Kisah Muhammad Agung, Penyintas Brachial Plexus Injury yang Sering Dibully

2 days ago 8
 Nyata/Ikhsan)Muhammad Agung, penyintas brachial plexus injury (BPI) (Foto: Nyata/Ikhsan)

Di usia di mana anak-anak bergerak aktif, Muhammad Agung membawa kisah yang sedikit berbeda. Sekilas, dia terlihat seperti bocah pada umumnya yang sehat dengan tubuh besar. Padalah sebenarnya dia salah satu penyintas brachial plexus injury (BPI).

Saat Tim Nyata mengamati, Agung memang bisa mengangkat benda ringan dengan bantuan tangan kirinya. Hanya saja pergelangan serta jari-jari tangan kanannya belum bisa digerakkan secara sempurna.

Ibunya, Erna menceritakan anaknya memiliki cedera brachial plexus karena kecelakaan kelahiran. Ada kesalahan saat bidan yang menangani, menariknya keluar dari jalan lahir sehingga beberapa otot sarafnya putus.

“Dari mulai bayi, dari kecelakaan proses kelahiran. Kan bayinya itu besar, 4 kg. Jadi nyantol di jalan lahir. Akhirnya ditarik sama bidannya. Tapi nariknya itu salah, kurang pas gitu,” jelasnya.

| Baca Juga: Kini Lumpuh, Kisah Pilu Idayani Penyintas Oriental Circus Indonesia

Awalnya, Erna tidak melihat ada yang salah dengan bayinya. Namun lambat laun dia menyadari tangan kanan Agung tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

“Kayak nggak bisa gerak gitu. Dicubit juga nggak kerasa, kayak loyo gitu. Dia tengkurap itu sambil diambil tangannya,” ujarnya.

Sempat mengira ada tulang yang patah atau retak, ternyata setelah diperiksa baru diketahui ada saraf yang putus.

“Itu taunya cuma tulang retak (awalnya). Tapi setelah berobat kok tetap saja. Terus akhirnya saya bawa ke RSUD Dr. Soetomo. Nah, di situ langsung tahu kalau ini tuh namanya brachial plexus injury (BPI),” ucapnya.

“Jadi nggak cuma tulangnya retak, tapi sarafnya putus, katanya dokter gitu,” lanjutnya.

Sebagai ibu, Erna mengaku sangat sedih saat pertama kali mendengar kondisi anaknya yang saat itu masih bayi harus mengalami saraf putus.

“Waktu pertama kali tahu itu saya ya nangis. Apalagi lihat tangannya nggak bisa gerak gitu. Saya itu cuma bisa nangis,” akunya.

| Baca Juga: Mengenal Brachial Plexus Injury, Cedera yang Sebabkan Tangan Lumpuh

Segala proses penyembuhan pun mulai dijalani Agung. Saat usianya baru 8 bulan, dia sudah harus menjalani operasi. Hasilnya, tangan kanannya kini sudah bisa sedikit digerakkan.

“Sudah pernah operasi satu kali sama dokter Heri Suroto pas 2014. Alhamdulillah sudah bisa gerak sedikit,” jelasnya.

Sama seperti kebanyak pasien BPI, tangan Agung tidak bisa langsung digerakkan. Dia harus melakukan terapi meski sesekali sambil menangis karena kesal.

Namun seiring dengan bertambahnya usia, Agung kini sudah bisa lebih menerima keadaannya.

Erna pun mengungkap saat ini anaknya tengah menunggu jadwal operasi kedua. Dia mengungkap, Agung ingin sekali bisa sembuh.

“Dia itu pengin sembuh. Dia bilang ke saya, ‘Aku pengin dioperasi lagi biar sembuh’ gitu,” ungkapnya.

Ibu yang tinggal di daerah Karang Pilang, Surabaya itu juga menceritakan Agung yang selalu kuat menghadapi perbedaan fisik dibanding dengan anak-anak sepantarannya. Perbedaan tersebut membuatnya terkadang dirundung teman-temannya.

| Baca Juga: Pasutri di Bandung Tinggalkan Karier Mapan demi Anak Bisu Tuli

“Dia di sekolah sering di-bully sebenarnya. Jadi ya tuh kalau anak saya yang di-bully nangis. Tapi dia itu, ‘Nggak apa-apa, Ma’. Justru dia yang kuat, tapi saya yang nangis,” ujarnya.

Erna pun berharap agar anaknya bisa segera mendapat jadwal pasti operasi selanjutnya yang sudah ditunggunya sejak 2018 lalu.

“Ya pastinya, saya selalu berharap Agung bisa sembuh total,” harap Erna.

Jangan ketinggalan berita terhangat lainnya di Tabloid Nyata Cetak! Setiap minggu, kami hadir dengan edisi terbaru yang penuh dengan kisah eksklusif, berita selebriti terkini, dan cerita inspiratif.

Dapatkan Tabloid Nyata Cetak dengan mudah! Klik link di sini untuk pemesanan via marketplace. (*)

Read Entire Article
Kerja Bersama | | | |