Sebulan belakangan ini, patung biawak di Wonosobo buatan seniman lokal, Rejo Arianto viral di media sosial. Konon, bentuknya dinilai sangat mirip dengan hewan aslinya.
Selain realistis, biaya pembuatan patung juga terbilang murah apabila dibandingkan dengan patung di kota lain yang anggarannya bisa mencapai miliaran rupiah.
Patung reptil setinggi 7 meter itu menghabiskan biaya Rp50 juta. Dananya berasal dari program Corporate Social Responsibility (CSR) dari sejumlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Wonosobo.
“Enggak pernah menyangka bakal viral. Karena memang tujuan saya dari awal hanya berkarya saja,” tutur Rejo Arianto atau Ari saat ditemui Nyata di Monumen Biawak pada Minggu (27/4/2025).
| Baca Juga : Jadi Pemukul Tercepat, Pria Ini Pecahkan Guinness World Records
Nama resmi patung tersebut adalah ‘Monumen Biawak’, namun di daerah asalnya lebih populer dengan ‘Patung Menyawak’. Sebutan setempat untuk menyawak yang masih banyak berkeliaran di sana.

Ide awalnya tercipta dari Karang Taruna Desa Krasak, Wonosobo, yang ingin memiliki sebuah ikon mewakili ciri khas desa.
Ide tersebut kemudian disuarakan kepada pejabat kecamatan. Lalu diusulkan kepada Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat yang langsung menyetujuinya dan menugaskan Rejo Arianto.
Awalnya, patung tersebut diproyeksikan memiliki tinggi hanya 3 meter. Namun, setelah melalui berbagai pertimbangan, termasuk bagaimana agar si biawak terlihat bagus dipandang, tingginya ditambah lebih dari dua kali lipat, jadi 7 meter.
Bertambahnya ukuran patung tentu membuat modal juga meningkat. Sedangkan jumlah anggaran tetap sama, Rp50 juta.
| Baca Juga : Capai 2,5 Juta Penonton, Konser Lady Gaga Pecahkan Rekor Madonna
Ari bisa saja meraup untung dari anggaran yang sudah diberikan, jika dia mempertahankan ukuran awal. Tetapi, bukan itu yang dia inginkan sebagai seniman.
“Awalnya patung itu konsepnya hanya dibuat 3 meter. Tapi setelah saya pertimbangkan, sebagai seniman kok rasanya kurang pantas. Jadinya ya saya relakan cuannya,” katanya.
Apalagi proyek yang digarap ‘dari warga dan untuk warga’. Menurutnya, rasanya tidak pantas kalau harus menjadi seseorang yang perhitungan demi kampung halamannya sendiri.
Sebagai seniman, Ari memiliki prinsip sendiri dalam membuat sebuah karya. Baginya, seni bukan sekadar karya 2 dimensi atau 3 dimensi yang hanya apik dipandang mata. Tetapi juga memiliki maknanya tersendiri.
“Kalau saya pribadi melihat itu adalah salah satu yang ikonik dari Desa Krasak. Sebetulnya, kalau saya mau diminta bekerja apa pun asalkan pijakannya (latar belakang) itu bagus dan kuat. Misalnya, diminta untuk membuat ikon daerah, tentu saya pertimbangkan,” paparnya.
| Baca Juga : Momen Viral di Balik Gemerlap Met Gala 2025, Ada Stylist Diseret Polisi
Proses pengerjaan patung biawak menghabiskan waktu 1,5 bulan. Dimulai dari Februari hingga Maret. Berutungnya, tidak ada kesulitan serius yang dirasakan oleh Ari. Kecuali kendala teknis yang di luar kuasanya, seperti cuaca yang sering hujan.
“Kalau teknik membuat patung hampir semua sama saja. Tapi yang sulit itu di intensitas penjiwaannya, bagaimana agar patung itu bisa benar-benar terlihat realistis,” tuturnya.
Cara agar bisa ‘menghidupkan’ patung biawak tersebut adalah dengan memelihara hewannya langsung.
Pria berusia 44 tahun itu secara khusus memelihara biawak selama tiga hari. Bukan hanya mengamati fisik, tapi juga karakternya.
Menariknya, Rejo Arianto tidak pernah secara khusus belajar menjadi pematung. Dia merupakan lulusan Jurusan Seni Lukis Murni dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta pada 2003, sehingga fokusnya adalah menjadi pelukis.
| Baca Juga : Fakta-fakta Kasus Vape Ilegal yang Menjerat Jonathan Frizzy
Patung biawak adalah patung ke tiga yang dia buat sekaligus yang pertama dari pemerintah. Sebelumnya dia pernah membuat patung Dewa Ganesha dan patung kuda. Keduanya merupakan pesanan dari klien secara personal.
Ari mengaku menerima banyak pesanan membuat patung setelah patung biawak viral. Namun, dia masih belum menerima tawaran lain.
“Ada tawaran dari dalam kota, luar kota. Dari perusahaan, instansi pemerintah, pihak personal juga ada. Cuma saya menanggapinya tidak langsung mengikuti euforianya secara gila-gilaan. Slow saja. Bahkan saya belum menerima tawaran apa pun lagi,” pungkasnya. (*)
Jangan ketinggalan berita terhangat lainnya di Tabloid Nyata Cetak! Setiap minggunya, kami hadir dengan edisi terbaru yang penuh dengan kisah eksklusif, berita selebriti terkini, dan cerita inspiratif.
Dapatkan Tabloid Nyata Cetak dengan mudah! Klik link di sini untuk pemesanan via marketplace. (*)