Jakarta, CNN Indonesia --
Setidaknya sebanyak 15 Warga Negara Asing (WNA) asal China membuat gaduh di kawasan perusahaan pertambangan emas di Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar) akhir pekan lalu.
Mereka diduga melakukan perusakan hingga penyerangan, termasuk terhadap anggota TNI.
Setidaknya lima anggota TNI diserang dan dua kendaraan perusahaan dirusak kelompok WNA tersebut. Para pelaku berbekal senjata tajam (sajam) dan airsoft gun dalam aksinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapolsek Tumbang Titi, Iptu Made Adyana membenarkan peristiwa tersebut, namun saat ini situasi sudah kondusif.
"Sampai dengan saat ini situasi kondusif," jelasnya, Minggu (14/12) malam seperti dikutip dari detikKalimantan.
Aksi belasan WNA China itu terjadi di sekitar atau di kawasan perusahaan pertambangan emas PT Sultan Rafli Mandiri (PT SRM) di Kabupaten Ketapang. Iptu Made mengatakan pihak perusahaan sejauh ini belum membuat laporan kepolisian perusakan dan penyerangan belasan WNA China itu.
"Belum (buat laporan)," katanya.
Terkait laporan, ia menyebutkan PT SRM terkonfirmasi masih berkoordinasi tim pengacara untuk proses selanjutnya.
Terpisah, Chief Security PT SRM, Imran Kurniawan, menjelaskan penyerangan terjadi di Desa Pemuatan Batu, Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang, pada Minggu kemarin, sekitar pukul 15.40 WIB.
"Dalam aksi penyerangan ini, satu mobil dan sepeda motor perusahaan kami dirusak oleh WN China," kata Imran, Minggu.
Kronologi kejadiannya bermula pada pukul 15.30 WIB, anggota pengamanan sipil PT SRM sedang melaksanakan tugas jaga. Terlihat aktivitas penerbangan moda nirawak atau drone di sekitar area PT SRM.
Pada saat bersamaan, lima anggota TNI dari Batalyon Zeni Tempur 6/Satya Digdaya (Yonzipur 6/SD) Anjungan yang ada di lokasi ikut melakukan pengejaran terhadap pilot drone.
"Saat anggota pengamanan kami mengejar pilot drone, lima anggota Yonzipur 6/SD yang ada di lokasi kejadian karena mereka sedang dalam kegiatan LDS (latihan dasar satuan) di PT SRM. Jadi total ada enam yang mengejar pilot drone," beber Imran.
Kemudian, pada pukul 15.40 WIB, sekitar 300 meter dari pintu PT SRM, anggota pengamanan langsung menemui empat WNA yang menerbangkan drone.
"Saat anggota pengamanan kami dan anggota TNI turun dari kendaraan, tiba-tiba datang sebelas WN China lainnya. Mereka membawa empat bilah sajam dan airsoft gun serta alat setrum," kata Imran.
Para WN China ini, kata Imran, langsung melakukan penyerangan terhadap enam anggota menggunakan senjata tajam. Sebab kalah jumlah dan menghindari benturan, anggota yang melakukan pengejaran langsung berlari menuju area perusahaan.
"Yang jelas, kejadian ini terjadi setelah pihak kami mengejar pilot atau orang yang menerbangkan drone. Motif menerbangkan drone atau penyerangan belum diketahui," ujar Imran.
Akibat kejadian ini, pihak perusahaan mengalami kerugian berupa kerusakan berat pada mobil dan sepeda motor milik PT SRM.
"Anggota pengamanan kami sudah mengamankan satu sajam sebagai barang bukti. Kami pun sudah menghubungi pihak Polsek Tumbang Titi. Sudah ada anggota polsek yang datang untuk mendalami kejadian," ujar dia.
Baca berita lengkapnya di sini.
(kid/gil)

2 hours ago
2
















































