Diperankan Raihaanun, ‘Angkara Murka’ Angkat Cerita Horor Pertambangan

1 day ago 6
 Bayu/Nyata)Raihaanun (tengah) antusias di film horor terbarunya 'Angkara Murka'. (Foto: Bayu/Nyata)

Sebuah kawasan tambang yang diselimuti mitos dan hilangnya seorang suami menjadi benang merah dalam film terbaru garapan Eden Junjung berjudul ‘Angkara Murka’.

Namun, horor dalam film itu tak hanya hadir lewat kengerian supernatural, melainkan juga soal eksploitasi alam dan ketakutan yang ditanamkan secara turun-temurun.

Mengangkat cerita tentang Ambar, seorang istri yang berjuang mencari suaminya yang hilang secara misterius di sebuah lokasi tambang angker, film itu mencoba menyajikan nuansa horor yang lebih membumi. Karakter Ambar sendiri diperankan oleh aktris Raihaanun.

Sutradara Eden Junjung menuturkan bahwa ide film ini lahir dari pengalamannya sendiri yang tumbuh di wilayah pegunungan yang dikenal angker. Namun, saat dewasa, ia menyadari bahwa ketakutan itu digunakan untuk menutupi aktivitas tambang ilegal di daerah tersebut.

| Baca Juga: Bintang Muda Hiasi Panggung ‘Hunger Games: Sunrise on the Reaping’

“Saya tumbuh di kaki gunung yang katanya dihuni setan, tapi seiring waktu saya sadar, ketakutan itu sengaja ditanamkan untuk membungkam. Lereng yang dibilang angker, ternyata jadi ladang tambang ilegal. Itulah horor yang sebenarnya,” ungkap Eden.

Bagi produser Ifa Isfansyah, Angkara Murka menjadi langkah berani Forka Films dalam menjelajahi genre horor dengan pendekatan realis.

“Lewat film ini, kami menggabungkan teror, emosi, dan kritik sosial dalam satu pengalaman sinematik yang berbeda. Ceritanya dekat dengan realitas, tapi bicara dalam bahasa film yang bisa dinikmati siapa saja,” ujarnya.

Di balik narasi film yang kuat, proses produksi Angkara Murka juga menuntut para aktornya untuk keluar dari zona nyaman. Raihaanun, misalnya, menjalani proses syuting tanpa riasan demi menjaga keaslian karakter.

“Tantangan tersendiri karena dibikin se-organik mungkin, tidak ada makeup dan segala macam. Termasuk set yang lumayan membuat karakter ini semakin jadi. Set ini bukan jadi sebuah kesulitan, tapi justru pembuka jalan lebih intimate terhadap karakter sendiri,” katanya.

| Baca Juga: Luna Maya Mengaku Filmnya Pernah Gagal dan Rugi Besar

Selain itu, bahasa Jawa menjadi elemen penting dalam film tersebut. Raihaanun yang harus berdialog dalam bahasa Jawa merasa pendekatan yang dilakukan sangat intens.

“Mas Eden Junjung langsung mengasah kami sebagai pemain, tidak ada perantara, jadi langsung dipoles. Ada proses reading, kami berulang omong, skrip yang sudah kami pegang. Tapi untuk mematenkan skrip agar lebih fasih, meyakinkan karakternya, sebelum take itu kami ulang terus sampai terdengarnya seperti orang Jawa,” jelasnya.

Meski bukan pertama kali menggunakan bahasa Jawa di layar, Raihaanun mengakui pendalaman linguistik kali ini berbeda. “Kalau buat saya enggak (baru). Tapi kalau segitu dikoreknya, baru di film ini,” ujarnya.

Simhala Avadana, salah satu pemeran dalam film ini yang memerankan mandor tambang bernama Lukman, bahkan menyempatkan diri ‘belajar langsung’ dari kehidupan warga lokal.

“Baru banget. Mama tinggal di Bandung, dan saya lama tinggal di Jakarta. Kami sempat Zoom-an, dikasih tahu Mas Eden juga. Gue disarankan nongkrong di angkringan, dengar dialeknya. Mas Eden bilang, enggak ada yang omong Indonesia ya. Yang penting itu, jangan play to heart kalau omong Jawa, jadi enggak cringe. Itu kedalaman secara kultural,” katanya.

| Baca Juga: Serial ‘Emily in Paris’ Lanjut Season 5, Camille Razat Pamit

Kondisi syuting yang berat di tambang dan hutan, ditambah suhu ekstrem dan fenomena alam tak terduga seperti lahar Gunung Merapi, memberikan atmosfer tersendiri yang memperkuat karakter para pemain.

“Semuanya, setiap hari sangat menarik. Benar-benar matahari itu hanya beberapa jengkal di atas kepala kita,” ujar Raihaanun.

“Siang panas banget. Malam-malam dikejutkan Gunung Merapi ngeluarin lahar beneran. Ada juga yang syuting di hutan. Gua banyak nanya ke Haanun dan Dena,” cerita Simhala.

Meski keras, lingkungan syuting justru memperkaya pengalaman akting para pemain. “Tapi uniknya, itu yang membuat karakternya semakin jadi. Melihat itu bukan sebagai kesulitan, tapi justru alam meng-embrace kita saat syuting,” jelas Raihaanun.

| Baca Juga: Trending di 17 Negara, Berikut Fakta Menarik Serial ‘Duren Jatuh’

Chemistry antara para pemeran utama juga tumbuh secara natural. Raihaanun mengaku langsung merasa nyaman saat beradu peran dengan Aksara Dena, pemeran suaminya.

“Kalau buat saya, chemistry antara ada dan nggak ada aja. Tapi ketemu Mas Dena, ngobrol, ya enggak ada kesulitan. Kita ngobrol santai aja, dari situ jadi nggak kesulitan saat beradegan,” ujarnya.

Film ini dijadwalkan tampil perdana di panggung internasional dan menjadi salah satu karya Indonesia yang siap menyapa festival film dunia. (*)

Read Entire Article
Kerja Bersama | | | |