Rencana pernikahan kontroversial yang melibatkan seorang pria dan dua wanita di Tiongkok mendadak dibatalkan menyusul gelombang reaksi keras publik hingga membuat polisi turun tangan.
Hal ini menyusul undangan pernikahan yang menampilkan seorang pria berjas hitam formal diapit oleh dua wanita bergaun pengantin putih, viral di media sosial, utamanya di Bijie, provinsi Guizhou, barat China.
Seperti yang dilaporkan oleh The Paper dan dikutip oleh South China Morning Post, pernikahan tersebut dijadwalkan pada tanggal 19 April di Century Jiayuan Banquet Centre, sebuah tempat mewah di Bijie.
| Baca Juga : Warung Legendaris di Gunung Lawu Ditinggal Pemiliknya, Ini Pesan Terakhir Mbok Yem
Undangan tersebut mencantumkan nama mempelai pria di samping nama kedua mempelai wanita.
Menurut media tersebut, polisi setempat kemudian mengonfirmasi bahwa salah satu dari dua wanita dalam foto tersebut adalah mantan istri pria tersebut. Sementara yang satunya adalah pacarnya saat ini.
Pihak berwenang mengungkapkan bahwa pernikahan dan undangan yang menyertainya tidak asli, melainkan bagian dari lelucon alias candaan.
| Baca Juga : Rogoh Rp60 M, Adik Freddie Mercury Selamatkan Memorabilia Legenda Musik Rock
Menurut laporan, upacara pernikahan dibatalkan setelah adanya upaya “persuasi dan penjelasan” yang diberikan oleh polisi.
Pria Tiongkok itu kemudian menyatakan bahwa ia bermaksud untuk mendaftarkan pernikahannya secara resmi dengan pacarnya saat ini dalam waktu dekat.
Berdasarkan hukum Tiongkok, poligami dilarang. Meskipun ketiganya mungkin tidak menghadapi konsekuensi hukum langsung atas lelucon tersebut, masih belum jelas apakah pihak berwenang akan mengambil tindakan lebih lanjut.
| Baca Juga : Band Seringai Ungkap Rencana Pemakaman Ricky Siahaan
Namun, pihak wedding organizer mengeluarkan pernyataan pada tanggal 17 April yang mengumumkan penghentian resepsi pernikahan mereka.
“Saat kami menerima reservasi, kami tidak tahu bahwa itu melibatkan pernikahan tiga orang. Karena perhatian publik yang besar terhadap hal itu, kami menyadari bahwa itu tidak biasa. Manajemen kami memutuskan untuk membatalkan pemesanan, karena tidak mematuhi hukum,” bunyi pernyataan tersebut. (*)