Film animasi karya anak bangsa ‘Merah Putih: One For All’ tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Kualitas animasinya yang dinilai kurang memuaskan membuat film ini menuai banyak kritik dari netizen.
Berikut ini fakta di balik film ‘Merah Putih: One For All’, dilansir dari berbagai sumber.
Angkat Tema Perjuangan
Film garapan sutradara Endiarto itu mengangkat tema perjuangan. Ceritanya tentang misi heroik mencari bendera merah putih yang hilang tiga hari sebelum HUT Republik Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus.
Hilangnya bendera tersebut mendorong delapan anak dari berbagai latar belakang budaya bekerja sama. Sayangnya mereka harus menghadapi banyak tantangan saat mencarinya.
| Baca Juga: Dikritik Habis-Habisan, Sutradara Film ‘Merah Putih One For All’ Angkat Bicara
Materi Sudah Dibuat Sejak Lama
Dilansir dari Instagram produser film Toto Soegriwo @totosoegriwo, film animasi tersebut dibuat hanya dalam hitungan bulan. Pengerjaannya baru dimulai pada Juni 2025 dan siap tayang di bioskop pada 14 Agustus 2025 mendatang.
Meski demikian, dalam wawancaranya, Endiarto menerangkan pembuatan film tersebut sudah dilakukan sejak setahun sebelumnya.
“Post pro-nya itu tiga bulan, dimulai akhir Juni 2025 dan tayang pada Agustus 2025. Tapi itu kan post pro, kalau menyangkut materi ide dan tim yang akan mengerjakan sudah dipikirkan satu tahun lebih, termasuk kita mencari tim animator,” jelasnya kepada Nyata, Minggu (10/8/2025).
| Baca Juga: Animasi ‘Jumbo’ Resmi Jadi Film Indonesia Terlaris, Ini Alasannya
Biaya Produksi Miliaran Rupiah
Dalam unggahan Toto yang lain, dijelaskan bahwa biaya pembuatan film ‘Merah Putih: One For All’ mencapai Rp6,7 miliar.
Menurut keterangan Endiarto pada Nyata, film tersebut menelan biaya produksi antara Rp5 miliar hingga Rp10 miliar. Dia menegaskan bahwa biaya tersebut tidak berasal dari pemerintah, melainkan dari Perfiki Kreasindo yang merupakan rumah produksi swasta yang berada di bawah naungan Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail.
Diduga Hasil Beli Model 3D

Biaya produksi yang mencapai miliaran rupiah dengan kualitas animasi yang dianggap kurang menarik kritik pedas dari netizen. Salah satu dari mereka bahkan menduga karakter serta asset di film animasi tersebut merupakan model 3D yang dijual bebas dengan harga $43,5 (sekitar Rp702 ribu) per model.
Sayangnya Perfiki Kreasindo belum mengkonfirmasi terkait isu tersebut. (*)
Jangan ketinggalan berita terbaru dan kisah menarik lainnya! Ikuti @Nyata_Media di Instagram, TikTok, dan YouTube untuk update tercepat dan konten eksklusif setiap hari.