasda Inhil. Perpaduan warna, motif, dan gaya yang ditampilkan seolah menyampaikan pesan kuat: budaya lokal bisa tampil membanggakan di panggung internasional.
Shaqilla tidak sendirian. Ia hadir bersama empat anak lainnya dari Kabupaten Indragiri Hilir, yang semuanya dibina di bawah naungan Mahakarya Academy Modeling School. Mereka tergabung dalam tim Provinsi Riau bersama 13 anak lainnya, membawa semangat dan kebanggaan untuk nama Indonesia di dunia fashion anak-anak tingkat Asia.
ASEAN Fashion Festival 2025 sendiri merupakan ajang fashion tahunan berskala internasional yang menghadirkan lebih dari 50 desainer ternama, 30 merek lokal dan internasional, serta lebih dari 100 model muda dan 30 penampil dari berbagai negara. Tahun ini, acara tersebut mengusung tema “Future in Color”, memadukan gaya masa depan dengan nilai-nilai budaya lokal yang autentik dan unik.
Selama tiga hari pelaksanaan, dari tanggal 18 hingga 20 Juli 2025, festival ini menjadi ajang penting bagi model dan desainer muda Indonesia, khususnya dari daerah-daerah, untuk unjuk gigi dan menunjukkan bahwa potensi mereka tidak kalah bersinar dibandingkan negara lain.
“Kami sangat bangga dengan penampilan Shaqilla dan teman-temannya. Mereka tidak hanya tampil memukau, tapi juga membawa cerita dan identitas daerah mereka dengan penuh kebanggaan,” ujar Weri Irma Pamasih, Pimpinan Produksi Mahakarya Academy Modeling School. “Ini adalah langkah awal yang luar biasa untuk mengangkat potensi budaya lokal, khususnya dari Indragiri Hilir.”
Hal senada juga disampaikan oleh desainer busana Shaqilla, Mardianto Beunang Atela. “Setiap motif tenun Dekranasda Indragiri Hilir memiliki cerita dan filosofi mendalam. Saya sangat bangga bisa mempersembahkan karya ini, dan lebih bahagia lagi karena ditampilkan oleh generasi muda yang berbakat seperti Shaqilla. Semoga ini jadi semangat bagi desainer dan pengrajin lokal lainnya untuk terus berkarya dan membawa budaya kita lebih dikenal di luar negeri.”
Penampilan Shaqilla dan rekan-rekannya menjadi bukti bahwa usia muda bukanlah halangan untuk berkarya. Dengan sentuhan budaya lokal, semangat belajar, dan bimbingan yang tepat, anak-anak Indonesia mampu tampil di panggung dunia dengan percaya diri dan membanggakan.