Tega sekali remaja wanita di Tiongkok ini. Dia yang baru berusia 17 tahun menjual pacarnya ke jaringan penipuan online Myanmar. Wanita itu menjual dengan harga 100 ribu Yuan (Rp228 juta), Februari lalu.
Setelah dijual, remaja pria berusia 19 tahun itu ’dicuci otaknya’. Dia pun dipukul dan ditampar puluhan kali hingga menyebabkan tuli. Tidak hanya fisiknya yang cacat, psikis pun dihancurkan.
Meski kini, pria yang diketahui bernama Huang itu sudah bebas, namun dia tidak lagi sama seperti dulu. Huang berhasil dibebaskan setelah keluarganya membayar 350 ribu Yuan (hampir Rp800 juta), akhir Juni lalu.
Kini remaja wanita yang bermarga Zhou itu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Pengadilan Tiongkok akan menyidangkan kasus tersebut. Kisah ini viral setelah saudari Huang membagikan kisah ini ke media sosial.
| Baca Juga : 554 WNI Korban Penipuan Online di Myanmar Disiksa, 5 di antaranya Hamil
Ditawari Pekerjaan
Petaka yang dialami Huang ini dialami setelah dia berpacaran dengan Zhou. Mereka kali pertama bertemu di sebuah rumah biliar di Guangzhou Provinsi Guangdong selatan, Oktober lalu.
Zhou mengaku dari Provinsi Fujian dan orangtuanya disebutkan memiliki investasi di seluruh negeri. Karena Huang menganggur, Zhou membujuk untuk mencari pekerjaan di Myanmar. Karena di sana, Zhou mengaku keluarganya menjalankan beberapa bisnis.
Huang yang tergila-gila pada Zhou, menuruti apa kata kekasihnya itu. Pada 2 Februari, Huang terbang ke Thailand bersama Zhou tanpa memberi tahu orangtua.
”Kami baru menyadari dia di Thailand setelah melihat unggahannya di media sosial,” kata saudari Huang. Setelah tiba di Thailand, Huang dan Zhou pergi ke perbatasan Thailand dan Myanmar, di mana mereka dijemput seorang pria bersenjata yang menyita paspor dan ponsel Huang.
| Baca Juga : Empat Setan Berkumpul di Film ‘The Conjuring: Last Rites’
Huang kemudian memohon kepada Zhou untuk memberinya ponsel, agar bisa bermain game sebentar. Zhou setuju. Tapi Huang menggunakan ponsel itu untuk mengirimkan teriakan minta tolong kepada keluarganya, yang segera menelepon polisi di Tiongkok.
16-20 Jam Sehari
Dalam pernyataannya setelah bebas dari kelompok jaringan penipuan online, Huang mengaku dibawa ke sebuah kompleks bernama Kaixuan di Myanmar. Di situ dia dicukur dan dilatih melakukan skema penipuan telekomunikasi. Dia harus bekerja selama 16 hingga 20 jam sehari.
Namun dia gagal menipu korban. Sehingga para manajer di kompleks itu sering memukul pinggangnya dengan tongkat besi dan menampar telinganya.
Empat bulan Huang berada di Kaixuan. Akibat penyiksaan itu, dia menjadi tuli dan berat badannya turun lebih dari 10 kilogram. Pemimpin komplotan itu kemudian memutuskan membebaskan Huang jika keluarganya dapat memberikan kompensasi karena telah membayar 100 ribu Yuan kepada Zhou.
| Baca Juga : Gempa Guncang Myanmar dan Thailand, 81 Orang Dilaporkan Terjebak Reruntuhan
Dengan bantuan Kamar Dagang Chaoshan di Myanmar yang menegosiasikan uang tebusan, pemimpin komplotan itu setuju dengan angka 350 ribu Yuang. Huang kembali ke Tiongkok pada Juni lalu.
Tanggal Rahasia
Pacarnya ditangkap sekembalinya ke Tiongkok setelah liburan di Thailand selama 10 hari. Kasus ini awalnya dijadwalkan disidangkan akhir Juli lalu. Tapi ditunda hingga tanggal yang dirahasiakan.
Menurut saudari Haung, petugas polisi menyebukan jika kasus itu pelik karena sulit mengumpulkan bukti di negara asing. ”Adik lelaki saya sedang jatuh cinta. Dia dicuci otaknya oleh pacarnya,” kata saudari Huang.
”Gadis itu baru 17 tahun. Siapa yang bisa membayangkan dia akan melakukan hal-hal jahat seperti itu?’ lanjutnya.
Selama empat bulan, Huang dibiarkan setengah kelaparan dan dipukuli habis-habisan hingga mengalami masalah pendengaran. (*)
Jangan ketinggalan berita terbaru dan kisah menarik lainnya! Ikuti @Nyata_Media di Instagram, TikTok, dan YouTube untuk update tercepat dan konten eksklusif setiap hari.