Qory Sandioriva Ajak Perempuan Deteksi Dini Penyakit Autoimun

8 hours ago 3
 Reza/Nyata)Qory Sandioriva, Duta Autoimun. (Foto: Reza/Nyata)

Qory Sandioriva belakangan disibukan dengan kegiatannya sebagai Duta Autoimun. Puteri Indonesia 2009 itu menjelaskan pentingnya deteksi dini penyakit autoimun bagi perempuan.

Menurutnya, masyarakat Indonesia masih belum menyadari tentang pentingnya pengetahuan autoimun. Padahal, itu penyakit yang perlu diwaspadai sebab tak disadari gejala-gejalanya.

Dia lantas mencontohkan, bagaimana kondisi di Inggris. Di sana itu autoimun sudah menjadi semacam pandemi. Sekitar 15 persen masyarakatnya terkena autoimun.

Autoimun merupakan kondisi di mana sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuh sendiri, yang harusnya berfungsi untuk menjaga. Tak banyak yang menyadari bahwa jenis autoimun di dunia kesehatan berkisar lebih dari 80 penyakit.

| Baca Juga: Sepele, Urutan Mandi Ini Terbukti Bikin Tubuh Lebih Segar dan Fit

Lemahnya pengetahuan masyarakat terkait autoimun, membuat Qory ingin membuat gerakan akan pentingnya pengetahuan terhadap penyakit tersebut.

“Kita bisa mulai dari bagaimana cara periksanya, harus ke mana kita periksa, ciri-ciri awalnya gimana,” kata Qory saat media visit ke kantor Nyata Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dia menjelaskan, hingga kini tidak banyak yang tahu bahwa penyakit autoimun ini adalah penyakit yang mahal, apalagi pengobatannya tidak dicover BPJS.

“Setidaknya harus mempersiapkan 10-50 juta rupiah untuk terapi. Autoimun juga tidak dicover BPJS pengobatannya. Saya saja sampai harus jual beberapa rumah,” keluh penyintas autoimun tersebut.

| Baca Juga: Mengenal Brachial Plexus Injury, Cedera yang Sebabkan Tangan Lumpuh

Qory Sandioriva Autoimun Sejak Remaja 

Qory yang kini berstatus janda setelah pernikahannya kandas 2020 lalu, berbagi cerita mengenai perjalanan panjangnya melawan tiga jenis penyakit autoimun yang ia alami sejak usia 16 tahun.

Qory mengaku telah hidup berdampingan dengan tiga penyakit autoimun sejak usia 16 tahun, yaitu Systemic Lupus Erythematosus (SLE), Sjogren’s syndrome, dan Inflammatory Bowel Disease (IBD).

Pada awalnya, gejala yang muncul tidak begitu dirasakan. Namun, ketika berusia 18 tahun, Qory tiba-tiba pingsan hingga mengalami koma.

Penyakit autoimun tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik, tapi juga mental dan sosial. Qory mengisahkan bagaimana dirinya sempat kesulitan memiliki anak, mengalami masalah kulit hingga hampir kehilangan semangat hidup.

| Baca Juga: Waspada Thrifting, Murah Tapi Membawa Penyakit

“Autoimun itu seperti mati-hidup-mati-hidup, kadang kita sehat, tapi tiba-tiba bisa sakit parah hanya dalam hitungan jam,” jelas ibu satu anak ini.

Mantan istri Ramon Y Tungka itu mengaku pada awalnya, menjalani hidup dengan autoimun membuatnya sempat merasa insecure. Ia sering dikomentari orang karena tubuhnya yang gemuk dan kondisinya yang mudah sakit setiap kali bekerja.

Minimnya riset dan teknologi fasilitas kesehatan di dalam negeri saat itu memaksanya mencari pengobatan ke luar negeri.

“Saya harus ke Singapura, Korea, California, dan kemana pun untuk berobat, karena dulu di Indonesia belum sebaik sekarang penanganan autoimunnya,” lanjutnya.

| Baca Juga: Satu Bulan Dirawat, Abdee Slank Berjuang Lawan Penyakit Autoimun

Wanita kelahiran Jakarta, 17 Agustus 1991 ini mengalami kerusakan pada 13 organ tubuhnya. Namun kini, 10 di antaranya telah pulih berkat pengobatan intensif yang dijalaninya.

Hingga kini, bintang film Purple Love ini masih terus menjalani pengobatan. Menurut Qory, dukungan dari tim medis, keluarga, serta pola pikir positif sangat membantunya menjalani kehidupan sebagai penyintas autoimun.

“Ternyata memang diri kita butuh diterima oleh kita sendiri. Kita juga harus punya mindset yang positif, makanan bergizi serta menjalankan pola hidup sehat dan rutin olah raga,” ungkapnya. (*)

Read Entire Article
Kerja Bersama | | | |