Kunci Sukses dari Raffi Ahmad: Harus Siap Capek!

1 day ago 9

Bukan rahasia lagi jika Raffi Ahmad dikenal sebagai sosok pekerja keras. Sepak terjangnya tak pernah redup dari hiruk pikuk dunia entertainment. Menjadi aktor, presenter, bahkan penyanyi pernah dia lakoni.

Tak hanya itu, beberapa tahun terakhir suami Nagita Slavina itu juga merambah berbagai lini bisnis mulai dari kuliner, olahraga, hingga hiburan.

Terbaru, Raffi dipilih Presiden Prabowo Subianto menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda oleh Presiden Prabowo Subianto. Namun, di balik kesuksesannya itu, Raffi punya filosofi hidup yang selama ini dia pegang teguh.

”Intinya apapun itu, orang itu harus mau capek. Kalau dia nggak mau capek, dia nggak akan sukses. Itu yang paling penting,” ujar Raffi Ahmad kepada Nyata di Surabaya, Rabu (6/8) lalu.

| Baca Juga : Bantah Numpang Tenar, Isa Bajaj Cerita Kebaikan Raffi Ahmad

Sebelum itu, Raffi menjadi pembicara di acara Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Festival 2025 yang digelar di Surabaya.

Dalam acara itu, Raffi yang selalu tampil energik, dengan santai dan banyak guyon membagikan kisah inspiratifnya kepada ratusan mahasiswa dari berbagai kampus tentang pentingnya berinvestasi di usia muda.

Raffi mengawali karier di dunia entertainment sejak usia 13 tahun. Hal ini lantaran ekonomi keluarganya terpuruk sejak sang ayah, almarhum Munawar Ahmad harus kehilangan pekerjaan dan menganggur.

Momen tersebut menjadi titik balik yang mendorongnya untuk berjuang membantu orang tua. Pekerjaan apapun dia lakoni.

| Baca Juga : Sempat Menolak, Ini Alasan Chika Jessica Terima Uang Raffi Ahmad

”Honor pertama saya itu cuma sebesar Rp500.000, dari sinetron pertama di salah satu stasiun televisi. Suatu hari saya ditawarin jadi host, terus ada yang ngomong gini, ah, kamu ngapain jadi jadi host? Berarti kamu bukan bintang. Saya ngomong gini. Wah, saya nggak mau jadi bintang. Saya mau jadi langit, nanti bintang-bintangnya saya tempel di langit saya. Sejak itu saya melakukan apa saja yang bisa saya kerjain,” tuturnya lantas tertawa.

Saat itu Raffi juga mempercayakan pengelolaan pendapatannya kepada ibunya, Amy Qanita. Kebiasaan unik dalam hal finansial itulah yang dia anggap sebagai pembuka pintu rezeki.

”Dari dulu itu, semua honor yang saya dapat langsung masuk ke rekening ibu saya. Percaya nggak percaya, sampai berapa tahun itu uang sama ibu saya,” kata bapak dua anak yang masih punya tradisi mencium tangan dan membasuh kaki ibunya itu.

| Baca Juga : Raffi Ahmad dan Irfan Hakim Antar Jenazah Mpok Alpa ke Rumah Duka

”Kebiasaan itu jadi seperti sumber rezeki saya. Jangan takut kita kasih uang ke keluarga. Itu malah diganti sama Allah berkali-kali lipat. Itu mungkin nggak ada di buku ya, tapi itu saya alami sendiri di kehidupan saya,” ungkap pria kelahiran 17 Februari 1987 itu.

Kini, istrinya, Nagita Slavina, yang memegang kendali penuh atas keuangan Raffi. ”Saya nggak pernah tahu uang saya berapa. Istri (Nagita Slavina) pintar mengelola uang. Sistemnya bagus, ya. Emang benar, habis nikah saya lebih kaya,” aku Raffi.

Dalam hal bisnis, Raffi melihat peluang itu sebagai sebuah dinamika. ”Bisnis sama seperti hidup akan ada risiko. Ada berhasil, ada gagal banget. Itu dinamikanya. Nggak apa-apa. Saya sarankan agar pebisnis tidak terlalu berpatokan pada satu model, melainkan harus peka terhadap momen entah menciptakan momen baru atau mengikuti tren yang sudah ada,” sarannya.

| Baca Juga : Sahabat Hadir di Pernikahan Luna Maya, Raffi Ahmad Kenang Ini

Kolaborasi juga menjadi kunci sukses dalam berbisnis, ”Kalau nggak bisa atau tidak kompeten di sektor tertentu, maka saya biasanya mencari partner. Misalnya saya kurang di sektor B. Ya sudah, cari teman Anda yang bisa Anda percaya untuk bisa mengisi di sektor B,” jelas pemilik Rans Entertainment itu.

Raffi menambahkan, ”saya itu bisa tidur di atas jam 12 malam. Dengan durasi waktu istirahat hanya empat jam. Setelah itu pagi aktivitas, atau kalau nggak gitu, main sama anak-anak, anterin sekolah. Saya mulai belajar caranya untuk bisa menghargai dan mengelola waktu dengan baik. Karena waktu nggak bisa dibeli dan momen-momen berharga bersama anak nggak bakal bisa terulang.” (*)

Read Entire Article
Kerja Bersama | | | |