Film ‘Cinta Tak Pernah Tepat Waktu’ menandai kerja sama pertama Refal Hady dengan sutradara peraih dua Piala Citra, Hanung Bramantyo. Dia memerankan karakter bernama Daku Ramala, seorang novelis yang tak peduli pada penampilan.
Aktor yang populer berkat Wedding Aggrement the Series itu menceritakan kesulitannya memerankan tokoh sentral film tersebut. Di antaranya tuntutan Hanung Bramantyo agar ia tidak menjaga penampilan.
“Kalau dari look, Mas Hanung meminta aku sebisa mungkin jadi orang yang tidak begitu peduli pada penampilan. Fokus menulis. Enggak butuh validasi, hanya memikirkan karya dan karya,” jelas Refal Hady kepada media, Senin (3/2/2025).
Tentu saja hal tersebut sangat bertolak belakang dengan dirinya sehari-hari. “Beda dengan Refal Hady. Aku tipe orang yang sangat peduli penampilan,” imbuhnya.
| Baca Juga: Barbie Hsu ‘Meteor Garden’ Meninggal, Begini Respons Pilu Suami
Karakter Daku Ramala dibentuk Hanung Bramantyo bersama penulis naskah Haqi Achmad berdasarkan fondasi yang diletakkan penulis novel ‘Cinta Tak Pernah Tepat Waktu’, Puthut EA.
Memerankan Daku yang kompleks dan tidak bisa lepas dari masa lalu, diakui Refal Hady, bukan hal mudah.
“Kita enggak tahu isi kepalanya apa. Apa yang membuat anak dari keluarga baik-baik, ayah ibu yang harmonis, memiliki ketakutan berkomitmen. Tapi, di luar sana banyak anak yang seperti Daku ini,” tambahnya.
Memerankan Daku, sambungnya, memberinya banyak pelajaran berharga. Berkaca pada karakter Daku, Refal Hady belajar memaafkan diri sendiri, meluangkan waktu untuk melihat ke belakang, dan mengecek apa saja kesalahan yang telah dibuat lalu diperbaiki.
“Dari film ini aku jadi makin punya waktu tiap tahun untuk evaluasi diri. Jangan-jangan, gue kayak Daku. Aku enggak mau semua masalah menumpuk, tanpa mengenali rasa-rasa yang aku punya. Itu yang aku pelajari dari ‘Cinta Tak Pernah Tepat Waktu’. Aku harus makin matang dengan apa yang dijalani sekarang,” ungkap Refal.
| Baca Juga: Ochi Rosdiana eks JKT48 Lepas Masa Lajang dengan Pilot
Film yang akan tayang di bioskop mulai 13 Februari 2025, mempertemukan bintang lintas generasi dari Refal Hady, Nadya Arina, Carissa Perusset, Rangga Nattra, hingga aktris Malaysia, Mira Filzah.
Selain itu juga ada aktor senior mulai Slamet Raharjo, Dewi Irawan, hingga Meriam Belina.
Cinta Tak Pernah Tepat Waktu juga diisi soundtrack berjudul sama dengan filmnya. Lagu itu karya Melly Goeslaw yang dibawakan oleh Fabio Asher dan penyanyi Malaysia, Aina Abdul.
Sementara Rangga Nattra, pemeran Manu menuturkan kali kedua bekerja sama dengan Hanung Bramantyo. Dia mengaku terkesan dengan kinerja Hanung di lokasi syuting.
“Kalau A, ya A. Kalau B, ya B. Jadi, bekerja sama dengan Mas Hanung, enak. Kami mengerti yang di kepalanya. Dia pun masuk ke frekuensi kami. Caranya mengarahkan Refal dan aku beda. Tiap karakter punya treatment sendiri. Tujuannya, biar cepat nyambung dan syuting lebih efisien,” Rangga Nattra berbagi kesan.
| Baca Juga: Oki Setiana Dewi Ungkap Perbedaan Syuting di Indonesia dan Mesir
Film garapan Dapur Film, Seven Skies Motion, dan K Studio itu mengisahkan Daku Ramala (Refal Hady) yang berpacaran lima tahun dengan Nadya (Nadya Arina). Namun, ia tak siap saat orang tua Nadya meminta hubungan ini segera diresmikan ke jenjang pernikahan.
Setelahnya, Daku yang berporofesi sebagai penulis menjalin cinta dengan Anya (Carissa Perusset). Lagi-lagi Daku mundur ketika ditantang berkomitmen lebih serius. Daku pulang ke Rembang, Jawa Tengah, lalu mengenal dokter Sarah (Mira Filzah) yang dengan telaten merawat ibunya (Dewi Irawan).
Benih cinta kemudian tumbuh. Akankah cinta Daku dan Sarah berada di garis waktu yang tepat? (*)