Kisah Michelle Theodora, Sembuh dari Kanker Darah Setelah 100 Kali Kemoterapi

3 weeks ago 16

Sepuluh tahun lalu, Michelle Theodora berhasil melawan kanker darah atau leukimia setelah menjalani berbagai macam pengobatan, termasuk lebih dari 100 kali kemoterapi.

Wanita asal Jakarta itu didiagnosis penyakit tersebut pada November 2011 lalu. Saat itu, usianya 11 tahun.

“Pas sakit itu, tulang-tulang semuanya radang, sendi juga. Saat itu aku enggak tahu bisa jalan lagi apa enggak. Takut enggak bisa jalan selamanya,” kisahnya saat menjadi bintang tamu di salah satu acara TV pada Senin (9/6).

Gejala kanker darah biasanya meliputi mudah lelah, mudah memar dan berdarah, demam, atau nyeri tulang.

| Baca Juga : Kisah Rafael Kamal, Pembalap 15 Tahun yang Berjuang Menembus Sirkuit Dunia

Salah satu gejala yang dirasakan Michelle adalah tubuhnya mudah lelah dan rasanya selalu ingin tidur. Selain itu, kukunya juga membiru. Tapi hanya dikira kelelahan karena aktivitas di sekolah.

Penyakitnya itu terungkap saat menyapa teman di sekolah dengan menepuk pundak, lalu ditepuk balik, tiba-tiba saja tubuhnya terjatuh. Lemas dan kehilangan keseimbangan.

Michelle menjelaskan rasanya seperti keseleo pada bagian tangan dan kaki. Sudah diurut, tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda membaik.

Beberapa hari kemudian, tulang dan sendinya terasa ngilu dan nyeri. Tidak bisa berjalan, tidak bisa duduk tegak, bahkan tidur pun tidak bisa benar-benar berbaring, harus diganjal pada bagian punggung.

Dokter orthopedi mendiagnosisnya mengalami radang sendi dan rematik. Tapi setelah periksa darah, ia akhirnya dinyatakan mengidap leukimia.

| Baca Juga : Haji Tertua 2025, Nabung Rp30 Ribu Selama Bertahun-tahun

Runtuh rasanya dunia Michelle Theodora. Terlebih kedua orangtuanya. Dia bahkan sempat marah kepada Tuhan, hampir sebulan tidak mau berdoa.

Aku marah sebesar-besarnya sama Tuhan. Selama ini aku berdoa, jadi orang yang jujur, menaati firman tuhan, tapi kok aku dapatnya sakit bukan berkat Tuhan. Kok tuhan engak adil,” ujarnya.

Michelle menjalani pengobatan di Jakarta dan Singapura selama kurang lebih 4 tahun. Total lebih dari 100 kali dia menjalani kemoterapi, ada yang menggunakan infus, suntikan seperti vaksin, dan pil.

Selain itu, ada juga obat kemoterapi yang diberikan melalui injeksi intratekal, yakni disuntikkan pada sum-sum tulang belakang. Serta menjalani pengobatan radiasi.

| Baca Juga : Pelari Kanada ini Menangi Lomba Marathon Sambil Menyusui

Semua usaha Michelle Theodora berbuah manis. Dia dinyatakan sembuh pada 2015.

Ada dua hal yang membuat wanita itu bertahan dan mampu melawan penyakitnya. Pertama, melihat pengorbanan yang dilakukan oleh orangtua membuatnya terpacu untuk sembuh.

Kedua, percaya takdir Tuhan. Masih diberikan kesempatan bernafas setiap hari, dia yakin kalau perjalanannya di dunia belum selesai.

Terbukti, perjalanan hidup Michelle terus berlanjut hingga sekarang. Pada Mei lalu, dia menyelesaikan studi S2 Psikologi Profesi di Universitas Tarumanagara Jakarta. (*)

Read Entire Article
Kerja Bersama | | | |