Dikritik Habis-Habisan, Sutradara Film ‘Merah Putih One For All’ Angkat Bicara

6 days ago 8

Film animasi lokal berjudul ‘Merah Putih: One for All’ menjadi sorotan tajam warganet dan menuai kontroversi besar, bahkan sebelum resmi tayang di bioskop Tanah Air pada 14 Agustus 2025.

Kritik utama yang menghujam film ‘Merah Putih: One for All’ berawal dari trailer yang dirilis. Banyak warganet yang menyamakan visual film tersebut dengan grafis game PlayStation 2 atau animasi lawas di awal tahun 2000-an.

Kualitas film dinilai warganet jauh di bawah ekspektasi, terutama jika melihat anggaran produksinya yang fantastis yakni mencapai Rp6,7 miliar. Informasi ini diketahui publik setelah produser, Toto Soegriwo, mengunggah rincian biaya produksi di akun Instagram pribadinya.

Film animasi tersebut digarap oleh Perfiki Kreasindo. Film ini disutradarai dan ditulis oleh Endiarto dan Bintang Takari serta diproduseri Toto Soegriwo.

Sutradara Endiarto mengaku tidak masalah dengan berbagai kritik tersebut, termasuk ketika filmnya dibandingkan dengan film animasi box office ‘Jumbo’.

| Baca Juga: Enam Komedian Ini Nyanyi Lagu Meggy Z untuk Soundtrack Film ‘Kang Solah’

“Kita enggak down atau kecewa dengan berbagai kritikan dan komentar negatif. Sejak awal yang ada di pikiran kita adalah ingin memberikan tontonan animasi, dan memicu kawan-kawan agar tidak takut membuat karya animasi. Kita ingin meramaikan tontonan animasi di Tanah Air,” jelas sutradara Endiarto ketika dihubungi Nyata, Minggu (10/8/2025).

Menurut Endiarto, kualitas yang dinilai ‘di bawah’ oleh sebagian orang bukanlah kebetulan. Film ini memang dibuat sederhana agar mudah dipahami anak-anak, yang menjadi target penonton utama.

“Narasi ceritanya juga tidak terlalu sulit. Kita enggak menyasar kelas menengah atau tinggi,” tambahnya.

Keinginan untuk memberikan sajian khusus bagi anak anak di hari kemerdekaan itu telah terpikirkan sejak tahun lalu. Hanya saja karena bukan berasal dari perusahaan besar dan budget yang terbatas, oleh karena itu tidak bisa langsung terealisasi.

“Post pro-nya itu tiga bulan, dimulai akhir Juni 2025 dan tayang pada Agustus 2025. Tapi itu kan post pro, kalau menyangkut materi ide dan tim yang akan mengerjakan sudah dipikirkan satu tahun lebih, termasuk kita mencari tim animator,” jelasnya.

| Baca Juga: Gara-gara Film ‘Jumbo’, Prince Poetiray Kini Dipanggil Don

Ketika ditanya apakah ia kecewa dengan komentar negatif, Endiarto menegaskan tidak.

“Pujian dan kritikan selalu ada, karena tidak ada yang sempurna. Kami sudah tekankan ke tim, tidak apa-apa dikritik. Anggap saja ini promo gratis dari orang yang awalnya tidak tahu jadi tahu,” katanya santai.

Terkait biaya produksi, Endiarto menyebut kisaran Rp 5 miliar hingga Rp10 miliar. Dana tersebut bukan berasal dari pemerintah, melainkan dari Pekerja Kreatif Perfilman di Pusat Perfilman Usmar Ismail yang diketuai Sonny Pudjisasono.

“Kami memang kecil tapi ingin memberi sumbangsih bagi HUT Kemerdekaan RI. Kami punya semangat dan usaha, apapun yang terjadi, yang penting ada sumbangsih kami,” ucapnya.

Ia menjelaskan, biaya produksi animasi memang tinggi. Untuk animator saja, angkanya bisa di atas Rp 500 juta, belum termasuk dubber, post-production, produser, promosi, gala premier, dan lainnya. Setidaknya ada 10 orang sebagai tim inti di balik film ini.

“Kalau dihitung value-nya, sudah pasti miliaran layaknya memproduksi film layar lebar. Kurang lebihnya antara Rp5 sampai Rp10 miliar,” ujarnya.

| Baca Juga: Animasi ‘Jumbo’ Resmi Jadi Film Indonesia Terlaris, Ini Alasannya

Film Animasi ‘Merah Putih One For All’ mengisahkan delapan anak yang terpilih menjadi Tim Merah Putih untuk menjaga bendera yang akan dikibarkan pada upacara 17 Agustus. Namun tiga hari sebelum upacara bendera digelar, bendera tersebut hilang.

Tim Merah Putih yang anggotanya memiliki latar budaya berbeda-beda akhirnya bersatu dalam misi penyelamatan bendera yang hilang secara misterius.
Mereka pun memulai petualangan seru yang penuh tantangan.

Dari situ, mereka memulai petualangan seru yang penuh tantangan: menembus hutan, menyusuri sungai, melawan badai, sambil belajar mengatasi perbedaan demi satu tujuan: mengibarkan bendera di hari bersejarah.

Akhirnya Indonesia punya film yang bahkan situs bajakan pun ga sudi buat ngebajak,” ujar salah seorang warganet dalam kolom komentar official trailer film ‘Merah Putih One For All’ yang diunggah di YouTube CGV Kreasi.

Bener-bener film yang bikin masyarakat indonesia bersatu… Bersatu mengkritik,” ujar warganet lain. (*)

Read Entire Article
Kerja Bersama | | | |