Bankir Asal Malang Satukan Sejarah dan Novel di Buku Biografi Pierre Tendean

2 days ago 7

Bankir asal Malang, Ahmad Nowmenta Putra membuat buku biografi ‘Pierre Tendean: Jejak Sang Ajudan’. Merangkum kisah hidup Lettu anumerta Pierre Andries Tendean yang menjadi korban tragedi Gerakan 30 September (G30S).

Buku sejarah mungkin kesannya berat, tapi dia membuatnya jadi lebih menarik dengan menggunakan gaya penulisan seperti novel.

Pria yang akrab dipanggil Menta itu tidak hanya menyoroti sosok perwira muda yang menjadi korban tragedi kelam Indonesia, tapi juga mengungkap sisi lain kepribadian Pierre yang cerdas, humoris dan penuh dedikasi.

Ahmad Nowmenta bukan sejarawan. Namun kecintaan pada sejarah mendorongnya menelurkan karya yang luar biasa.

| Baca Juga : Dandim 0709/Kebumen Angkat Pamor Kabupaten Lewat Buku

”Saya ini suka menulis dan suka juga sejarah. Saya mencoba mengelaborasi dua passion itu. Meski saya awalnya nggak pede untuk menuliskan buku bertema sejarah,” kata Menta memulai ceritanya kepada Nyata, di Surabaya, Sabtu (17/5) lalu.

Sejak kali pertama diterbitkan pada 2018, buku itu sudah terjual lebih dari ratusan ribu kopi versi digital di Google Play Store dan beberapa kali masuk daftar buku bestseller.

Buku setebal 200 halaman itu juga menampilkan restorasi foto-foto sejarah hitam putih Pierre menjadi lebih berwarna. Seakan membawa kembali ke masa-masa perjuangan Indonesia.

Sejak kecil, Menta terbiasa membaca buku sejarah. Salah satunya buku-buku kejadian tahun 1965. Dari situ, dia tertarik pada tujuh pahlawan yang menjadi korban G30SPKI, terutama Pierre Tendean.

| Baca Juga : Patung Prajurit Terakota di Tiongkok Dirusak Wisatawan Demi Selfie

Awalnya ia tidak berencana menuliskan kisah pahlawan revolusi termuda itu. Ia hanya membaca dan mencari informasi tentangnya.

”Ketertarikan itu baru muncul tahun 2009. Saat itu melalui Facebook, saya bergabung dalam komunitas yang terhubung dengan keluarganya. Namun saat itu saya hanya membaca-baca saja,” tuturnya.

Namun dari komunitas itu, Menta menemukan fakta menarik tentang pria kelahiran 21 Februari 1939 itu. Ternyata kisah hidupnya belum banyak ditulis dalam bentuk biografi.

”Jenderal-jenderal lain sudah memiliki biografi yang ditulis keluarga mereka sendiri. Seperti istri atau anak mereka. Tapi belum ada yang menulis buku tentang Pierre Tendean. Padahal beliau ini tokoh anak muda yang merepresentasikan dunia saya juga. Dan itu yang jadi domain saya untuk meng-embrace anak-anak muda untuk suka sejarah,” terangnya.

| Baca Juga : Ikut ‘Run It Straight Challenge’, Remaja di Selandia Baru Tewas

Panjang perjalanan Menta untuk membuat buku tersebut. Dimulai pada 2014 dengan mengumpulkan buku dan memorabilia sejarah, terutama yang berkaitan dengan peristiwa 1965.

Dia juga berkunjung ke rumah kakak Pierre Tendean, Mitze Farre (telah meninggal pada 8 Desember 2020) di Bogor.

 Dok. Padnya/NyataMenta dan Mitze Farre. Foto: Dok. Padnya/Nyata

Mendatangi keluarga Jenderal Nasution, para sejarawan hingga mendiang aktor Wawan Wanisar yang pernah berperan sebagai Pierre Tendean di film ‘Pengkhianatan G30S/PKI’.

”Saya berkunjung ke rumah kakak Pierre Tendean di Bogor. Saya meminta izin dan beliau cuma bilang gini, ’nanti kalau nulis yang baik ya’,” kenang Menta tentang pertemuannya dengan Mitze Farre.

Tapi proses itu sempat terhenti ketika Menta fokus mengerjakan skripsi dan mulai membangun karier sebagai Internal Auditor di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Dia baru melanjutkan kembali tahun 2017. Ide itu kemudian dikembangkan menjadi blueprint.

| Baca Juga : Mommy Keiks: Kisah Wanita Tangguh yang Sukses Kirim Kue Tradisional ke Luar Negeri

Larisnya buku biografi Pierre Tendean pun membuat Menta jadi influencer yang mengajak anak-anak muda mencintai dan mempelajari sejarah dengan cara yang menarik dan kekinian.

Sebagaimana yang dilakukannya melalui buku dan kanal YouTube-nya, Keep History Alive. Dia rutin mengunggah video-video wawancara dengan para pelaku sejarah, keluarga pahlawan, sejumlah tokoh bangsa serta sejumlah saksi hidup.

Read Entire Article
Kerja Bersama | | | |